6. perhatian 2

2K 167 6
                                    

Saga memasuki kamar Oliv tidak dengan tangan kosong, Saga membawa sebuah baskom kecil berisikan air hangat dan kain lap kecil, Oliv bangkit dari tidurnya menatap Saga yg mulai terduduk di sebelahnya. Oliv memandangi wajah serius Saga memeras kain tersebut, Oliv seperti terhipnotis oleh ketampanan seorang Saga, beberapa detik kemudian Oliv menggelengkan kepalanya mencoba menyadarkan diri.

"Buat apaan?" Tanya Oliv akhirnya, untuk apa Saga membawa kompres?

"Buat kompres perut kamu." Jawab Saga menyodorkan kain yg baru saja dia peras.

"Lo pikir gue demam di kompres? Gila Lo kak, sok tau banget!" Kata Oliv tidak satai sedikit pun.

"Perut kamu keram kan? Yaudah di kompres dulu biar mendingan."

"Dapet ilmu darimana si kak? Seharusnya tuh air hangat di masukin ke Alat kompres itu, kalo gak ada pakek botol minum bekas gak apa-apa." Dumel Oliv.

"Ck kata Bara gak apa-apa pakek gini!"

"Gak ah basah! Males banget." Oliv menutup dirinya dengan selimut, Oliv menggerutu dalam hati, apa yg di pikirkan Saga? Dia kira ini sama kayak demam? Di kompres pakek kain basah.

Memang benar kalo lagi menstruasi cwek cepet Marah, liat aja Oliv dia sangat sensitif sekarang.

Perlahan tapi pasti Saga menyibak selimut yg menutupi tubuh Oliv.
"Mandi, habis itu saya kompres perut kamu. Nurut Oliv!" Oliv Sangat malas jika harus berdebat dengan Saga saat ini, apalagi sakit perut yg menjadi-jadi tidak biasanya Oliv sakit perut saat menstruasi.

Oliv berjalan menuju kamar mandi tanpa menghiraukan keberadaan Saga di dalam kamarnya.






"Mau ngapain sih kak!? Gak usah cari ribut deh!" Oliv kembali di selimuti kekesalan.

"Saya gak cari ribut!" Ucap Saga terkesan dingin. "Perlu saya yg Buka baju kamu?" Mata Oliv melebar, apa-apaan Saga ini.

"Gue bisa sendiri! Dasar cabul!" Oliv merampas kasar kain basah itu.

"Saya gak cabul, kamu yg gak bisa nurut." Elak Saga

"Yaudah pergi ngapain masih disini? Lo mau ngintip ya?" Saga memutar bola matanya malas. "Saya gak tertarik ngintip badan tepos kamu!"

Oliv tersentak dan menatap Saga kesal.
"Tepos?" Saga mengangguk dengan gaya coolnya. "Gue doain Lo bakal kecanduan sama badan tepos gue kak!'' Saga menelan ludahnya kasar, di dalam hatinya menggerutu, sedari tadi dia menahan mati-matian agar tidak menyerang Oliv karna tingkahnya yg gemas saat kesal.

"Simpen aja Doa kamu itu, cepet kompres!" Oliv semakin kesal karena sifat Saga yg amat kaku ini.

"Kayak gini mana mempan sok tau banget sih, yg cewek gue jadi gue yg ngerti, Lo cuma sok tau kak!" Oliv menggerutu namun tangannya tetap bergerak menaruh kain basah itu di perutnya, entah kenapa saat Oliv menggerutu di mata Saga itu terlihat sangat menggemaskan, Saga tersenyum kecil melihat Oliv yg gak berhenti ngoceh.

"Udah nih pergi deh kak gue mau tidur." Usir Oliv.

"Saya temani." Oliv menghela nafas.

"Gak usahhhh." Oliv mulai frustasi.

"Saya gak suka di bantah Oliv, cepat tidur besok kamu mulai kuliah kan?"

"Hmmm." Jawab Oliv mulai merebahkan dirinya.

Saga ikut berbaring di sebelah Oliv hal itu jelas saja membuat Oliv kembali mengagunkan dirinya.

"Lo kok tidur juga si?"

Saga tidak menjawab, Saga menarik Oliv le dalam pelukannya, namun posisinya Oliv membelakangi Saga, Saga sengaja dengan posisi itu. Tangan sang Ter ulur menyibakkan baju yg di kenakan Oliv, mata Oliv membelalak lebar dan menyentak tangan Saga, namun kekuatan Saga lebih besar dari dirinya.

"K.. kak Lo ngapain?" Saga diam. Tanyanya bergerak lembut mengelus perut Oliv, hal itu membuat bulu Oliv merinding.

"Kata Beni biar sakitnya mendingan." Bisik Saga tepat di telinga Oliv.

Oliv memejamkan matanya dia sangat suka suara lembut Saga.

"Gue gak nyaman kak." Lirih Oliv.

"Saya bukan kakak kamu." Jawaban Saga di luar konteks.

"Ck, gak usah mengalihkan pembicaraan kak!" Saga tersenyum tapi tidak bisa di lihat Oliv, iyalah kan Oliv ngebelakangin Saga.

"Saya gak bisa liat kmu sakit Oliv, saya gak akan macem-macem. Tidur." Tangan Saga tidak berhenti mengelusnya.

Oliv gak bisa di giniin tolong dia sekarang yaampun.

"Kak." Panggil Oliv dengan Suara kecil.

"Hmm?" Mata Saga yg tadinya sedikit terpejam kembali terbuka, jangan lupakan tangannya masih melakukan tugasnya.

"Lo melanggar perjanjian nomor 2." Saga menghentikan gerakannya.

"Saya hapus perjanjian itu mulai detik ini.". Hal itu jelas saja membuat Oliv tidak habis Fikir, apa? Di hapus? Segampang itu?

Oliv memutar tubuhnya sehingga menjadi berhadapan dengan Saga, Saga tersenyum kecil, apa-apaan? Kenapa Saga sangat manis saat tersenyum? Padahal senyumnya sangat tipis jantung Oliv ngereog lagi?

"Dasar gak konsisten!" Galak Oliv. Lagi-lagi Saga gemas.

Tangan Saga bergerak menyentuh rambut Oliv lembut.
"Saya gak bisa liat kamu sakit Oliv." Saga menatap mata Oliv dalam, tatapan Saga tidak setajam biasanya, tatapannya sayu.

"Kenapa?" Oliv seperti terhipnotis Sesuatu. "Tadi Lo gak peduli kan?" Oliv memalingkan wajahnya.

"Kalo saya bilang saya khawatir,kamu bakal percaya?" Tatapan Saga tidak lepas dari mata Oliv.

"Hmm" Oliv mengangguk. "Lo khawatir karna papa nitip gue ke Lo kan?"

"Itu gak penting sekarang, tidur biar cepet hilang sakit perutnya." Saga mendekap Oliv erat.

"Kak gue gak mau baper." Lirih Oliv yg masih bisa di dengar Saga.

"Gak masalah, saya suami kamu wajar baper, yg gak wajar itu kamu baper sama cwok lain." Oliv mendongak menatap Saga.

"Sadar diri, Lo udh nikah tapi masih pacaran!"

"Cemburu?" Saga menaikkan satu alisnya.

"Dih ogah banget." Oliv hendak memunggungi Saga namun dengan cepat Saga menarik pinggang Oliv.

"Bisa nurut? Tidur!" Apa ini? Oliv langsung menenggelamkan wajahnya di dada bidang Saga? Perkataan Saga bagaikan sebuah matra.

Saga tersenyum dan memeluk Oliv. Dan akhirnya mereka menjelajahi mimpi masing-masing.









































Chapternya maaf agak pendek. Maaf juga cerita gue selalu gak ber alur.😭
Buat yg masih sempet baca makasih banyak yaa, gue bakal tetep lanjuti kok walaupun gak rame.

Buat yg baca tapi gak vote! Makasih udh baca tapi vote juga dong wkwk.
Please jangan jadi pembaca gaib😭
Walaupun cerita gue jelek gue juga buatnya mikir anjir 🤣

Cerita gue simpel kok, gak butuh waktu berbulan-bulan buat castnya jatuh cinta, dan gak ada konflik berat juga biar kalian chill bacanya hehe

Dah itu aja dulu.
Makasih ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak.
Vote.
Komen.

Oke guys bye bye.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang