Erika masuk kedalam kamar asramanya sambil tersenyum lebar. Selain karena ia berhasil masuk ke dalam gedung asrama tanpa di ketahui oleh Bu Rima, Erika juga bahagia karena malam ini sudah menghabiskan banyak waktu bersama Ardian.
Erika berjingkrak-jingkrak salah tingkah, Olif yang menatap itu sungguh penasaran dengan apa yang baru saja Erika lakukan. "Kenapa lu? Dari mana aja? Jam segini baru balik ke asrama, untung nggak ketahuan Bu Mirna."
"Habis ketemu jodoh." jawab Erika asal, setelah itu berbaring di atas kasurnya. Olif yang mendengar itu reflek menghampiri Erika untuk mengintrogasi. "Lu lagi jatuh cinta, Ka?"
"Kayaknya gue bukan jatuh cinta lagi, deh, Lif. Kalau yang ini, sih, udah cinta mati."
"Sama siapa?!" tanya Olif exanted.
"Kamal, ya?!" tebakan pertama Olif membuat wajah Erika yang awalannya berseri-seri menjadi datar. "Gila, lu! Bukan!"
"Terus? Jangan bilang lu suka sama Kak Farras?!"
"Nggak selera gue."
"Kak Tio?"
"Nggak suka modelan Om-om."
"Kak Abi?"
"Lu tahu, kan, kesabaran gue setipis tisu?"
"Iya sih, nggak mungkin kalau Kak Abi. Oh, gue tahu!"
"Siapa, siapa?" kali ini gantian Erika yang sangat semangat mendengar tebakan Olif. Wanita itu mendekati sahabatnya sambil tersenyum garing.
"Nalendra!"
"Salah, bego!" Lagi-lagi jawaban Olif membuat mood nya berubah. Erika memutar bola matanya jengah. "Gue lagi jatuh cinta sama Kak Ardian, untuk kesekian kalinya."
"What?! Lu serius suka sama Kak Ardian?!" teriak Olif tepat di samping telinga sahabatnya. Erika memasukkan jari kelingking nya ke dalam lubang telinga saat merasakan ada suara dengungan akibat dari teriakan Olif. Namun, setelah itu Erika kembali fokus menatap wanita di sampingnya. "Menurut lu kalau gue nikah sama dia, enaknya di gedung atau di rumah gue?"
"Hahahaha, dasar tukang halu! Palingan Kak Ardian nikah sama orang lain." ejek Olif, tapi nyata. "Dukung gue, dong! Walaupun kenyataannya dia emang nikah sama cewek lain, tapi, gue bakal berusaha supaya peristiwa itu nggak akan terjadi."
"Tapi, tunggu, lu tadi bilang untuk kesekian kalinya? Emang nya sebelum itu lu udah pernah jatuh cinta sama dia? Padahal yang gue tahu, kalian baru beberapa hari kenal."
"Yehhh... Y-T-T-A aja, sih." jawab Erika dengan tatapan sombong.
"YTTA, itu apa?"
"Gini nih, kalau hidup di jaman jadul. Nggak gaul lu, mah."
"Gue baru dengar kata-kata itu."
"Artinya, yang tahu-tahu aja, yahahaha." Erika tertawa dan melempar bantal kecilnya ke arah Olif. Erika bangun dari atas kasurnya, mendengar celotehan Olif yang kembali melantur. "Dasar! Tapi, lucu sih jadinya. Lu sama Kak Ardian, gue sama Kak Farras."
Erika menggelengkan kepalanya pelan. "Udah ah, jangan ajak gue halu mulu. Mau mandi dulu, deh."
"By the way, bunga ini kenapa lu bawa ke asrama, Ka?" tanya Olif saat baru melihat ada satu tangkai bunga mawar yang sengaja Erika bawa dari rumahnya. Langkah Erika menuju kamar mandi terhenti, lalu menoleh untuk memperhatikan bunga mawar tersebut. "Oh, itu sengaja gue bawa kesini, supaya gue bisa mantau aja."
"Tapi, tunggu, kelopak bunganya ada yang kering, gue cabut ya."
"OLIF, JANGAN!!"
Tangan Olif reflek mencabut kelompok bunga mawar itu bersamaan dengan tubuh Erika yang tiba-tiba merosot karena jantungnya terasa sangat sakit, rasanya seperti jantung itu telah di ambil paksa dari dalam tubuhnya. Melihat Erika yang kesakitan membuat Olif panik. "Erika, lu kenapa?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BISIKAN SEMESTA || THROWBACK ✓
Teen Fiction"Aku ingin mengulang waktu itu." Kalau saja kalimat dan keinginan itu tidak muncul di benaknya, pasti semua ini tidak akan terjadi. Erika Ayuningtyas, seoarang mantan Atlet Nasional yang bekerja di pusat keolahragaan. Memiliki banyak cerita, banyak...