A/n: KKDS = Kisah Kasih Di Sekolah
***
"Coba tebak!" Seulgi menerobos masuk ke kamar Joohyun. Dia sedikit kehabisan napas setelah berlari dari rumahnya hanya untuk memberitahu satu kabar baik kepada sahabatnya. Sebenarnya Yunho dan Soojin melarang Seulgi untuk lari di jalan raya, tapi Seulgi sudah tidak sabar.
"Apa?" Joohyun menoleh setelah membereskan buku-buku pelajaran buat besok. Dia selalu seperti itu karena mendiang Papanya mengajari untuk 'selalu siap, jaga-jaga takut besok bangun telat'.
"Kita sekolah bareng besok!" Seulgi sekarang sudah berusia tujuh tahun dan sudah kelas satu – mau naik kelas dua SD. Joohyun delapan tahun di kelas tiga SD.
"Kan emang kita selalu pergi ke sekolah bareng." Joohyun tersenyum manis. Saat dia kelas dua dan Seulgi baru masuk sekolah, mereka selalu berangkat dan pulang bersama. Dia punya teman baru di kelas, tapi tetap saja di jam istirahat dia menghabiskannya waktunya dengan Seulgi.
"Beda," Cengiraan Seulgi semakin lebar.
"Beda gimana?" Tanya Joohyun yang sedikit bingung dengan maksud Seulgi.
"Aku lompat kelas!"
"Hah? Gimana?"
"Aku lompat kelas dua! Ayah ditelepon sekolah, katanya aku bisa masuk ke kelas kamu!"
"Yang bener?"
"Bener!" Seulgi mengangguk antusias.
"Wah hebat! Kelas tiga? Di kelasku?"
"Kelas kita dong." Seulgi berkata dengan sombong.
"Kelas kita," Ulang Joohyun sambil tersenyum senang. Tidak lama kemudian, Changmin masuk ke kamarnya. "Pak Lee udah tau duluan, ya?" Lelaki itu mengangguk. "Kenapa nggak ngasih tau aku?" Joohyun akhirnya cukup tahu jika Changmin bukan hanya guru di sekolahnya, tapi juga merangkap sebagai guru konseling sekolah.
"Aku baru ditelepon tadi sore, Joohyun. Karena keputusan akhir kan tetap ada di kepala sekolah." Jawab Changmin jujur, lalu dia menoleh ke arah Seulgi, "Dan katanya kamu anak yang cerdas!" Dia mengacak sayang rambut Seulgi.
"Iya dong! Aku dapet banyak angka 9 sama A!" Seulgi pamer dengan bangga, walau pun Changmin sebagai wali kelasnya tentu sudah tahu itu.
"Kalian berdua tuh anak-anak yang cerdas." Ujar Yeonhee seraya ikut masuk ke kamar Joohyun. "Kamu yakin bisa ngikutin pelajaran di kelas tiga?" Tanyanya kepada Seulgi.
"Pasti bisa!" Jawab Seulgi sangat meyakinkan.
"Kamu pasti bisa." Changmin tersenyum. "Orang tua kamu tau nggak kamu main ke sini?" Dia bertanya, karena Seulgi terkadang suka pergi tanpa pamit.
"Tau kok, Oom. Ayah bilang nanti mau jemput aku sebelum gelap. Aku boleh main di sini sebentar lagi ya?"
"Mau makan malam di sini sama kita?" Tawar Yeonhee. "Tante baru mau masak."
"Nggak, Tan. Ayah bilang harus udah pulang ke rumah sebelum makan malam."
"Oke, dua jam kayanya cukup, ya? Oom ngabarin Ayah kamu dulu." Ujar Changmin.
Seiring dengan berjalannya waktu, tidak hanya anak-anak mereka yang bersahabat dekat, para orang tua juga mulai menjalin persahabatan. Dimulai dari kopi atau teh tiap akhir pekan, dilanjut dengan salah satu dari mereka meminta untuk mampir ke rumah masing-masing.
"Ya udah, main yang akur, ya? Tante mau masak dulu." Ujar Yeonhee.
"Nanti kita panggil kalo Ayah kamu udah jemput." Changmin pun mengekor di belakang istrinya, meninggalkan anak-anak hanya berdua.

KAMU SEDANG MEMBACA
Us against the world
FanfictionPerjalanan kisah Seulrene/Aseul sejak mereka kecil hingga dewasa. A/n: Bahasa santai. Nggak baku, tapi semoga nggak berantakan juga. Selamat membaca.