13 - Puncak gunung Anora

7 4 0
                                    

"satu kebohongan sudah cukup untuk meragukan berjuta kebenaran"

------------------------------

"Ayo"

"Hmm"

*******

"Kita ambil buku itu dulu baru kau temui rajanya" rencana Floyd saat keduanya tengah dalam perjalanan menuju negeri Amartha.

"Iya... Tapi tempat ini tidak dekat. Mungkin kita akan bermalam?"

"Tidak masalah"

"Terima kasih banyak, Floyd..." Ucap Charles dengan nada ironis.



Criss bergegas memaksakan kudanya untuk naik ke puncak gunung Anora. Saat sampai dirinya langsung dikepung oleh prajurit Nastira yang sangat banyak.

Terjadi peperangan kecil di atas gunung itu, membuat tujuan prajurit Nastira tertunda karna harus melawan Amartha.

Sesuai percakapannya dengan Criss, Dhoren mengutus prajuritnya untuk menghancurkan seluruh batu yang menutupi pintu gua di puncak gunung itu.

Criss masih dalam kepungan para prajurit Nastira yang coba membuatnya menjauh dari gua itu. Sementara yang lain sibuk menyiapkan peledak untuk menghancurkannya.

"Jangan lakukan itu!!" Teriak Criss pada prajurit yang sibuk menghidupkan peledak dibawah susunan bebatuan itu.

Dalam beberapa waktu saja, peledak itu bekerja dan semua menjauh untuk berlindung.

*DUUAARRRR
Ledakan itu menimbulkan suara yang sangat besar. Dan sedikit goncangan yang terasa disekitar hutan dekat puncak gunung itu.

Enam batu besar di pintu gua itu hancur berkeping-keping hanya dengan satu ledakan. Namun, bahan peledak itu masih belum berhenti bekerja.

Bahan peledak itu mengeluarkan semacam asap berwarna hijau yang menyebar cepat ke seluruh udara sekitar sana. Criss menyadari kalau itu adalah racun dan segera menjauh dari sana.

Criss kabur seorang diri dengan kudanya menuruni puncak gunung meninggalkan prajuritnya yang masih sibuk bertarung dengan prajurit Nastira.

Kabut yang disebabkan oleh runtuhan batu-batu besar itu membuat semuanya gelap dan raja Amartha itu tidak dapat melihat isi dari gua itu. Asap racun dari bahan peledak milik Dhoren juga membuatnya harus pergi sejauh mungkin dari tempat itu.

Secepat kudanya berlari, beberapa bola elemen terbang disampingnya dengan sangat cepat. Criss reflek menoleh ke belakang dan ia melihat bola elemen yang sangat banyak. Yang artinya tidak hanya The seven farchels kekuatan yang dimiliki gunung Anora.

Saat ia menoleh, satu bola elemen terbang menujunya dan langsung menembus tubuh pria itu. Dirinya terlempar dari kudanya dan tergeletak di tanah.

Sama halnya dengan yang terjadi pada Charles. Bola mata kanan Criss menjadi berwarna ungu gelap membuatnya merasa kesakitan hebat.

Menyadari asap racun itu mulai mendekat kearahnya, Criss memaksakan diri untuk berdiri dan berlari dengan menutupi sebelah matanya yang sangat perih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Menyadari asap racun itu mulai mendekat kearahnya, Criss memaksakan diri untuk berdiri dan berlari dengan menutupi sebelah matanya yang sangat perih.

Seluruh tubuhnya terasa sangat sakit setelah terhempas ketanah dengan cukup keras. Larinya yang cepat berhasil mengejar kudanya dan langsung melompat naik.

Di sepanjang perjalanannya, tidak ada satupun bola elemen yang terlihat. Semua seperti lenyap dan seakan sudah datang pada pemiliknya.



Floyd dan Charles berhenti melangkah saat merasakan getaran kecil dibawah kaki mereka. "Gempa?" Ucap Charles memastikan.

Namun reaksi Floyd sangat aneh. Pria itu seperti mendapat sebuah panggilan dan langsung memasang wajah cemas bukan main. Floyd lalu menoleh ke kiri mendongakkan kepalanya keatas.

Tatapannya benar-benar terkejut dan murka. Charles ikut menoleh dan melihat kabut tebal dipuncak gunung, juga puing-puing asap berwarna hijau yang menghalangi pemandangan gunung.

"Astaga!! Apa yang terjadi?" Riuh Charles.

"Ayo kesana, lihat apa yang terjadi" ajak Charles menarik tangan Floyd kearah puncak gunung. Namun Floyd dengan kasar mengelakkan tangan Charles.

Pria itu bertingkah semakin aneh dan berlari terus menuju Amartha. Charles yang keras kepala tetap gigih dengan tujuannya mengecek kondisi puncak gunung.

"Floyd!!" Teriaknya memanggil Floyd. Charles menoleh lagi kearah Floyd berlari namun, pria itu sudah tidak ada di jalurnya.

"Floyd?" Bingungnya.
Pangeran itu mencoba mengabaikan Floyd dan berlari mendaki puncak gunung. Di sisi yang berbeda, Criss juga sedang mati-matian lari dari tempat itu.

Menuju puncak gunung tidaklah mudah, apalagi bagi Charles yang hanya berjalan kaki tanpa kudanya. Rasa penasaran membawanya terus berjalan ke puncak gunung itu.



"Kondisi ayah semakin buruk, jantungnya berdetak lebih lambat" titah Hans setelah keluar dari ruang pengobatan.

Gernio dan Dierez memasang wajah cemas kala berdiri didepan ruang pengobatan itu. Namun Arvand hanya duduk tenang dengan wajah datarnya mengabaikan ucapan Hans.

Didalam ruangan itu, Dhoren ditemani oleh ratu Gistara yang duduk disebelah ranjang sang raja menantinya bangun.

"Mana Levaron?" Tanya Dierez.

"Dia pergi menemui gadisnya" jawab Gernio.

"Dierez duduklah, sudah berapa lama kau berdiri disana" pinta Arvand kala berdiri dan menarik Dierez untuk kembali duduk bersamanya.

"Kalau ayah mati, siapa yang akan menduduki tahta?" Ucap Arvand santai.

"Hentikan omong kosong mu, ayah akan sembuh" timpal Gernio memberikan tatapan sengit pada Arvand.

"Tidak perlu sungkan, siapapun tau kalian mengharapkan kematiannya" cerocos Arvand tak henti mengusik ayahnya. Semua bungkam tak bisa menjawab, termasuk Gernio.

------------------------------

------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

To be continued...

The NastiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang