15. UNIVERSE WHISPERS

35 1 0
                                    

"Makasih ya buat malam ini, walaupun endingnya kita nggak jadi nonton, hahaha." Erika terkekeh di tengah-tengah perjalanan mereka. Mereka pulang tanpa menggunakan transportasi. Motor Ardian masih berada di parkiran kampus sangking panik nya setelah melihat jam yang menunjukkan pukul setengah sembilan. Daripada Ardian harus menghampiri motornya lebih baik ia berlari untuk menemui Erika. Ya, walaupun Erika harus muring-muring dulu. Tapi, Ardian sadar Erika marah karena kesalahannya.

"Harusnya Kakak yang bilang makasih ke Erika. Maaf, karena Kakak kita nggak jadi nonton, padahal Kakak yang ngajak, Kakak juga yang telat." sesal Ardian.

"Nggak perlu minta maaf Kak Ian, yang penting malam ini kita sama-sama happy!" setelah mengatakan itu, Erika kembali diam. Mereka masih sama-sama canggung. Hanya ada suara angin malam dan beberapa kendaraan yang masih melintas.

"Erika," akhirnya Ardian buka suara.

"Iya?"

"Kakak boleh tanya soal cowok itu nggak?"

"Cowok mana lagi, Kak Ian?"

"Cowok yang tega ninggalin Erika nikah." Erika menatap Ardian cukup lama. Melihat wajahnya yang tampak kebingungan, Erika pun tersenyum simpul. "Yakin? Nggak bakal cemburu, nihh?"

"Nggak, Kakak mau jadiin hal itu sebagai pelajaran, supaya Kakak bisa lebih memahami Erika dari luka-luka yang pernah Erika rasa in sebelumnya."

Erika mengangguk. Meng'iya'kan permintaan Ardian. Entah apa reaksi Ardian setelah mendengar nya, yang jelas-jelas Erika sedang menceritakan tentang dirinya sendiri di masa depan.

"Oke, kalau gitu. Jadi panggil aja cowok itu An. Dia lembut, dia nggak pernah kasar sama Erika, dia selalu berusaha membuat Erika tersenyum. Setiap hari dia selalu nyemangatin Erika latihan. Dia selalu peluk Erika lama bangettt! Sayangnya dia selalu membawa masa lalu nya kedalam cerita yang sedang kita buat. Kurangnya An adalah dia nggak bisa bertindak tegas. An masih suka labil, masih suka memperlakukan masa lalu nya seperti memperlakukan Erika. Bahkan, dalam waktu yang bersamaan dia pernah muji Erika dan cewek itu cantik."

"Cewek mana yang nggak cemburu ngeliat cowok nya muji cewek lain di depan publik? Kakak kalau jadi Erika pasti juga marah. Sedangkan wanita itu, bersikap seolah Erika bisa memaafkan perlakuannya, terus mencari-cari perhatian An sampai dia merasa puas. Waktu itu Erika belum berani gertak, Erika cuma diam aja, Erika ngalah, supaya Erika dan An nggak berantem."

"Tapi, ternyata diam nya Erika nggak buat mereka sadar. Karena udah terlanjur kesal Erika minta selesai detik itu juga. Ya, walaupun sebelumnya kita emang nggak punya hubungan sih. Tukang lawak emang Erika, cemburu sama orang yang jelas-jelas bukan milik kita. Dan nggak lama Erika dapat undangan pernikahan mereka, antara An sama masa lalunya."

Erika mempersingkat ceritanya. Setelah itu kembali menatap Ardian untuk melihat reaksi nya. Wajah Ardian terlihat kesal, sampai membuat Erika ingin tertawa dan menampar pipinya.

"Jahat banget tuh cowok. Kalau dia ada disini udah Kakak habisin. Bisa-bisanya nyakitin cewek se-baik dan se-tulus Erika?" celetuk Ardian tidak terima.

"Perasaan manusia kan mudah di bolak-balik, Kak Ian."

"Tapi, nggak bisa gitu dong! Harusnya An bisa bertindak tegas. Blok semua sosmed mantannya itu, bilang ke cewek itu kalau dia udah punya Erika, nggak usah pakai muji-muji mantannya segala. Apa susahnya coba?"

"Kenyataannya emang sesusah itu kan, Kak?" batin Erika. Namun, mulutnya hanya bisa berkata, "Udah ah, kok jadi Kakak yang kesel."

"An bikin Kakak kesel, sih! Tenang aja Erika, Kakak bakal berusaha untuk bisa buat Erika bahagia terus." katanya. Erika juga berharap hal itu bisa menjadi kenyataan.

BISIKAN SEMESTA || THROWBACK ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang