DON'T FORGET TO VOTE!
BUTUH KOMEN PENYEMANGAT.
JANGAN JADI BACA ELIT, VOTE SULIT GES.
TARGET VOTE 30 GES.Typo? Tandain aja.
HAPPY READING.
"Kak? Gimana kalo aku cari kerja?" Sebuah ide terlintas di otak Oliv, Saga menggeleng cepat dan menatap Oliv kesal.
"Buat apa? Uang yang aku kasi kurang?" Jawab Saga sewot.
"Kak? Kok ngomongnya gitu sih? Oliv kan cuma nanya! Kakak gak usah kayak gitu jawabnya." Oliv beranjak dan meninggalkan Saga.
"Liv?" Saga berusaha menghentikan Oliv, namun Oliv tidak menghiraukannya. Dengan gusar Saga menghela nafasnya. Mengusak rambutnya frustasi.
"Gue kenapa? Akhir-akhir ini gak pernah mikir dua kali sebelum bicara, cepet emosi bahkan karna hal sepele." Gerutunya, heran karna perubahan sikapnya.
Saga beranjak dan menghampiri Oliv.
"Sayang! Maaf bukan maksud aku jawab kayak gitu." Saga mengulum bibirnya saat melihat punggung Oliv yang bergetar, ia yakin Oliv pasti menangis.Dengan mata Berair Oliv berbalik dan menatap Saga. Dan benar tebakan Saga, Oliv menangis.
"Aku cuma bosen di rumah terus, dan aku nanya baik-baik sama Kakak. Tapi jawaban kakak tuh seolah-olah aku ini jalang! Yang hanya menerima uang setelah melayani." Ucap Oliv dengan tangis yang kencang. Mata Saga membelalak sempurna mendegar Ucapan Oliv. Hatinya seperti tertusuk mendengar pernyataan Oliv.
"Sayang! Jangan ngomong sembarangan! Kamu istri aku! Saga Albert! Bukan jalang! " Dada Saga naik turun, nafasnya memburu, marah karna Oliv mengatakan hal itu.
"Aku larang kamu kerja karna aku gak mau kamu capek, dan aku gak mau kamu jauh dari aku. Maafin aku, kayaknya ini efek karna aku capek mikirin pekerjaan kantor." Lalu Saga mendekati Oliv. Namun Oliv menghindar.
"Gimana sama aku yang Setiap hari kesepian di rumah? Kakak sibuk di kantor, aku kayak gak punya siapa-siapa kak!"
"Aku mau kerja cuma buat ngisi waktu luang! Kenapa jawabnya jahat baget sih," Oliv mengusap matanya kasar.
"Maafin aku ya?" Saga memelas. "Sayang? Aku mohon." Katanya lagi.
"Aku tidur di kamar sebelah." Saga dengan cepat menggelengkan kepalanya. Dan memeluk tubuh Oliv dari belakang.
"Jangan! Aku gak mau tidur sendiri, sayang please. Aku minta maaf."
Oliv berusaha melepaskan diri dari pelukan Saga.
"Lepas!" Galaknya."Yaudah kamu boleh kerja." Dengan sangat terpaksa Saga mengucapkannya. "Tapi jadi sekretaris aku. Di kantor Albert." Lanjutnya lagi.
Oliv melepaskan pelukan Saga dan membalikkan badannya. Menatap Saga dengan mata yang masih Basah.
"Gak mood!" Jawabnya galak. Saga tersentak, ia tertolak."Terus kamu mau kerja dimana? Aku gak mau kamu keliling cari kerja, dan harus berinteraksi sama orang lain apalagi cowok."
"Kakak kenapa sih? Dari seminggu yang lalu galak mulu! Posesif! Marahan mulu, bahkan kakak marah karna aku deket sama kak Beni!" kesal Oliv, memang benar Saga sangat aneh belakangan ini, ia cepat emosi dan marah. Dan ia juga kesal melihat Oliv sangat akrab dengan Beni.
"Aku gak suka liat kamu deket Beni, makin hari kamu sama dia makin deket, makin nempel, bahkan di depan ku pun kamu happy banget sama dia, seolah-olah aku gak ada di sana." Ayolah apa yang terjadi pada Saga, bahkan matanya mulai berkaca-kaca. Dimana Saga yang dulu.
"Aku kan udah bilang, aku udah anggep kak Beni kakak aku sendiri." Oliv membulatkan matanya.
"Kak? Kakak nangis?" Dengan cepat Saga menggeleng dan mengusap matanya kasar.
"Enggak!" Elaknya.
"Gak usah bohong." Ledek Oliv.
"Iya aku nangis! Aku cemburu! Aku gak suka! Aku juga bingung kenapa aku kayak gini." Saga menghamburkan dirinya ke dalam pelukan Oliv, dan dengan manja menciumi leher Oliv.
Oliv memejamkan matanya menahan rasa geli.
"Kak udah ih! Geli."Saga sedikit melonggarkan pelukannya.
"Cium." katanya manja."Dih, manja banget."
"Sayang cium." Rengekannya lagi.
Oliv tersenyum dan memberikan kecupan di bibir Saga. Di sela ciumannya Saga tersenyum tipis.
Dengan Gerakan cepat Saga merengkuh pinggang Oliv, enggan untuk melepaskan ciumannya, lumatan bibir saga semakin dalam, mambuat Oliv hampir kehabisan nafas. Melepasnya lalu menatap mata sang Istri.
"Aku mau." Suara Saga berubah Serak, matanya di penuhi labut gairah.
Dengan malu Oliv mengangguk, Ia langsung paham apa maksud dari Saga.
"Tapi pelan-pelan." Cicitnya.Saga tersenyum.
"Iya aku pelan-pelan." Ucapnya gembira.Dengan keras Oliv memukul lengan Saga. Membuat Saga meringis.
"Sebelumnya juga kakak bilangnya gitu, tapi mainnya kasar." kesal Oliv. Ini bukan yang kedua kalinya untuk mereka tapi, entahlah yang ke berapa kali.Saga menautkan alisnya.
"Main apa?" Ejeknya.Oliv memutar bola matanya malas. Namun ia juga malu, kenapa mulutnya blak-blakan mengatakan itu.
"Gak mood deh." hendak menjauh namun Saga lebih cepat menggendongnya."Kamu gak bisa kabur, sayang." Bisik saga lalu membawa Oliv ke kamarnya.
Malam ini hujan deras, Biarkan mereka melakukan kegiatan malam ges. Kita skip aja ya wkwk.
***
Dengan perasaan kasihan dan juga khawatir Beni menatap perempuan yang tertidur lelap di ranjang miliknya, dengan selimut tebal yang menutupi tubuhnya yang masih menggigil. Sekali mengusap pipi perempuan tersebut.
Menyisihkan anak rambut yang menutupi wajah cantiknya. Tiada hentinya ia menatap wajah cantik itu.
"Ternyata selama ini lo menderita sendiri? Di balik sifat lo itu ternyata lo punya luka yang dalam." Beni dengan perlahan mendekatkan dirinya dengan perempuan tersebut, dengan lembut ia memberikan kecupan di kening perempuan tersebut. Lalu beberapa detik kemudian ia membulatkan matanya dan menjauh.
"Astafirullah! Gue ngapain?!" Ucapnya histeris, menutup dan memukuli bibirnya.
"Astaga Beni! Bukan muhrim." Gerutunya, mengutuk dirinya sendiri.
TBC.
KOMENIN KALO KALIAN SUKA SAMA BOOK INI.Kira-kira Kenapa Saga tiba-tiba seperti itu? Dan siapa perempuan yang ada di kamar Beni? argggh gak sabar lanjut?
30 vote? Bisa?
Thanks guys bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
love story after marriage | YOSHI OF TREASURE| End ✅
Romansa"Maaf." Bisik Saga dengan suara beratnya tepat di depan wajah Olivia, sebelum ia mendaratkan bibirnya dengan sempurna tepat di bibir merah mudah milik Olivia. "K..kak?" mata Olivia membelalak sempurna. Apa ini nyata? Saga mencium bibirnya? Jelas Oli...