Ishvara melenguh, bergerak tidak nyaman ketika merasa sentuhan dalam tidurnya. Matanya terbuka menampakkan Duke Houston yang tengah berlutut di samping tempat tidur.
"Aku membangunkanmu?" tanya sang Duke merasa bersalah atas pergerakannya menyelimuti tubuh sang istri.
Ishvara memosisikan dirinya untuk duduk namun pria itu segera menghentikan pergerakan Ishvara dengan menahan pundaknya. Dia tidak ingin mengganggu waktu istirahat istrinya.
"Tetap diam di tempatmu, aku akan berganti pakaian."
Ishvara masih diam di tempat tidurnya sambil memandangi kepergian sang suami. Entah kenapa rasanya ia sedikit gugup. Mungkinkah karena keduanya sempat terpisah selama beberapa minggu?
Tak lama kini Duke Houston kembali dengan jubah tidurnya. Ishvara menatap kedatangan sang suami dengan tatapan kosong.
"Tidurlah." Titah Asher lalu duduk di samping Ishvara yang masih dalam posisi tidur dengan membawa beberapa lembar dokumen dan buku untuk ia baca sesekali.
Ishvara masih dalam posisi membelakangi sang suami. Entah rasanya dia tidak tahu harus bersikap seperti apa. Tubuhnya terasa kaku karena ini pertama kalinya ia tidur seranjang dengan pria.
"Yang mulia." Panggilan yang dilontarkan membuat Asher melirik sekilas ke arah sang istri.
"Ada yang ingin saya bicarakan dengan yang mulia. Saya tidak tahu Anda sudah mendengarnya dari Matteo atau belum. Tetapi saya ingin membahas mengenai panti," ucap Ishvara masih tetap membelakangi suaminya.
"Beberapa hari yang lalu saya mendengar bahwa uang yang disalurkan untuk panti tidak diberikan dengan nominal yang sesuai. Apa yang mulia sudah mendengarnya?" lanjut Ishvara. Wanita itu kini membalikkan badannya dengan tatapan yang terfokus ke arah suaminya.
Asher terdiam cukup lama. Seolah menimbang-nimbang kata-kata yang akan dia ucapkan.
"Aku sudah mengurusnya."
Ishvara mengangguk paham. "Dan mungkin satu minggu yang lalu saya bertemu dengan seorang anak kecil yang datang bersama Evra. Anak itu bernama Dave, dan saya pikir Dave adalah anak dari selir Raja." Ishvara berucap spontan ketika mengingat sesuatu penting lain yang ingin dia sampaikan tanpa memerhatikan ekspresi Asher yang berubah.
Pandangan Asher yang mengarah ke dokumen kini kembali terfokus ke arah istrinya. Mendengarkan tiap kata yang keluar dari bibir Ishvara membuat salah satu alisnya terangkat.
"Dave? Aku belum pernah melihatnya."
Alis Ishvara terangkat. Bagaimana mungkin seorang Duke Houston tidak mengetahui hal-hal mengenai putra mahkota. Jika dipikirkan Raja Ventri memang seperti menyembunyikan keberadaan Dave. Mengingat pakaian yang dikenakan anak laki-laki itu ketika bertemu dengannya sangat lah sederhana, dan tidak menunjukkan bahwa dirinya berasal dari anggota kerajaan.
"Apa ada alasan tertentu Raja memilih untuk menyembunyikan putranya? Atau mungkin Raja memilih menyembunyikan putranya karena situasi tidak selalu aman. Lebih sedikit yang mengetahui wajah dari putra mahkota akan lebih baik. Benar?" Ishvara berucap sambil memikirkan kemungkinan yang bisa terjadi. Entah mengapa rasanya banyak pertanyaan di benaknya.
"Tidak. Sejak awal Raja tidak menyukai selir yang dipilih oleh Ratu," ungkap Asher pada istrinya dengan tangan yang masih sibuk membalik dokumen.
Memang benar bahwa Raja tidak menyukai selir yang dipilih oleh Ratu. Sejak 5 tahun setelah pernikahan antara Raja dan Ratu. Mereka tidak kunjung dikaruniai seorang anak. Hingga akhirnya, Ratu mengajukan seorang wanita, sebagai salah satu selir untuk Raja.
Tak menjelang lama sekitar 7 bulan setelah itu sang selir mulai mengandung Dave. Putra pertama dari Raja Ventri. Namun sayangnya selir itu menghembuskan napas terakhirnya bersamaan dengan Dave yang lahir.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Duke and Duchess
General FictionHidupnya terasa berubah dalam semalam. Ishvara terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya tengah berada di tubuh Ishvara Berenice. Yaitu tokoh utama wanita yang bukunya sempat dia baca di kehidupan sebelumnya. Kini dia harus membiasakan diri deng...