17 - Pemimpin baru

10 3 0
                                    

"karena luka tercipta dari seseorang yang kita anggap istimewa"

-------------------------------

Seorang pelayan masuk ke dapur dengan wajah tegang. Ia berkali-kali menoleh ke belakang memastikan tidak ada yang mengikutinya.

"Ada apa?" Tanya yang lain.

"Raja telah tiada.." bisik nya dengan suara pelan dan terus waspada mengawasi sekeliling. Semua memasang wajah terkejut mendengar itu.

"Berhenti bercanda!" Usik salah seorang mereka. Alice semakin terdiam menyimak pembicaraan itu. Berduka yang dimaksud Gernio tadi ternyata adalah ayahnya.

"Diluar sedang ada upacara pemakaman, kita tidak boleh keluar dari area dapur" sambungnya lagi memberikan informasi.

"Lalu dari mana kau tau ini semua?"

"Ssttt!! Aku menyelinap keluar karna penasaran"

"Beruntung kau tidak ketahuan, kalau tidak habis nyawamu" peringatannya.

"Menurutmu siapa yang akan naik tahta?" Sambil melanjutkan pekerjaannya memasak, semua saling berbincang menghidupkan suasana di dapur itu.

"Kurasa mungkin pangeran Gernio, dia yang paling mapan diantara tujuh bersaudara"

"Tetapi pangeran Charles lebih pantas untuk posisi itu, dia sangat kuat—"

"Hey! Jangan sebut namanya! Kau lupa? Pangeran Levaron harus dihukum mati hanya karna itu"

"..."

"Pangeran Levaron dihukum mati? Kenapa?" Tanya Alice ikut bergabung dalam pembicaraan itu. Namun, semua pelayan disana bersikap sinis padanya. Seakan tak menerima kedatangan gadis pemula itu.

"Kerjakan saja pekerjaanmu" sarkas nya membuang pandangan dengan wajah melas.



Upacara pemakaman telah selesai, dilanjutkan dengan upacara pengangkatan pemimpin baru. Menteri kembali menjadi pembuka dalam kegiatan itu.

"Seperti yang semua orang ketahui, kerajaan Nastira adalah kerajaan yang sangat mulia dan perlu untuk dijaga kemakmuran nya. Dan baru saja, kita kehilangan pemimpin besar kita Dhoren malery Athanasra yang sudah menghantarkan kedamaian dalam negeri ini. Membiarkan kerajaan ini berdiri tanpa pemimpin, bahkan! Dalam satu hari sekalipun. Artinya kita semua tidak menghargai apa yang diperjuangkan oleh raja Dhoren selama ini. Dengan membuat keputusan yang bulat dan persetujuan dari yang mulia ratu, raja dari kerajaan Nastira adalah Ravien cole Athanasra!"

Semua rakyat Nastira bertepuk tangan untuk Ravien yang dengan bangga melambai-lambai kearah semua orang. Dibalik itu, pangeran lain juga melontarkan tepuk tangan dengan senyum kecil.

"Dari awal rencananya sudah terbaca" gumam Arvand yang hanya duduk diam tampa bertepuk tangan. Dengan raut wajah masam yang selalu ia curahkan pada Ravien.

Gistara menebar senyum lebar kala berdiri girang memandang putranya yang sekarang adalah seorang raja. Lalu seorang prajurit datang membawakan mahkota kehormatan raja yang akan diserahkan pada Ravien.

Gistara mengambilnya lalu dengan pelan memasangkannya di kepala Ravien. Raja baru itu tak henti menebar senyumnya dengan mata sendu penuh kebahagiaan. Rasanya tidak ada lagi suasana duka yang ia rasakan.

Ditengah peresmian itu, Ravien yang berdiri di balkon lantai atas hendak menyampaikan pidato mendadak kehilangan senyumnya. Matanya menerawang jauh dengan wajah heran.

The NastiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang