36. Dia kembali.

1.2K 78 14
                                    

DON'T FORGET TO VOTE.
DAN KOMENNYA.

















KALO TYPO TANDAIN AJA.






















HAPPY READING.


























Dengan ragu Rara melangkahkan kakinya, memasuki rumah yang seharusnya menjadi tempatnya menenangkan diri justru menjadi tempat yang amat tidak ingin ia datangi. Harus bertemu Ibu tirinya yang sangat membencinya.

Papanya, yang awalnya sangat menyanyinya kini sudah tidak lagi seperti itu, Ibu tirinya mempengaruhi sang Papa hingga Kini sang papa sangat membenci putrinya itu.

"Baru pulang kamu?! Jual diri di mana? Sampe tiga hari gak pulang." Tubuh Rara membeku. Suara itu adalah suara Papanya.

Tubuh Rara bergetar, bahkan Papanya berucap seperti itu padanya.
"JAWAB!" Bentak Edo, Papa Rara.

Tubuh Rara tersentak, walaupun sudah sering di perlakukan seperti ini, namun ia masih tetap terkejut.

"A.. Aku di rumah temen." Rara mendongak agar bisa menatap Tatapan Benci Edo. "Aku bukan pelacur! Kenapa Papa tega bilang Rara kayak gitu."

Bukannya kasihan melihat wajah sedih Sang anak, Edo justru berdecih.
"Wajah sedih itu, tidak bisa mengubah kenyataan kalo kamu pelacur!"

Deg.

"Rara kangen sama Papa. Rara kangen pelukan Papa, kalo emang Papa sebenci itu sama Rara, bilang Pa. Rara bakal pergi dari hidup Papa."

Edo tertegun mendengar ucapan Rara, hatinya tergerak ia memutar otaknya, benar, apa alasannya membenci Rara, putrinya sendiri. Darah dagingnya.

“Kenapa Papa benci Rara tanpa alasan.”

Edo kembali menatap Rara dengan tatapan tajam.
"Tanpa alasan?! Jika bukan karna kamu, mereka tidak akan pergi." Rara mendongak menatap Papanya, menggeleng kuat, saat itu memang salahnya namun usianya masi sangat kecil.

“Saya kehilangan istri dan anak saya karna kamu!”

Edo pergi begitu saja dengan istrinya yg bergelayutan manja, lalu menatap Rara sinis. Bukankah dia lebih cocok menjadi pelacur?

Rara mengembuskan nafasnya.
"Apa gue mati aja?"

***

Malam ini, seperti yang di rencanakan kedua orang tua mereka bahwa mereka akan bertemu untuk membicarakan pernikahan, Bara menatap Rara dengan tatapan yang sangat tajam dan dingin. Rara hanya menunduk, ia bingung harus berbicara apa.

Bara menghela nafasnya malas.
"Apa rencana lo?" katanya.

Rara mendengus.
"Mati." Ucapnya singkat.

"Terserah," Bara berdecak, memijat pelipisnya frustasi. "Satu belum kelar, nambah lagi." Bara terus memperhatikan Rara yang hanya terdiam.

"Rencana gue mau ajak Claudia ke rumah, tapi bujuk dia susah. Mana bentar lagi udah lahiran." Rara mengangkat kepalanya dan Melihat wajah stres Bara.

"Gue bantu." Tawar Rara.

Bara mendelik.
“Gak usah!”

Dengan tatapan mengintimidasi Bara menatap Rara
“Gue harap Claudia gak tau ini semua. Gue gak mau itu ngaruh ke bayinya. Begitupun sama temen-temen gue.” Peringatnya.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang