Udah siap buat baca halaman pertama?
Jangan lupa komen dan pencet bintangnya yaahhh!!
------------------------------
"Kayaknya aku harus ke kelas deh, kepala aku sakit banget" ucap seorang gadis bernama Clarissa.
"Tahan aja, bentar lagi. Nanggung" jawab temannya Tasya yang berbaris tepat disebelahnya. Jawaban itu tak mendapat respon apapun.
"Clar? Kenapa?" Suara itu terdengar menggema dan pandangan gadis itu mulai gelap. Tasya terlihat panik dan mencoba memegangi Clarissa yang mulai kehilangan kesadarannya.
Semua peserta upacara hari itu langsung menoleh pada mereka, gadis itu dibawa ke UKS dengan wajah pucat dan tubuh yang dingin.
•
•
•"Tunggu..." Ravien tiba-tiba memberhentikan kudanya ditengah jalan tepat di pinggir danau Anora.
Levaron yang berada didepannya juga berhenti dan berbalik mendekat pada Ravien. "Apa?" Katanya.
Saat menerawang kearah danau, Ravien langsung bergegas turun dari kudanya dan berlari menuju danau. Pangeran itu tanpa ragu melompat kedalam danau dan berenang ketengah untuk menyelamatkan seorang gadis yang mengapung dipermukaan danau itu.
Levaron yang masih belum mengetahui apa-apa hanya berjalan santai dengan wajah bingung menuju danau itu juga. Saat Ravien sudah sampai ditepi membawa seorang gadis asing di punggungnya, Levaron berteriak keras dan menjauh beberapa langkah.
"KAK!! ITU SIAPA?!!" Riuhnya dengan wajah terkejut dan mata melotot. Ravien tidak meresponnya dan terus mencoba membangunkan gadis yang pingsan di pangkuannya itu.
"KAU YAKIN ITU MANUSIA? BAGAIMANA KALAU ITU DEWI DANAU YANG MUNCUL UNTUK MEMBUNUH KITA?!!!" Cerocos Levaron yang terus mengguncang tubuh Ravien.
"Dia manusia dan gadis ini masih hidup, Levaron... Beri dia nafas buatan!" Mohon Ravien dengan anggukan cepat. "TIDAK!! Aku tak akan mencium gadis lain selain Elina!!" Tolaknya mentah-mentah dengan gelengan cepat.
"Kita bawa ke istana" keputusan itu ia lontarkan tanpa ragu seraya menggendong gadis asing itu menaiki kudanya. Levaron hanya mengikuti dibelakang dengan kepala yang masih bertanya-tanya asal gadis itu.
"Darurat!!!" Teriak Levaron setelah sampai di istana dan membukakan jalan untuk Ravien. Pangeran itu berlari menuju ruangan tabib istana dengan seorang gadis asing tak dikenal.
Diluar ruangan tabib, para pangeran lain sedang memperbincangkan tentang gadis itu.
"Kenapa dibawa kemari?" Sinis Arvand pada Levaron.
"Ravien merasa kasihan dan tak ingin meninggalkan gadis itu sekarat di pinggir danau" jawabnya.
"Kau yakin itu bukan jebakan yang dikirim kerajaan Amartha?" Tanya Gernio. Semua pangeran disana saling menatap lantaran cemas dengan kebenaran dari ucapan Gernio barusan.
"Gadis itu sudah sadar..." Ujar Ravien keluar dari ruang tabib dan membawakan berita itu. Semua pangeran kecuali Charles yang sudah dihantui rasa penasaran langsung memasuki ruangan itu.
Disisi lain, Clarissa yang baru saja terbangun menyadari dirinya berada ditempat yang asing. Dengan pandangan yang masih sedikit buram, ia melihat 6 pangeran berdiri berjajar didepannya dengan wajah waspada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nastira
FantasíaBercerita tentang sebuah gunung bernama Anora. Gunung yang menampung kehidupan manusia didasar kaki gunung itu. Kehidupan yang menganut sistem kerajaan. Berdiri satu kerajaan tunggal bernama kerajaan Alfonsa, kerajaan yang didirikan oleh dua bersa...