Seorang gadis kecil menangis sesenggukan duduk di sebuah bangku taman, sepertinya dia kehilangan sesuatu. Dengan tatapan takut di melihat sekeliling, sepi, dinginnya angin menusuk sampai ke tulang-tulang.
"Hiks.. mama.." Tangis gadis itu semakin kencang karna hati sudah semakin gelap.
Srek srek
Gadis kecil itu tersentak mendengar pergerakan di sebuah semak-semak. Tubuhnya bergetar dia semakin takut.
"Mama gel takut." Gumam gadis itu sambil terisak.
"Hei anak kecil. Udah mau malem kenapa disini sendiri?" Gadis kecil itu sedikit bernafas lega ternyata yg di semak-semak adalah seorang laki-laki yg sedikit lebih besar darinya.
"Kamu gak mau jawab?" Dengan paras dinginnya anak laki-laki itu bertanya. Ekspresi gusar mulai terlihat di wajah anak laki-laki tersebut. "Buang-buang waktu." Gumamnya lalu beranjak dari tempatnya.
"Aku tersesat." Jawab gadis kecil itu dengan suara yg sangat kecil. Namun masih bisa di dengar oleh anak-anak laki-laki tersebut.
Langkahnya berhenti. Dan kembali menatap gadis itu.
"Kamu orang baru?" Gadis itu mengangguk kecil. Laki-laki itu mengulurkan tangannya. Gadis kecil itu mendongak dan menatap mata dingin laki-laki itu. Sedikit tersentak karena paras tampan bocah itu.
"Mungkin aku bisa bantu." Laki-laki menawarkan bantuan. Gadis kecil itu meraih uluran tangan laki-laki itu.
"Apa kamu Masi Inget desain rumah kamu?" Gadis itu terlihat berfikir.
"Gel inget Dikit." Jawabannya.
"Katakan."
"Rumah gel warnanya merah. Dari batu bata, tingkatnya ada tiga. Halaman depannya ada taman cantik banget." Jelas gadis itu. Laki-laki mengangguk paham.
"Kayaknya kita cari sekarang aja. Udah mau gelap." Ucap laki-laki yg berbeda beberapa tahun dari gadis itu.
Gadis kecil itu mengangguk semangat.
"Makasih ya kakak ganteng." Ucapannya tersenyum ceria."Hmm. Usap dulu ingus kamu, udah gede kok cengeng." Ledek laki-laki itu.
Bukanya malu atau gimana, gadis kecil itu justru cengar-cengir.
"Gel gak bisa." Laki-laki itu menggeleng tak habis Fikir. "Sini aku bantu." Tanpa rasa jijik laki-laki itu menanggalkan bajunya dan mengusap ingus gadis itu menggunakan bajunya."Baju kakak kotor." Gadis itu terlihat terkejut.
"Gak apa-apa. Kamu lucu." Seakan-akan baper padahal masih bocil. Pipi gadis kecil itu bersemu merah.
"Yaudah kita cari rumah kamu, mama, papa kamu pasti khawatir."
"Iya!" Gadis itu tersentak. " Gel gak izin sama mama, papa." Matanya berkaca-kaca lagi.
Laki-laki itu terkekeh gemas.
"Jangan Nangis. Kita cari rumah kamu." Gadis kecil itu hanya mengangguk.Jangan di tanya lagi se khawatir apa mama dan papa gadis itu.
Setelah beberapa jam mencari rumahnya tapi belum di temukan.
"Bener kan ke arah sini." Tanya laki-laki itu meyakinkan.
"Gel inget ke arah sini." Gadis itu mulai terisak.
"Jangan Nangis. Bentar lagi pasti ketemu kok." Laki-laki itu berusaha menenangkan Gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅
Romance"Maaf." Bisik Saga dengan suara beratnya tepat di depan wajah Olivia, sebelum ia mendaratkan bibirnya dengan sempurna tepat di bibir merah mudah milik Olivia. "K..kak?" mata Olivia membelalak sempurna. Apa ini nyata? Saga mencium bibirnya? Jelas Oli...