10. lupakan Ara

1.7K 126 7
                                    

Masih di hari yg sama,malam yg dingin dan jalan yg gelap. Saga masih mengikuti langkah Bara entah akan kemana anak ini. Bukan apa-apa Saga mengikuti Bara karna khawatir Bara masih emosi Saga takut Bara melakukan hal yg tidak-tidak walaupun Bara tidak akan melakukannya tapi tetap saja.

"Stop ikutin gue!" Bara berhenti dan berteriak.

Saga menatap Bara dengan tatapan tentang namun menusuk.
"Gak!" Tolak Saga. "Bar kita perlu ngobrol." Pinta Saga baik-baik.

Bara tersenyum miring.
"Gak penting." Tolaknya mentah-mentah.

"Ara kan? Cuma Ara yg bisa bikin Lo kayak gini!" Wajah khawatir Saga semakin terlihat.

"Gak usah ikut campur urusan gue! Tinggalin gue sendiri!"

"Gue sahabat Lo! Bar come on don't be like this." Saga memohon. "Kelarin dulu masalah Lo sama temen Oliv."

Bara terkekeh.
"Lo ikutin gue cuma buat dia! Gak mungkin Lo khawatir sama gue Sag!"

"Bisa buang dulu emosi Lo? Semenjak demen sama Ara Lo jadi beda Bar"

"Stop bawa-bawa Ara bangsat! Iya gue emang gini karna Ara!" Bara menunduk tidak di sadari oleh Saga bahwa Bara menangis.

"Gue emang kurang segalanya, Ara selalu ngelirik Lo! Ara gak pernah anggap gue ada!" Bara mengusap air matanya.

"Gue sama dia udh gak ada apa-apa jadi lo ada peluang sekarang." Saga mulai mendekati Bara.

"Gue di tolak!" Lirihnya.

Saga membeku, sekarang Saga tau alasan Bara cepat emosi, di tolak Ara dan mamanya di hina.

"Oke, itu artinya tuhan mau Lo cari yg lebih baik dari Ara. Bar Lo gak boleh lemah karena satu cwek!" Saga menghela nafas semoga Bara mendengarnya. "Masalah Mama Lo gue jamin temen Oliv bakal minta maaf." Katanya hati-hati agar Bara tidak emosi lagi.

"Gue pulang." Bara pergi meninggalkan Saga tidak menghiraukan saran Saga.

"Cewek masih banyak Bar! Bukan Ara aja!" Teriak Saga karna Bara mulai menghilang dari hadapannya. Saga menghela nafas berbagai macam pikiran melintas di otaknya, ini semua karena dirinya bukan?

******

Seperti yg Arga katakan dia akan berkunjung ke kediaman Saga dan Oliv,hari ini Arga benar berkunjung karna dia amat merindukan putrinya.

"Papa!" Teriak Oliv berlari dan langsung memeluk Arga. Arga tersenyum bahagia menerima pelukan dari sang putri.

"How are you, baby?" Arga memeluk Oliv sangat kuat.

"Seperti yg papa liat Oliv sehat, papa gimana?" Senyuman manis tidk lepas dari bibir Oliv.

"Papa baik, pipi kamu tambah tembem ya?" Arga mencubit pipi Oliv gemas. Oliv mengerucutkan bibirnya gemas. "Sepertinya Saga merawat mu dengan sangat baik." Oliv menggeleng cepat.

"Mana ada, manusia kaku kayak dia gak pernah urus aku." Katanya di buat sedih.

Arga terkekeh melihat tingkah Oliv, mana mungkin Saga tega menelantarkan Oliv.

"Kamu mau memfitnah saya di depan papa?" Suara yg terdengar lembut itu mengalihkan perbincangan Oliv dan Arga.

"Saya?" Arga heran, Saga seformal itu kalo bicara sama Oliv?

"Gue bicara apa adanya." Ketus Oliv.

"Gue?" Lagi-lagi Arga melongok, pasangan muda ini sangat unik ada yg frontal ada yg formal. "Sebentar! Kalian berbicara dengan cara seperti itu? Hei ayolah Oliv Saga suami kamu, papa maklumi kamu panggil dia Kakak tapi dengan sebutan Lo-gue? No Oliv jangan!" Oliv hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Arga beralih menatap Saga.
"Saga come on, kamu gak romantis banget, saya? Pakek aku dong! Gimana sih kalian gk sweet banget." Arga memijit pelipisnya kenapa dia yg merasa stress?

"Gimana mau ada benih-benih cinta klo cara komunikasi kalian aja kayak gitu?" Arga masih mengomel, Saga dan Oliv sama-sama tutup kuping.

"Maaf pa Saga belum terbiasa." Kata Saga pelan.

"Oke belum terbiasa tapi mulai sekarang biasakan Saga. Oliv juga jangan pakek lo-gue. Kesannya kasar tau!" Ayolah Arga seperti ibu-ibu komplek ngomel terus.

"Iya pa Oliv bakal berusaha. Lagian gak ngaruh juga lah pa! Apa hubungannya cara komunikasi sama benih cinta?"

Arga mengerjap.
"Cari di google deh hubungannya apa, ubah cara kamu manggil Saga,kamu juga Saga jangan terlalu formal."

"Iya paa."

"Udah pa ah kesini buat ngomel aja?"

"Enggak lah sayang papa kangen kalian." Arga menyengir kuda.

"Sejak kapan papa suka kangen kak Saga?" Mata Oliv memicing.

Arga sedikit gelagapan, Arga mencoba menetralkan rasa gelagapannya.
"Saga menantu papa jadi hehe papa kangen." Jawabnya.

"Gitu ya?" Arga mengangguk kaku.

Saga Sedari tadi hanya tersenyum melihat interaksi Arga dan Oliv. Meskipun keluarga mereka tidak lengkap tapi mereka terlihat sangat bahagia. Tapi siapa yg tau dan siapa sangka di balik sifat ceria Oliv menyimpan sesuatu yg membuat dirinya berfikir bahwa dia tidak pantas bahagia.

"Emm Saga, Oliv, papa nginep ya?" Arga mengerjapkan matanya seolah merayu.

Dengan antusias Oliv menjawab.
"Iya pa! Boleh banget! Olive kangen tidur sama papa!" Namun Arga menggeleng.

"Kok tidur sama papa? Sama suami kamu lah, kamu gak boleh tidur pisah sama Saga."

Mata Saga melotot baru ingat kalo dia dan Olive kamarnya terpisah. Oliv pun sama mulutnya menganga lebar dia lupa dia dan Saga terpisah.

"Yaudah kalo gituu emm papa jangan nginep."

"Yah Liv tadi boleh kok!"

"Gak boleh deh!" Oliv tersenyum memperlihatkan deretan giginya.

Bahu Arga merosot senyumannya hilang seketika "okee." Jawabnya lesu.

"Pa Saga mau bersih-bersih dulu lengket banget ambis dari kantor." Arga mengangguk dan tersenyum.

"Yaudah cepet ya Saga." Pinta Arga.






























Ayolah kawan. Gue gak ada ide lagi😭 semoga kalian tetep baca yg walaupun gak ada alurnya kayak jalan hidup gue, gak ada alurnya.😭

Ini murni ya guys yg lewat di otak langsung gue ketik.

Untuk readers ku please jangan jadi readers goib yg baca banyak tapi yg vote gak ada huee Naruto bawa aku ke Konoha 😭

Yaudah gitu aja dulu maaf kalo terlalu pendek. Jangan lupa tinggalkan jejak.

Thanks bye bye.

love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang