Waktu berjalan terasa cepat. Ishvara tidak menyangka pesta teh akan dimulai esok lusa. Segala hal mengenai pesta teh hampir sepenuhnya siap.
Taman kaca yang semula kosong kini telah ia ubah menjadi sebuah tempat yang indah. Banyak tumbuhan baru di dalamnya. Selain itu terdapat pancuran kecil di beberapa sudut membuat suasana taman kaca terasa lebih hidup.
Kini dia menghabiskan waktunya dengan berjalan-jalan sembari melihat-lihat taman kaca, takut bila dia melupakan sesuatu. Semuanya sudah tertata rapi. Tidak ada yang kurang. Harapannya semoga besok semua bisa berjalan semestinya.
"Nyonya banyak bekerja akhir-akhir ini. Saya khawatir nyonya akan jatuh sakit," ucap Eria khawatir melihat Ishvara kembali menyibukkan dirinya di taman kaca. Gadis itu mengikuti dan berjalan tak jauh di belakang Ishvara.
"Tidak Eria aku hanya ingin memastikan. Semua persiapan sudah selesai. Aku hanya tinggal menyusun dan mendata laporan-laporan keuangan setelah ini." Ishvara berucap sambil menunjukkan senyum tipis.
"Yang mulia Duchess!" teriak salah satu pelayan. Pelayan yang berlari terburu-buru ke arahnya. Nafasnya memburu seolah dikejar sesuatu.
"Ada apa?" tanya Ishvara berusaha tenang.
"Yang mulia Duchess. N-nyonya Karrollien baru saja tiba di kediaman."
Apa ini? Ia tahu mengenai wanita bernama Karroline. Tapi Ishvara bahkan tidak menyangka wanita itu akan datang kepadanya secepat ini. Namun bukan saatnya ia diam sekarang. Ishvara bergegas melangkah pergi dari taman kaca untuk menyambut kedatangan Nyonya Karrollien seperti yang dikatakan oleh pelayannya.
Ishvara mempercepat langkahnya menuju ruang tunggu. Dari kejauhan dia bisa melihat seorang wanita dengan usia yang mungkin dua kali lipat darinya, tengah mengenakan pakaian berwarna gelap.
Ishvara berjalan mendekat sembari mempersiapkan ekspresinya diikuti Eria di belakang.
"Senang bertemu dengan anda Nyonya Karrollien. Maaf jika hanya melakukan penyambutan seadanya karena anda datang begitu tiba-tiba. Seharusnya nyonya Karrollien mengabari saya ataupun Asher terlebih dahulu agar kami dapat menyambut Anda dengan layak," ucap Ishvara dengan senyuman.
Tak lupa ia menerapkan tata Krama memberi salam dengan menekuk sedikit lututnya seperti yang dilakukan para bangsawan wanita pada umumnya
"Aku tidak harus mengatakan kepadamu jika ingin datang. Lagi pula aku lebih tahu mengenai kediaman ini darimu. Dan ingat aku masih menjadi wali dari suamimu hingga saat ini." Nyonya Karrollien berucap seolah meninggikan dirinya. Pandangan nyonya Karroline menelisik seisi ruangan tanpa memerhatikan Ishvara.
Ishvara hanya tersenyum tipis mendengar ocehan nyonya Karrollien. Dia tidak begitu tahu, tetapi bisa dipastikan bahwa wanita tua di depannya masih memiliki ikatan erat dengan keluarga dari sang suami. Dan Ishvara harus lebih berhati-hati karena dia tidak tahu wanita di depannya musuh yang sesungguhnya atau bukan.
"Kalau begitu Matteo, antaran nyonya Karrollien ke kamarnya." Perintah Ishvara melihat kedatangan Matteo. Wanita itu melirik Matteo yang berdiri sejajar dengan beberapa pelayan lainnya.
"Tidak perlu. Aku masih ingat di mana letak kamarku. Dan bersihkan dirimu segera. Tidak mungkin kau mengenakan gaun bercampur lumpur dan pupuk itu untuk menghadiri makan bersamaku. Aku tidak suka wanita yang kotor, apalagi berbau busuk."
"Ya. Sama busuknya seperti dirimu," ucap Ishvara berbisik hampir tidak terdengar.
"Apa yang kau katakan?"
"Saya mengatakan. Saya akan mengunjungi Anda nanti ketika selesai beristirahat setelah perjalanan jauh." Ishvara menjawab pertanyaan nyonya Karroline tanpa ragu. Wanita itu masih berdiri dengan mempertahankan senyuman di wajahnya.
"Silakan beristirahat," ucap Ishvara dengan ekspresi wajah yang langsung berubah ketika membalikkan tubuhnya.
Setelah mengatakan kalimat terakhir. Ishvara bergegas melangkahkan kakinya tangannya terkepal menahan kekesalan sambil meninggalkan ruang tunggu. Dia lebih memilih untuk segera pergi ke kamarnya daripada memikirkan wanita tua itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Cruel Duke and Duchess
Художественная прозаHidupnya terasa berubah dalam semalam. Ishvara terbangun dari tidurnya dan mendapati dirinya tengah berada di tubuh Ishvara Berenice. Yaitu tokoh utama wanita yang bukunya sempat dia baca di kehidupan sebelumnya. Kini dia harus membiasakan diri deng...