XXVI

14.7K 1.2K 31
                                    

Ishvara turun dari kuda yang ia tunggangi dibantu oleh Cedric. Kepergiannya menemui Atheus yaitu penyihir satu-satunya yang berada di wilayah Houston tak membuahkan hasil.

Ishvara menatap sekeliling memastikan bahwa tak ada yang melihat kedatangannya. Wanita itu menyerahkan urusan kuda kepada Cedric.

Ishvara tersenyum tipis menatap Eria yang berlari keluar dari bangunan kecil tempat gadis itu menunggu.

"Nyonya, saya khawatir karena nyonya tidak kunjung kembali," ucap Eria cemas sambil berjalan mendekat ke arah sang Duchess.

"Yang mulia Duchess, maaf tapi sebaiknya yang mulia segera kembali ke kediaman. Takutnya ada pelayan yang tidak sengaja melihat. Sebaiknya berhati-hati," saran Cedric kepada Ishvara setelah pria itu mengikat kudanya.

Wanita itu pun segera berjalan melewati bagian samping kediaman. Dari atas terlihat sebuah bayangan di balik tirai. Asher menatap Ishvara yang berada di belakang kediaman. Ruang kerjanya yang berada di atas serta jendela besar yang dipasang dari berbagai sudut membuatnya bisa melihat seluruh aktivitas kediaman meskipun hanya berada di dalam ruang kerjanya.

Ia menatap Ishvara yang berjalan masuk ke dalam lorong, tubuh wanita itu kini hilang tertutup oleh bangunan yang ada di bawahnya.

Asher beranjak pergi meninggalkan ruang kerjanya menyusul sang istri.

•••

"Dari mana saja istriku pergi?" tanya Asher yang sudah duduk menyambut kepulangan Ishvara di dalam kamarnya.

Ishvara yang baru saja membuka pintu mencoba untuk bersikap biasa saat memasuki kamarnya. Pria itu berdiri dari posisinya mendekat ke arah Ishvara sembari mendekap tubuh istrinya dari belakang.

"Hanya berjalan-jalan," jawab Ishvara tidak terlalu panjang.

"Dengan Cedric?" tanya pria tersebut sambil tersenyum.

Ishvara menatap ekspresi wajah Asher dari pantulan kaca yang berada di meja riasnya. Apakah Asher sudah mengetahuinya?

"Saya meminta Cedric menemani berkuda. Sesekali saya pergi keluar bersamanya karena Anda sibuk. Apa yang mulia lupa?"

"Tampaknya aku perlu lebih banyak waktu. Untuk istriku," ucap pria tersebut tepat di telinga Ishvara membuat bulu halus di sekitarnya tengkuknya berdiri.

"Yang mulia, saya lelah dan ingin segera beristirahat," Ishvara memberanikan diri untuk melepaskan pelukan dari tubuh suaminya yang ia yakini kini tengah dirasuki oleh Iblis.

"Baik aku akan menemanimu malam ini. Bersihkan dulu tubuhmu," ucap pria itu lalu beranjak pergi.

Kepergiannya sontak membuat Ishvara menghembuskan napasnya lega. Sedikit sesak ketika mengetahui bahwa yang menyentuhnya tadi bukanlah Asher. Melainkan Iblis yang merasuki tubuh suaminya.

Wanita itu membuka pakaiannya dibantu dengan Eria, ia memilih menjernihkan perasaan dari banyaknya hal-hal yang dia pikirkan.

Cukup lama Ishvara menghabiskan waktu berendam di dalam bak mandi. Sungguh, dia merasa tidak suka disentuh oleh orang lain.

"Aku tidak ingin keluar," gumamnya yang didengar oleh Eria.

"Nyonya Anda tidak bisa terus berada di bak mandi."

"Eria. Bunuh aku sekarang."

"Nyonya apa yang Anda katakan?" tanya Eria khawatir dengan nyonyanya.

Kini Ishvara sudah membersihkan tubuhnya. Eria pun sudah pergi sejak tadi meninggalkan Ishvara yang masih belum siap untuk keluar dari kamar mandinya.

The Cruel Duke and DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang