Hari pesta teh telah tiba. Ishvara menatap pemandangan dari balkon kamarnya. Posisi kastil yang berada di perbukitan membuat Ishvara bisa melihat kereta kuda yang berjalan beriringan menuju ke kastilnya.
Di depan terdapat beberapa pelayan yang siap menyambut sekaligus membantu membawakan barang-barang milik nona dan nyonya bangsawan yang akan datang. Begitupun Matteo, pria itu selalu siap menyambut tamu yang datang.
Para nona bangsawan kini diarahkan menuju taman kaca yang sudah ditata sedemikian rupa. Ketika tiba di taman kaca, Ishvara bisa melihat bahwa masih banyak kursi yang kosong. Tidak terlalu banyak yang datang mengingat Ishvara Berenice yang dahulu merupakan gadis yang jarang bersosialisasi. Namun itu tidak menjadi masalah besar. Para wanita ini sudah lebih dari cukup untuk membantu Ishvara melebarkan sayapnya di pergaulan kelas atas.
"Saya Duchess of Houston berterima kasih atas kehadiran para nona dan nyonya di pesta minum teh yang saya selenggarakan."
Ucapan sambutan yang diberikan oleh Ishvara dihadiahi tepuk tangan. Para nona dan nyonya bangsawan kini telah berkumpul, asyik berbincang ria dengan temen dekatnya. Begitupun nyonya Karrollien yang turut serta hadir dalam pesta kali ini.
"Yang mulia Duchess, selama ini kami hanya bisa menyapa dan berbincang sedikit ketika menghadiri pertemuan. Dan untuk kali ini bolehkah kami bertanya beberapa hal?"
"Ya silakan," balas Ishvara mempersilahkan salah seorang nona bangsawan bertanya.
"Selama ini kami sangat jarang, atau bahkan hampir tidak pernah melihat yang mulia Duke hadir dalam pesta. Apakah ada sesuatu yang membuatnya tidak bisa hadir?"
"Suamiku memiliki banyak pekerjaan. Seperti yang kalian tahu saat ini, dia pergi ke wilayah Timur untuk bertugas. Aku pikir dia juga tidak terlalu menyukai pesta. Makanya dia hanya menghadiri acara tertentu yang menurutnya penting." Ishvara berkata dengan senyuman tipis.
"Saya sebelumnya tidak pernah bertemu yang mulia Duchess. Ketika masih tinggal bersama Marquess Ronfold banyak orang berkata bahwa anda tidak mau menghadiri undangan pesta. Sehingga banyak yang melabeli yang mulia sebagai orang yang sombong. Saya hanya penasaran mengapa yang mulia Duchess tidak menghadiri undangan pesta dari para bangsawan," tanya nona lain yang juga penasaran dengannya.
"Sebelumnya saya bukan orang yang pandai bersosialisasi. Ketika menghadiri pesta pun saya selalu ditemani oleh ibu saya. Namun semenjak kematian beliau, saya tidak begitu yakin bisa menghadiri pesta seorang diri. Apalagi ayah saya yang memiliki banyak kesibukan juga tidak bisa selalu hadir," ucap Ishvara yakin mengingat pengalaman penting Ishvara Berenice yang pernah dia baca.
"Illerya bagaimana kabarmu. Sudah lama kita tidak bertemu," sapa nyonya Karrollien pada seorang nona yang duduk cukup jauh dari tempat duduk Ishvara.
"Terima kasih atas perhatian nyonya Karrollien."
"Bukankah itu nona Illerya, mantan kekasih yang mulia Duke Houston," bisik beberapa wanita di sebelahnya.
Ishvara bisa melihat gadis itu. Parasnya terlihat cantik, namun ada beberapa hal yang menurut Ishvara aneh. Mata Illerya terlihat kosong. Seolah jiwanya tidak berada di tempat ini. Yang dia lihat sekarang Illerya bagaikan boneka bergerak, hidup namun tak memiliki jiwa.
Entah mengapa rasanya jantung Ishvara berdegup kencang ketika gadis itu kini meliriknya dengan senyuman. Perasaan tidak nyaman terasa menjalar di tubuhnya. Tatapan Illerya benar-benar membuatnya gelisah, sangat berbeda dari tatapan orang pada biasanya.
"Illerya bisa kau ceritakan pengalamanmu menjalin kasih dengan Asher? Kupikir Duchess of Houston perlu belajar banyak darimu," pinta nyonya Karrollien pada nona Illerya seolah ingin menunjukkan bahwa Ishvara tidak sebanding dengan gadis muda itu.
Meski begitu Ishvara tidak terlalu menanggapi apa yang akan dilakukan nyonya Karrollien. Karena saat ini dia hanya penasaran dengan gadis yang duduk di depan wali suaminya.
"Nyonya Karrollien, saya rasa itu tidak sopan. Apalagi dihadapan Duchess of Houston." Illerya berucap masih dengan tatapan yang kosong dengan jari yang masing memegang cangkir teh. Setelah sempat meminumnya beberapa detik yang lalu.
"Tidak katakan saja. Aku ingin mendengar bagaimana kau menjalin kasih dengan suamiku dahulu," sela Ishvara tersenyum dengan mata yang masih menatap ke arah Illerya penasaran.
Matanya benar-benar tidak bisa berpaling dari gadis itu. Seolah ada sesuatu yang menariknya untuk terus menatap Illerya. Apakah ini yang dirasakan Asher? Jika iya selera suaminya cukup aneh.
Illerya tersenyum. "Saya menjalin hubungan sekitar satu tahun bersama. Dan itu sebelum Asher dan yang mulia Duchess menikah. Dia bukan orang yang bisa menunjukkan kasih sayang. Tapi dia adalah orang bisa membunuh dirinya sendiri demi orang yang dia cintai."
Ishvara mengalihkan pandangannya, gadis bernama Illerya benar-benar terlihat aneh. Tidak, bukan terlihat aneh lagi. Tetapi benar-benar aneh. Ia bisa merasakan ada sesuatu yang janggal di jiwa gadis itu.
"Ucapan anda terlalu berlebihan nona Illerya," Ishvara menimpali dengan nada tenang dan senyuman seolah ucapan Illerya hanya sebuah kiasan.
"Tidak. Suatu saat, dia akan mati. Menusuk dirinya sendiri karena orang yang dia cintai," ucap Illerya tersenyum dengan tatapan mata kosong ke arah Ishvara.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Duke and Duchess
General FictionHidupnya terasa berubah dalam semalam. Ishvara terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya tengah berada di tubuh Ishvara Berenice. Yaitu tokoh utama wanita yang bukunya sempat dia baca di kehidupan sebelumnya. Kini dia harus membiasakan diri deng...