JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DAN VOTE JIKA INGIN CERITA INI MEMILIKI CHAPTER PANJANG
💜💜💜
Happy reading guys😘
setelah melihat langsung proyek pembangunan cabang perusahaan barunya di Busan, Jungkook langsung bergegas nemuju restoran yang akan ia gunakan sebagai tempat rapatnya dengan rekan bisnisnua, kali ini Jungkook sedang menjalin kerjasama dengan pebisnis yang bisa dibilang masih baru, dan belum memiliki banyak pengalaman seperti rekan bisnisnya biasanya, hanya saja Jungkook melihat jika rekannya ini memiliki kegigihan yang tinggi dalam bekerja, jadi Jungkook memberikan kesempatannya untuk belajar bisnis lebih banyak dan bisa menjadi pebisnis sukses.
Jungkook tiba sesuai dengan apa yang direncanakan, tepat jam makan siang ia tiba direstoran yang akan menjadi tempat meeting, terlihat pemuda yang usianya tak terlalu jauh darinya sekitar 2 tahunan yang tengah menunggu di meja yang telah ia pesan.
"tuan Na?" tanya Jungkook
"ahh.. benar tuan Jeon" sambil mengulurkan tangan untuk berjabat tangan dengan CEO ternama di Asia dan Eropa
"karena sudah memasuki jam makan siang, lebih baik kita makan dulu baru kita bicarakan masalah pekerjaan, pesanlah makanan yang kau suka"
"baik tuan, terimakasih"
"ku lihat kau masih sangat muda, bukankah seharusnya kau masih kuliah"
"saya putus kuliah tuan, setelah ayah dan ibu saya meninggal karena kecelakaan saat melakukan perjalanan bisnis dan mau tak mau saya harus meneruskan perusahaan ayah untuk bisa memenuhi kebutuhan adik-adik ku tuan"perkataan Na Jaemin mengingatkannya pada Nana yang kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan saat melakukan perjalanan bisnisnya, yang membedakan Na Jaemin memiliki saudara yang masih bersekolah sedangkan Nana ia hidup seorang diri di negara orang lain.
~•~
setelah pertemuannya dengan tuan Na, jungkook pergi ke lokasi yang alamatnya sudah di kirim oleh Jimin setengah jam yang lalu. mobil Jimin sudah terparkir di halaman Cafe sekitar 30 menit yang lalu, dalam hati ia menggerutu kesal dengan Jungkook yang mengabaikan panggilan telponnya, bahkan pesannya hanya dibuka saja.
"disini" Jimin melambaikan tangan saat mengetahui keberadaan Jungkook
"sudah lama?"
"apa kau masih butuh jawaban ku?" ucap Jimin dibarengi dengan senyum mengejek Jungkook
"baiklah, kau pesan apapun yang kau mau, aku yang bayar"
"aku tidak semiskin itu jeon, akan tergiur sogokanmu"
"lalu apa kau tak tergiur dengan tawaranku kali ini? tuan seam dari singapore mengajak ku bekerjasama, keuntungannya akan di bagi sama rata, tapi aku tau pekerjaan ini lebih cocok dengan mu, maka aku mengajukan mu sebagai partner ku, keuntungan yang akan kau terima 30% tanpa kau harus mengeluarkan modal sepeserpun, bagaimana? bukankah itu cukup menarik?"
"kau gila?" itu besar sekali"
"tandatangani kontrak ini dan besok sore kita ketemu tuan seam di seoul"
"baiklah, habis ini kau mau kemana"
"Kerumah nenek, aku sudah lama tak mengunjunginya"
"Aku ikut"
"Dasar pengangguran"
"Aku bukan pengangguran, hanya saja aku menikmati waktu ku dengan baik dan seimbang, tidak seperti mu, maniak kerja"
"Cih.. wajar saja aku gila kerja, uang adalah kehormatan, manganggur sedikit sama saja kehormatan ku di pertaruhkan"
"Terserah kau saja"~•~
Jimin ikut masuk ke mobil Jungkook, sedangkan mobil Jimin akan di bawa oleh salah satu bawahan Jungkook. Selama diperjalanan hanya Jiminlah yang banyak bicara sedangkan Jungkook ia hanya diam sekali bicara makan akan diselingi umpatan oleh Jimin karena bicara Jungkook yang teramat menyakitkan.
Setibanya keduanya di halaman luas milih nenek Jeon, Jungkook dan Jimin langsung melangkah masuk, didepan pintu sudah ada nenek Jeon yang menampilkan senyum terbaiknya, ia terlihat benar-benar sangat merindukan sang cucu.
"Ahhh cucu nenek, akhirnya kau mengunjungi ku"
"Maafkan aku nek, pekerjaanku sangatlah padat"
"Ji-jimin?"
"Betul nek, bagaimana kabar nenek?"
"Baik ... Lama aku tak melihatmu, kau semakin tampan"
"Itu benar nek, nenek orang yang ke 3.456 yang mengatakan kalau aku terlihat lebih tampan" Jungkook yang mendengarnya hanya memutar mata jengahnya.
"Masuk kalian pasti lelah, jeon suruh para pekerjamu juga istirahat"
"Aku menggajinya bukan untuk istirahat nek" nenek Jeon yang mendengarnya hanya menghela nafas kasar, ia tau sebenarnya sifat Jungkook seperti apa, pria lembut dan penyayang.. nenek Jeon benar-benar merindukan Jungkook yang dulu.💜💜💜JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMENTAR DAN VOTE YA GUYSKUHHHH💜💜💜
😘TERIMAKASIH BANYAK😘
KAMU SEDANG MEMBACA
SECOND LIFE MR. JEON
RomantizmPERHATIAN !!! 🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞 cerita ini ditunjukan kepada pembaca yang berusia 18 tahun ke atas TIDAK UNTUK ANAK DIBAWAH UMUR karena ada beberapa chapter yang mengandung unsur fulgar. kehidupan suram jungkook berawal dari penghianatan yang dilakuk...