PROLOG

122 5 0
                                    

Selamat datang di cerita ini👐
Jika suka jangan lupa pencet bintangnya dan ikuti akun ini ya❣️
IG: _fyanxaa.wp

------------------------------

Semua berawal saat kerajaan dipusat ibu kota berada dalam masa kejayaannya. Saat itu dipimpin oleh seorang raja muda Dhoren malery, bersama dengan sahabatnya Crisstan zerbia yang kala itu menjabat sebagai panglima pedang terhebat diseluruh kerajaan.

Crisstan selalu mengunjungi sebuah kedai bir milik salah seorang warga di pasar. Disana dia mendapat banyak kecaman dari para pengunjung tetap kedai bir itu.

Yang perlahan mulai berhasil mencuci otak Crisstan untuk merebut tahta milik sahabatnya Dhoren.

"Dia tidak pantas duduk di singgasana itu, dia mencekik kami dengan pajak yang sangat mahal. Harusnya anda yang memimpin negeri ini panglima, anda sangat cocok untuk jabatan itu. Apa anda tidak sadar, bahwa dia hanya memanfaatkan anda untuk mempertahankan tahtanya saja? Anda sangat hebat panglima, akan sangat mudah untuk mengambil itu darinya. Jika anda sudah membuat keputusan, kami semua akan berada di pihak anda, panglima.."



Siang itu, Dhoren memanggil Crisstan untuk menemuinya di ruangan bawah kerajaan. Keduanya duduk saling berhadapan dengan jarak cukup dekat.

"Ada apa?" Tanya Crisstan memulai percakapan serius itu.

"Aku baru saja menemukan sesuatu dibuku ini" Dhoren mengeluarkan sebuah buku kuno dan membuka sebuah halaman yang langsung ia hadapkan pada Crisstan.

"Apa?!" Crisstan tersentak setelah membaca lembaran itu dan terlihat sangat tidak yakin dengan rencana yang di ajukan sahabatnya itu.

"Dengar, kita akan sangat kaya saat berhasil menemukannya. Kau bisa bayangkan bagaimana para rakyat jelata itu berlutut dihadapan kita dan meneriaki nama kita dengan agung. Mereka akan-"

"Dhoren!!" Teriak Crisstan seraya memukul keras meja membuat Dhoren berhenti berbicara. Wajah riang Dhoren seketika menjadi sebuah tatapan kesal pada Crisstan yang memotong pembicaraannya.

"Bagaimana kau akan ketempat itu? Bagaimana kau akan mencarinya?-" sambung Criss dengan tatapan nanar.

"Kita bisa kesana bersama Criss! Kita cari tempat itu. Kita punya buku ini, itu mudah!!" Timpal Dhoren bersikeras kembali menghadapkan buku itu pada Criss.

"Dhoren... Kau tidak ahli dalam berpedang, cukup kau tata saja kerajaan ini dengan benar! Kau terlalu gila terhadap kekuasaan" Criss mulai merendahkan nada bicaranya agar tak terjadi masalah yang lebih besar.

Fakta bahwa ia tidak pandai dalam hal pedang membuat Dhoren merasa telah direndahkan. Ia berdiri dari duduknya dan menatap tajam pada Criss yang duduk didepannya.

"Kau bertingkah seakan kau hanya peduli dengan dirimu saja, tidak kah kau memikirkan rakyatmu diluar sana? Kau seorang raja Dhoren!" Criss ikut berdiri dan memegang kedua pundak Dhoren.

Dhoren menunduk lalu perlahan menepis tangan Criss dari pundaknya. Kepalanya kembali terangkat dan mulai berkata tak pantas pada Criss.

"Aku 5 tahun lebih tua darimu, harusnya kau ikuti saja apa yang aku katakan!! Kau hanya seorang panglima, dan aku adalah seorang raja! Kau tidak pantas mengajari rajamu seperti itu!!"

"Kau terlalu egois Dhoren..." Criss sedikit berkaca-kaca melihat sikap sahabatnya itu.

"Aku tidak peduli dengan tanggapanmu itu, AKU TIDAK PEDULI JIKA HARUS MEMBUNUH SEMUA RAKYATKU SAAT INI JUGA, AKU HANYA INGIN SEMUA DUNIA TUNDUK PADAKU!!" Teriaknya sangat keras dengan tangan terkepal dan urat leher yang terlihat jelas.

"Buku ini adalah pengaruh buruk untukmu!" Criss merebut buku di atas meja dan berjalan keluar dari ruang bawah itu. Sebelum itu, Dhoren merenggut kembali buku itu dari tangan Criss dan langsung mengeluarkan pedangnya tepat di bagian leher Criss.

"Kau telah menyatakan perang Dhoren..." Ungkap Criss perlahan berjalan mundur dan meninggalkan Dhoren dengan air mata yang ia tahan.

Kepalanya benar-benar kacau saat berjalan menelusuri lorong kerajaan untuk kembali ke kedai bir langganannya.

"Apa ini akhir dari semuanya? Apa kami akan berjuang untuk saling membunuh? Bagaimana bisa dhoren yang kukenal sangat baik bisa berbicara seperti itu padaku? Kenapa harus seperti ini?"

Pertanyaan beruntun yang muncul dibenaknya itu benar-benar membuatnya terlihat seperti orang gila.

Saat memasuki kedai bir, ia langsung terduduk lesu menyandarkan kepalanya pada dinding. Semua kebingungan melihat itu.

"Anda tidak apa-apa panglima?" Tanya seorang pengunjung disampingnya.

"Kalian benar... Dhoren adalah seorang bajingan!" Ucapnya sarkas membuat semua orang disana saling menatap satu sama lain.



"Saya sengaja mengumpulkan kalian semua disini untuk memberitahu bahwa panglima kebanggaan kalian Crisstan zerbia telah berkhianat pada kerajaan ini!!" Setelah Dhoren menyampaikan pengumuman itu, semua keheningan tadi mendadak bising oleh bisikan para warga yang tak menyangka hal itu.

Disisi sudut kerumunan itu, Criss berdiri memandang Dhoren yang berdiri di mimbar tanpa sedikitpun keraguan untuk mengatakan fitnah tentang dirinya.

"Saat ini juga, saya sebagai raja dari kerajaan Alfonsa mengusir Crisstan zerbia dari kerajaan ini! Bagi kalian yang berpihak pada penghianat itu, silahkan tinggalkan bagian barat kaki gunung anora yang saat ini sedang kalian injak!!" Sambungnya

------------------------------

Happy reading...

The NastiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang