Changmin dan Yeonhee akhirnya pindah ke Swedia, mempercayakan anak asuh mereka untuk tinggal dengan Yunho dan Soojin. Joohyun sudah menjadi ketua osis terpilih menggantikan Junmyeon dan Seulgi didaulat menjadi kapten basket putri.
Kegiatan mereka yang padat membuat tiga bulan berlalu cukup cepat untuk Joohyun dan Seulgi. Setelah ujian tengah semester, mereka akan mendapatkan libur sekolah selama dua minggu, dan Joohyun akan menghabiskan liburan sekolahnya bersama Changmin dan Yeonhee di Swedia.
"Joohyun," Junmyeon menghampirinya. Saat ini Joohyun sedang menunggu Seulgi yang masih latihan basket.
"Hei, Kak." Dia menyapanya balik dan cowok itu duduk di sebelahnya.
"Gimana progress proker kamu?"
"Aman," Jawabnya singkat.
"Ada yang susah nggak? Jangan sungkan buat minta tolong. Aku siap bantu kok."
"Nggak kok, temen-temen aku enak diajak kerja samanya. Kak Jun juga udah ngasih tau semua pas malam inagurasi kan."
Junmyeon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Dia sudah lama mendekati Joohyun namun tidak secara blak-blakan, karena cowok-cowok yang menyatakan perasaan padanya selalu berakhir dengan penolakan. Junmyeon memilih untuk berhati-hati, pelan-pelan, dan sabar. Dia ingin Joohyun 'melihatnya' terlebih dahulu.
"Kalo nanti prom night kamu dateng kan?"
"Ya dateng... kan panitia, Kak."
"Maksudnya –"
"Hyun!" Seulgi berlari menghampiri mereka, "Sori lama. Coach bikin program latihan baru. Mau copot nih tangan sama kaki aku. Pijitin, Hyuuun..." Dia merengek manja, masih belum menyadari ada Junmyeon di sana.
"Hai, Seulgi." Junmyeon menyapanya sambil melambaikan tangan.
"Eh, ada Kak Jun." Seulgi nyengir dan menyapanya balik.
"Kamu udah selesai?" Tanya Joohyun.
"Udah, ini mau ganti baju. Tas aku mana?" Dia meminta tas olahraganya yang dititipkan ke Joohyun sebelumnya.
"Nih," Joohyun memberikan tasnya. "Itu pipi kamu kenapa? Coba sini dulu." Ujarnya setelah melihat sesuatu di pipi Seulgi. Tangannya otomatis menangkup wajah Seulgi, lalu jempolnya mengusap noda kemerahan di pipinya. "Ini kenapa?"
"Kenapa emangnya?" Seulgi malah balik bertanya.
"Kaya kecakar gitu, merah banget. Nggak perih emangnya?"
"Nggak kerasa apa-apa." Ujarnya santai. "Aku ganti baju dulu ya." Dia menyambar tas olahraganya dan berlari menuju ruang ganti.
"Gi!" Joohyun memanggilnya, namun Seulgi hanya melambaikan tangan, membuatnya berdecak sebal. "Duluan ya, Kak."
"Loh, Joohyun mau ke mana?"
"Nyusul Seulgi. Anak itu suka ceroboh nyimpen barang-barangnya. Ada aja yang ketinggalan kalo bukan aku yang ngingetin."
"Ya udah, ayo bareng." Ajak Junmyeon.
"Kak Jun mau ke kamar ganti cewek?"
"Nggak lah," Dia tertawa. "Aku mau ke toilet."
Di sekolah mereka memang ada toilet hampir di setiap sudut di tiap lantainya (ada tiga lantai). Hanya saja ruang ganti tim basket putri ada di ujung lorong lantai satu, jadi sebenarnya Junmyeon bisa saja ke toilet yang di depan, bukan yang di ujung. Joohyun tidak tahu saja maksud terselubung cowok itu. Junmyeon hanya ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya.
Joohyun meninggalkan mantan ketua osis itu dan segera menuju ke ruang ganti tim basket putri. Di sana sudah ramai dengan rekan satu tim Seulgi, mereka sudah terbiasa dengan kehadiran Joohyun di sana. Mereka juga benar-benar menganggap serius ucapan Seulgi jika Joohyun adalah manajer pribadinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Us against the world
Fiksi PenggemarPerjalanan kisah Seulrene/Aseul sejak mereka kecil hingga dewasa. A/n: Bahasa santai. Nggak baku, tapi semoga nggak berantakan juga. Selamat membaca.