Ig : _fyanxaa.wp
-------------------------------Lonceng berbunyi sangat keras dihalaman istana. Lonceng itu dipukul oleh seorang prajurit sebagai tanda darurat yang mengharuskan semua berkumpul.
Pagi itu semua berada disana termasuk menteri kerajaan dan putri mahkota Vandora. Raja berdiri dari balkon istana menghadap kebawah pada semuanya. Anehnya, Ravien juga berada di atas sana mendampingi sang raja.
"Apa lagi yang dilakukan anak jalang itu" celetuk Arvand menatap sinis. Disampingnya Dierez berdiri cemas menatap Ravien di atas sana.
"Charles raven Athanasra, secara resmi diusir dari negeri Nastira beberapa minggu yang lalu. Yang artinya, ia tidak lagi boleh menginjakkan kakinya disini sampai warga menerimanya" dengan suara lantang Dhoren mengucapkannya.
Semua menyimak menunggu raja itu melanjutkan kalimatnya.
"Sayangnya, seorang pangeran diketahui telah membantu Charles untuk masuk kedalam istana. Dan yang tak kalian sangka, pangeran itu adalah orang yang paling saja percaya" sambungnya.
"Apa? Siapa?" Bisik Hans dengan tangan yang masih menggendong Chester anjing kesayangannya.
Ravien maju selangkah untuk melanjutkan ucapan Dhoren. Tatapannya langsung tertuju pada Dierez.
"Aku melihat Charles didalam istana. Dan dia bersama... Levaron" ungkapnya langsung mengalihkan pandangan pada Levaron.
Dierez kebingungan dan mencoba membantah tuturan itu. Akan tetapi semua sudah heboh mendengar itu dan Dierez tak mendapatkan perhatian untuk berkomunikasi dengan Ravien.
"Tunggu! Apa-apaan ini! Jangan konyol. Semalam aku pergi ke pasar untuk menemui gadisku" ketus Levaron dengan suara keras meneriaki Ravien yang berada di balkon.
"Kau yakin itu Levaron?" Bisik Dhoren pada Ravien setelah melihat protes dari Levaron.
"Iya ayah, aku melihatnya jelas" jawab Ravien meyakinkan ayahnya. Disela pembicaraan itu, Ravien sempat melirik pada Dierez. Ia melihat Dierez yang coba menggerakkan tangan padanya. Ravien mencoba cuek dan sengaja mengacuhkan saudaranya itu.
"Perhatian!!" Teriak prajurit kerajaan dengan lantang. Semua kembali hening dan Levaron sedikit meneteskan air mata berharap akan mendapatkan pembelaan.
"Tindakan yang dilakukan Levaron adalah sebuah pelanggaran besar. Karna secara nyata, Charles bukan lagi menjadi bagian dari Nastira, dan dengan membantunya berada disini, itu adalah tindakan seorang penghianat!" Kecam Dhoren menaikkan nada bicaranya.
"Menteri..." Panggilnya menghadap menteri kerajaan yang berdiri tepat dibelakang para pangeran kerajaan. Menteri itu berjalan beberapa langkah dan menunduk hormat pada Dhoren.
"Yang mulia raja, menetapkan hukuman atas pelanggaran dalam keseluruhan Nastira adalah tanggung jawab saya. Jadi perkenankan saya mengecam hukuman yang pantas dalam masalah ini" izinnya mendapatkan tatapan sinis dari para pangeran.
"Tunggu... Ayah, kau butuh bukti untuk memberi Levaron hukuman" bantah Arvand dengan tatapan sinis pada ayahnya.
"Kita punya saksi mata, jadi bukti sudah tidak diperlukan lagi" jawab Dhoren.
"Pada dasarnya penghianatan adalah tindakan yang sangat kotor. Dan hukuman yang pantas adalah.... Dibunuh" ucap menteri.
"Diam!! Hentikan ini semua!! Kau akan membunuh adikku? Hah? Tidak mungkin!!" Gernio sudah kehilangan kesabarannya dan hendak menyerang menteri itu.
"Apa yang terjadi? Apa ini jaman dimana semua menggila?" Ketus Hans melepaskan anjingnya kelantai dan memegangi Gernio.
"Sungguh sistem hukum yang bodoh, semua orang juga bodoh" sambungnya berdecak melas.
Dhoren memasang wajah terkejut mendengar keputusan menterinya. Matanya sedikit linglung melihat keributan dibawah.
Prajurit mencoba melindungi menteri dari amukan Gernio. Dierez, Arvand dan Hans sekuat mungkin menahan Gernio. Sementara Levaron berdiri diam termangu menatap angin kosong.
"Keegoisan mu itu akan membuatmu kehilangan segalanya bahkan sebelum sesuatu yang ingin kau capai itu kau dapatkan"
Tuturan Criss itu tiba-tiba muncul dibenaknya, membuat Dhoren terdiam dan mulai ketakutan dengan tindakannya sendiri.
Raja itu jatuh pingsan disebelah Ravien secara mendadak. "Ayah!!" Teriak Hans yang melihat tragedi itu. Hans berlari kedalam istana menuju lantai atas.
Semua prajurit kerajaan langsung bergerak mengambil tindakan. Semua terkejut dan menyusul kedalam istana. Suasana ricuh itu menjadi semakin rapuh dan kacau.
•
•
•Rasanya seperti deja vu saat Charles bersandar dibawah pohon yang sama saat ia diusir dari kerajaannya. Namun kali ini beda, ia melarikan diri dari kerajaannya sebagai seorang penyusup.
Pangeran itu melirik semak disebelahnya yang dimana saat itu Floyd muncul dan sekarang menjadi orang yang sama-sama bertahan hidup dengannya.
"Kalau dipikir-pikir, Floyd terlalu tampan sebagai seorang gelandangan yang hidup sebatang kara. Tapi... Aku juga tak kalah tampan" gumam Charles dengan senyum kecil menghibur dirinya.
Tubuhnya yang sudah lelah terus dipaksa untuk melanjutkan perjalannya. Dengan lesu ia menaiki kudanya dan pergi kembali ke tempat Floyd.
*******
Saat membuka pintu, Floyd yang duduk di kursi langsung berdiri menghampirinya. Dengan wajah bersemangat dan antusias yang tinggi.
"Kau menungguku?"
"Tentu saja! Jadi mana buku itu?" Tanyanya.
"Tidak ada" jawab Charles sedikit menurunkan pandangannya. Ekspresi Floyd yang tadinya sangat senang menyambut Charles menjadi wajah datar yang sangat kecewa.
"Floyd... Apa kau mau membantuku?" Tanya Charles memohon.
"Apa ini tentang buku itu?"
"Eumm... T-tidak..." Charles gugup takut Floyd tidak akan membantunya.
"Bantu apa?" Dengan wajah melas.
"Temani aku ke Amartha untuk mengembalikan elemen ini"
"Tapi aku tidak akan dapat apa-apa" jawab Floyd yang terdengar seperti penolakan. Charles mulai berniat untuk membohongi pria itu agar tujuannya tercapai.
"Buku itu ada disana" ucapnya berbohong pada Floyd.
-------------------------------
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nastira
FantasyBercerita tentang sebuah gunung bernama Anora. Gunung yang menampung kehidupan manusia didasar kaki gunung itu. Kehidupan yang menganut sistem kerajaan. Berdiri satu kerajaan tunggal bernama kerajaan Alfonsa, kerajaan yang didirikan oleh dua bersa...