33. Luka.

1.3K 118 8
                                    

Karena chapter sebelumnya tembus 30 vote, sesuai target jadi gue update guys,
Terimakasih kalian udah mau baca book gue, kalo ada kesalahan kata atau kata yang bikin kalian tersinggung di setiap chapter yang gue up, mohon di maafkan guys. Maaf jika setiap gue up tidak sesuai sama ekspetasi kalian,
thank you. ♡♡




WARNING! JANGAN LUPA VOTE!
DAN KOMENNYA GUYS.
TARGET VOTE 30 LAGI YA, ATAU LEBIH?.


















TANDAIN KALO ADA TYPO.
























HAPPY READING.
























Hujan deras mengguyur luasnya ibu kota, Beni berdecak sebal ia paling benci mengemudi saat hujan, jika bukan karna Claudia ia tidak akan keluar rumah malam-malam begini.

"Bara sialan! Rayu cewek satu aja gak bisa, bentar lagi Claudia lahiran tapi dia belum bisa luluhin hatinya." Gerutunya sembari menyetir.

Saat akan berbelok ke kiri, Bara di kejutkan oleh seorang perempuan yang tiba-tiba berlari dan hal itu membuat Bara harus menginjak rem secara mendadak.

"Anjg!" matanya membelalak.  "Gue nabrak orang!? Duhh mati gak ya?" Dengan rasa takut Beni turun dari mobilnya tidak lupa membawa sebuah payung.

Dan ia terkejut perempuan yang ia tabrak, ah ralat yang hampir Beni trbak. Tetduduk di aspal dengan tubuh yang mengigil, penampilannya jauh dari kata baik,

Beni tidak bisa melihat jelas, karna gelap dan hujan, di tambah lagi wajah perempuan itu di tutupi rambut.

"Perempuan malem-malem gini keluyuran?  Hujan pula. Astafirullah a lazim! Jangan-jangan hantu?" Beni masih berdiri memegangi payungnya, ia ragu untuk menghampirinya.

"Tapi kalo hantu kenapa dia napak." pikirnya lagi. Ia berusaha menjernihkan pikirannya dan berdoa dalam hatinya.

"Gue harus berani!  Ada allah di sisi gue." Gumamnya. Lalu perlahan ia mendekati perempuan itu. Semakin dekat semakin terlihat, tubuh perempuan itu bergetar hebat. Bukan karna kedinginan tapi karna menangis.

Beni dengan keberanian ektra ia menepuk pundak perempuan tersebut.
"M.. Mbak?" panggilnya ragu.

Selang beberapa detik, lagi-lagi Beni terkejut. Perempuan itu mendongak menatap Beni.

Dengan cepat Beni menyamakan posisinya dengan perempuan itu.
"Ra!" Tanpa basa-basi lagi Beni melepas jaket yang ia kenakan dan menutupi tubuh basah Rara.

"Lo kenapa? Apa yang terjadi? Jawab!" Bentak Beni, Ia sangat marah melihat kondisi Rara. Pipinya memar dan Rara menangis.

"B.. Beni?" Suara Rara sangat kecil.

"Iya ini gue! Gue anter lo pulang. Bibir lo udah biru." Dengan perlahan Beni membantu Rara untuk berdiri.

"Gue gak mau pulang." Tangis Rara semakin pecah. Beni menatap Rara "Masuk dulu ke mobil." pinta Beni lembut.

Sesampainya di dalam mobil, Beni memberikan selimut untuk Rara, selimut yang sengaja ia letakkan di mobil Untuk Claudia jika ke rumah sakit.

"Dingin, pakek ini." Suruhnya. Rara menurutinya.

"Lo kenapa bisa ada di sini?  Hujan-hujanan pula! Ada apa? Pipi lo memar. Siapa?" Tanya Beni bertubi-tubi.

"Apa gue pantes cerita sama lo?" Jawaban Rara mebuat Beni kesal.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang