Tiga minggu kemudian, Joohyun pindah ke kediaman keluarga Lee, meski pun masih dalam status percobaan. Dia pun sudah terbebas dari gips yang membungkus tangannya sejak kecelakaan nahas tersebut. Victoria memastikan barang-barang pribadi Joohyun dibawa dari rumahnya yang lama. Rumah yang menjadi tempat tinggalnya tumbuh besar tetap menjadi miliknya, begitu juga dengan seluruh harta kekayaan peninggalan orang tuanya. Semuanya akan diberikan kepada Joohyun nanti saat umurnya menginjak usia legal. Untuk saat ini, kuasa hukum keluarga Bae akan menjamin bahwa keluarga Lee (atau keluarga mana pun yang nantinya mendapat hak asuh Joohyun) tidak kekurangan suatu apa pun. Jadi sebenarnya, Joohyun terjamin secara finansial di mana pun dia berada.
Changmin dan Yeonhee tidak peduli dengan itu semua, mereka sebisa mungkin memberikan segala kebutuhan Joohyun dengan apa yang mereka miliki, tentunya sambil memastikan Joohyun mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang dia butuhkan.
Walau pun terkadang Joohyun merasa bersalah karena dia kembali mendapatkan sedikit kebahagiaan lagi, dia tidak bisa mengubahnya. Dia menyukai keluarga Lee. Yeonhee sangat baik padanya, dan bahkan wanita itu mengambil cuti beberapa hari untuk menghabiskan waktu bersamanya. Changmin juga tidak mau kalah, lelaki itu selalu berusaha pulang cepat agar dia juga bisa menghabiskan waktu bersama mereka berdua.
Victoria mengunjungi minimal dua kali dalam seminggu untuk melihat semuanya berjalan dengan lancar dan pastinya untuk memastikan Joohyun benar-benar bersama dengan orang-orang yang baik padanya.
Hari ini adalah hari yang spesial dan gadis cilik itu bangun pagi dengan senyum cerah di wajahnya. Keluarga Kang berjanji akan mengunjunginya dan mereka akan menghabiskan waktu bersama. Jadi sekarang, Joohyun sedang menunggu kedatangan mereka – kedatangan Seulgi lebih tepatnya.
"Joohyun, udah siap?" Yeonhee mengetuk pintu kamar yang sedikit terbuka. Dia menemukan gadis cilik itu sedang duduk diam di tempat tidurnya. Rambutnya yang hitam panjang dibiarkan tergerai di bahunya, dan tangannya dia letakkan di atas pangkuannya.
"Siap," Sahut Joohyun. Dia menatap Yeonhee dan tersenyum kepadanya. Senyum indah yang menghiasi wajahnya tanpa putus semenjak dia tahu dia tidak akan tinggal di panti asuhan.
"Kamu udah nggak sabar mau ketemu Seulgi, ya? Udah hampir seminggu, hmm?" Yeonhee bertanya seraya dia duduk di sebelah Joohyun, tangannya mengusap lembut punggung Joohyun.
"Iya. Aku kangen Seulgi." Joohyun menjawab jujur. Dia memang merindukan sahabatnya. Keluarga Kang pergi beberapa hari untuk mengunjungi Kakek dan Neneknya Seulgi. "Ibu Lee?"
Yeonhee tersenyum. Dia tidak mempermasalahkan Joohyun memanggilnya begitu. "Kenapa, Sayang? Kamu butuh sesuatu?"
"Nggak. Aku cuma mau nanya. Kira-kira Seulgi suka nggak sama hadiah dariku?"
"Menurutku Seulgi bakal suka banget." Yeonhee tahu ceritanya bagaimana mereka berdua bertemu untuk pertama kalinya, tetapi meski pun dia tidak tahu, orang pun akan bisa menilai betapa dekatnya Joohyun dan Seulgi. Jadi, ketika suaminya mengajak Joohyun ke mall minggu lalu, dia tersenyum sumringah ketika dia melihat Memori dengan berbagai macam gambar kelinci dan beruang. "Mereka sebentar lagi sampe. Kamu mau turun ke bawah sama aku?"
"Oke." Joohyun mengangguk. "Ibu Lee?"
"Apa, Sayang?"
"Makasih."
Yeonhee benar-benar kagum dengan orang tua kandung Joohyun. Mereka mendidiknya dengan sangat baik. Kadang rasanya dia ingin menangis haru karena menurutnya Joohyun adalah anak yang sempurna. "Sama-sama, Joohyun." Dia membelai rambutnya penuh kasih. "Nah, tuh mereka sampe!" Suara bel menyelamatkannya dari linangan air mata yang sudah menggenang. Joohyun tersenyum lebar dan dia hampir melompat turun dari kasur. "Sana." Ujarnya lembut, dan Joohyun keluar dari kamar dalam hitungan detik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Us against the world
FanficPerjalanan kisah Seulrene/Aseul sejak mereka kecil hingga dewasa. A/n: Bahasa santai. Nggak baku, tapi semoga nggak berantakan juga. Selamat membaca.