23 - Bangun

24 3 0
                                    

Jadi tau kan peraturan hidup?

------------------------------

*Titt
Monitor jantung di ruangan itu berbunyi. Dengan cepat dokter dan beberapa perawat masuk memastikan kondisi pasiennya.

"Tekanan darah membaik, detak jantungnya juga kembali normal" laporan sang dokter yang langsung ditulis oleh perawatnya.

"Aneh, padahal sebelumnya kondisi pasien sangat drop" timpal perawat itu. Lalu pasien yang dimaksud itu bangun seperti tidak terjadi apa-apa.

"Clar? Clarissa?" Panggil temannya yang dengan semangat membangunkan Clarissa.

"Tasya?" Sahutnya dengan pandangan kabur.

"Clarissa udah bangun!!" Bahagianya menelfon seseorang. Clarissa berusaha duduk dari posisi tidurnya.

"Ini dimana?" Tanyanya linglung.

"Rumah sakit! Kamu udah tiga minggu gak bangun-bangun tau gak?"

"Hah?" Dia cuma bisa bingung sambil mengingat kembali apa yang baru saja ia alami. Kerajaan itu dengan semua pangerannya, tidak mungkin itu hanya sebuah mimpi.

Itu terasa sangat nyata dan ia mengingat keseluruhan ceritanya. Tasya temannya yang sibuk memberi kabar kesana kemari itu dibuat bingung dengan pertanyaannya. "Tasya... Kamu tau Nastira?" Katanya.

Gadis tadi yang sedang mengoceh lebar ditelepon langsung diam dan berpikir sejenak. "Dongeng? Adekku punya bukunya" jawabnya lalu lanjut menelepon.

"Aaagghhh!! Sebenarnya ada apa sih" gumamnya seraya mengacak-acak rambutnya. Kepalanya terus berpikir memahami semuanya.

"Itu bukan mimpi" tegasnya memaksakan diri untuk berdiri. Lalu Tasya datang menghentikan sahabatnya itu.

"Ngapain? Baru bangun juga! Jangan banyak gerak ntar kenapa-napa lagi" titahnya dengan kening berkerut menasehati Clarissa.

Menyadari wajah gelisah Clarissa, Tasya kembali meletakkan ponselnya dan mendekati sahabatnya itu. "Ada apa?" Tanyanya pelan.

"Kalo aku bilang, kamu gak bakal percaya" jawabnya menaikkan suara.

"Maksudnya?"

"Aku mau liat buku adek kamu itu" mintanya dengan tatapan memohon pada Tasya.

"Ya nanti, kamu baru bangun-"

"Aku mau sekarang Tasya! Please... Ini penting"

"P-penting apanya? Itu cuma dongeng fiksi, buku anak-anak-"

"Tasya..."

"Yaudah deh ya udah..." Tasya langsung berjalan keluar dari ruangan itu untuk pulang ke rumahnya. Dengan wajah cemberut meninggalkan sahabatnya itu sendirian.

Clarissa mengambil ponsel milik Tasya yang tertinggal di ranjang tempat tidurnya. Melihat ponsel milik sahabatnya itu memiliki banyak panggilan tak terjawab.

*Mama Clarissa*
Clarissa menelpon kontak itu dari ponsel Tasya.

"Iya Tasya? Ada apa?"

"Maa..."
Satu kata itu membuat mamanya terdiam.

"Clarissa!! Itu kamu?! Pahh papa!!..."
Telepon itu menjadi berisik. Mamanya yang kegirangan memberitahu semua keluarganya.

The NastiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang