Bara berjalan menelusuri sepinya jalan, pikirannya kosong bahkan dia meninggalkan mobil sport miliknya di parkiran restoran. Bara memang terlihat bodoh amat dan berlagak sok kuat di depan semua orang, tapi lihatlah di tolak Ara galaunya udah tujuh turunan.
Langkahnya berhenti, memejamkan matanya perlahan. Bara tertawa miris.
"Hah." Helaan nafasnya sangat frustasi. "Baru confess udah di tolak." Gumamnya."Apa kurang gue Ra? Cinta gue besar dan tulus buat Lo, iya emang Saga lebih dari gue tapi cinta gue lebih tulus, bodoh amat sama visual dan kekayaan yg penting kan cinta." Oh ayolah jika sekarang ada Beni dan Viko pasti Bara sudah di tertawai habis-habisan.
"Oke. Ini mau Lo Ra, apapun yg terjadi gue bakal tetep berjuang."
Bara melanjutkan langkahnya mungkin dia baru ingat akan mobilnya.
Bruk
Bara sedikit meringis memenangi sikunya yg terbentur aspal. Orang yg tidak sengaja menabraknya pun sama terjatuh.
Bara membangunkan dirinya dan menatap dingin seseorang yg masih setia duduk di aspal yg terasa dingin itu.
Orang tersebut mendongak dan matanya melotot lebar. Denga cepat dia berdiri dan mendekati Bara.
"Lo?" Ucap seseorang itu lebih tepatnya seorang wanita.
Bara menekuk alisnya.
"Apa?" Katanya acuh."Lo yg nabrak gue di depan toilet kampus." Mata Claudia berbinar akhirnya dia bertemu lagi dengan lelaki yg tidk sengaja menabraknya.
"Lo salah orang." Bara masih menatap Claudia. Claudia menggeleng cepat.
"Enggak! Gue masih Inget tampang ganteng Lo!" Claudia menutup mulutnya Rapat, dia meruntuki nasibnya apa-apaan?
Bara memutar bola matanya malas.
"Murahan!" Setelah mengatakan itu Bara pergi tanpa rasa bersalah akan ucapannya.Murahan? Claudia masih diam, murahan katanya? Claudia berbalik dan berteriak.
"Heh kaku! Gue bukan cewek murahan!" Bara berhenti dan berbalik.
"Really? Kalo bukan murahan mana mungkin Lo muji cwok asing sembarangan." Semirik Bara.
"Nyesel banget gue naskir cwok kayak Lo! Bahkan saat pertama kali ketemu!" Claudia mengepalkan tangannya kuat.
Bara mengikis jarak antara dirinya dan Claudia. Dan berkata.
"See? Lo bahkan suka sama gue padahal kita gak saling kenal." Claudia mendorong Bara kasar, dan menamparnya.Tangannya bergetar hebat, emosi tentu saja di Katain murahan Cok! Padahal Bara adalah lelaki pertama yg mampu membuat hati Claudia berdebar hebat.
Bara memegangi pipinya yg nyut-nyut nyeri, memang tenaga Claudia tidak begitu besar tapi sakit juga di tampar Cok.
"Jaga ucapan Lo! Cukup tolak gue tapi jangan hina gue kayak gitu! seolah Lo tau tentang gue! Lo gak di didik ya? Supaya bisa bersikap lebih baik ke cewek?" Bara sedikit terkejut namun yg namanya Bara ya tetep ae gitu ekspresinya walaupun kaget.
"Lo udah nampar dan sekarang Lo bawa-bawa didikan?" Tatapan mata Claudia tidak kalah tajam dengan tatapan mata Bara walaupun sudah berkaca-kaca.
"Ya! Karna Lo pantes di tampar, dan juga gue udah dapet jawabannya kalo Lo emang gak di didik sama sekali!" Claudia mengusap kasar air matanya yg mulai mengalir di pipinya. "Mama Lo perempuan seharusnya Lo bisa lebih menghargai perempuan."
Rahang Beni mengeras.
"Gak usah bawa-bawa mama gue." Bentaknya.Claudia kaget namun setelah itu dia tersenyum.
"Gimana perasaan Lo kalo yg ada di posisi gue sekarang adalah Mama Lo?" Tatapan Claudia terlihat seperti menantang, seakan-akan yg dia lawan setanding dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅
Romance"Maaf." Bisik Saga dengan suara beratnya tepat di depan wajah Olivia, sebelum ia mendaratkan bibirnya dengan sempurna tepat di bibir merah mudah milik Olivia. "K..kak?" mata Olivia membelalak sempurna. Apa ini nyata? Saga mencium bibirnya? Jelas Oli...