02. FLORIST

194 7 0
                                    

Erika sedang duduk di atas kursi kantin, padahal jam pelajaran sedang di mulai. Tapi, saat ini hal tersebut tidak penting baginya. Erika masih penasaran, apakah ini benar-benar terjadi? Benarkah ia berada di masa lalu? Tapi, bagaimana mungkin?

"Apa karena gue bakar bunga itu?"

"Tapi mana bisa gitu, anying!"

"Wah, pasti ada sesuatu nih disini."

"Woi, balikin gue kemasa depan! Gue lupa manasin nasi buat Papa!" Erika berteriak layaknya orang gila. Sampai-sampai ibu kantin sempat terkejut dan terheran-heran dengan sikap wanita itu.

"Kompor udah gue matiin belum, ya?" ucap Erika lirih sambil menggaruk kepalanya. Sial, ia masih tidak percaya jika semua ini bisa terjadi.

"Tunggu, tunggu,"

"Kalau gue balik ke masa lalu, itu artinya gue bukan pelatih lagi?"

"NGGAK BISA, NGGAK BISA!"

"PAPAAAAA!! ERIKA MAU PULANGGG!!" Erika mulai frustasi. Setelah ini ia harus menerima kenyataan, dimana ia harus mengulang masa-masa pahitnya sebagai seorang Atlet.

Wanita itu menelungkup kan wajahnya di atas meja kantin. Sampai tiba-tiba Olif datang untuk menyusul nya. "Woi, Erika!"

Erika terkejut sampai bangun dari posisi duduknya. Ia menatap Olif was-was, sedikit menjauh dan memberi tatapan curiga. "Siapa lu?!"

"Nanya mulu lu kayak wartawan. Gue Olif, dongo! Lu kenapa, sih?!"

"Alah, bohong kan lu. Mana ada mayat bisa hidup lagi."

"Sialan, Doa in gue mati mulu lu! Sini nggak lu!" Olif dibuat marah karena tingkah Erika yang terlihat aneh. Ia mencoba melempar tisu yang ada di atas meja kantin ke arah Erika, namun sasarannya selalu terpeleset.

"Udah, woi! Gue capek!" Erika mengangkat kedua tangannya pertanda menyerah. Olif pun menyudahi lemparan tisu terakhirnya.

"Oke, gue percaya kalau lu bukan mayat. Tapi, izinin gue pegang tangan lu sekali." pinta Erika masih sedikit takut.

"Mau ngapain lu? Nggak doyan cewek gue."

Plak

"Siapa juga yang doyan sama lu!" niatnya ingin memegang tangan Olif seketika pupus. Erika malah reflek menggeplak kepalanya lumayan keras sampai Olif meringis kesakitan. "Sakit, bego!"

"Lah, nggak tembus pandang ternyata." gumam Erika heran.

"Lu pikir gue makhluk halus?! Lagian lu ngapain, sih?!"

Erika segera menarik tangan Olif untuk kembali duduk di salah satu kursi kantin. Wanita itu menatapnya dengan sangat serius, sampai membuat Olif kebingungan. "Mau ngapain lagi?"

"Syuttt, ini rahasia kita berdua." kata Erika pelan.

"Apaan?"

"Sebenarnya..." ucap Erika menggantung sembari melihat situasi.

"Sebenarnya apa? Sebenarnya lu suka sama gue?"

"Bukan! Di bilang gue nggak doyan sama lu!" sentak Erika kesal.

"Terus apaan?"

"Sebenarnya gue dari masa depan."

Kedua wanita itu terdiam, tapi tiba-tiba saja Olif tertawa terbahak-bahak mengenai pernyataan konyol Erika barusan. "Kalau lu dari masa depan, berarti gue dari masa
kerajaan Ratu Kidul. Hahahaha, ada-ada lu."

"Gue serius, Olif!" Erika masih meyakinkan Olif bahwa yang ia katakan tadi bukanlah kebohongan.

"Oke, oke. Kalau lu dari masa depan, gimana kehidupan gue di masa itu?"

BISIKAN SEMESTA || THROWBACK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang