"ada banyak jenis sampah di dunia ini, kau tau siapa yang terburuk? Pengkhianat"
-----------------------------
Disisi lain, Alice berdiri dibalik tiang besar istana menyaksikan semuanya. Gadis itu memberanikan diri keluar dari sana dan menghampiri Gernio dengan membawa obat untuk luka Gernio.
"Pangeran..."
"Alice... Apa kau melihat Vandora?" Tanya Gernio sembari memperhatikan Alice mengoleskan obat ke tangannya.
"Aku melihatnya pergi bersama menteri kerajaan lewat pintu belakang istana, pangeran..." Jawabnya gugup.
"Syukurlah... Bahaya jika ia tetap disini" gumam Gernio merasa lega.
*******
Charles kebingungan melihat apa yang terjadi. Kenapa Dierez berjalan kearah Floyd? Mereka tidak saling mengenal. Interaksi keduanya terlihat aneh.
Dierez lalu memberikan buku itu pada Floyd, dan menatapnya dengan raut wajah penuh kesedihan. Floyd mengambilnya dan membuka sebuah halaman yang sudah diberi penanda dalam buku itu.
Halaman yang memperlihatkan lembar kosong dengan sketsa bunga mawar. Pria itu meletakan bunga mawar ditangannya kedalam buku itu, bunga itu menyatu kedalam buku itu dan menjadi sebuah gambar tanpa wujud.
Buku itu melayang dari tangan Floyd dengan cahaya biru bersinar mengelilinginya. Dengan sendirinya buku itu tertutup rapat dan berlahan lenyap menjadi kepingan abu yang terbang ke langit lalu menghilang.
Floyd tersenyum menatap langit menanti buku itu benar-benar hilang sepenuhnya. Lalu ia kembali menurunkan pandangannya, menatap jari jemarinya yang juga mulai menghilang menjadi kepingan abu layaknya buku Alfonsa tadi.
Lalu kemudian kakinya, dan lengannya. Hingga keseluruhan tubuh pria itu menghilang ke langit. Charles terkejut dan berlari menghampiri tempat Floyd berdiri.
"Dierez... Apa-apaan itu?" Tanyanya. Dierez menebar senyum simpul dengan wajah pucat dan terlihat sangat lelah. Matanya melirik mahkota ditangan Charles yang baru saja diambil dari Ravien oleh Charles itu sendiri.
Charles lalu mengangkatnya dan memandangnya cukup lama. Pangeran itu melihat kearah Gernio, Hans, dan Arvand. Semua saudaranya itu tersenyum seraya mengangguk pelan.
Yang artinya menyetujui mahkota itu menjadi milik Charles. Namun tetap saja, pangeran sulung itu ragu dan merasa tak pantas untuk itu.
Dengan menebar senyumannya, Dierez menuntun tangan Charles untuk memasangkan itu di kepala sang pangeran sulung itu. Saat semua menyaksikan itu, rasanya benar-benar lega.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Nastira
FantasyBercerita tentang sebuah gunung bernama Anora. Gunung yang menampung kehidupan manusia didasar kaki gunung itu. Kehidupan yang menganut sistem kerajaan. Berdiri satu kerajaan tunggal bernama kerajaan Alfonsa, kerajaan yang didirikan oleh dua bersa...