17

536 73 1
                                    

Jinan berdiri di laboratorium sendiri dengan perasaan yang tak karuan. Pembunuh keluarganya kini ada di rumah ini dan ia tidak tahu harus apa. Membunuh Gita pasti akan menjadi pilihan yang tentu disetujui semua adik-adiknya. Tapi ia rasa ada sesuatu yang harus ia luruskan tentang semua ini, dan yang tahu kebenarannya hanya Gita. Jika benar ia adalah penjaga untuk Freya dan salah satu adik kesayangan Beby, maka tidak mungkin ia akan melakukan semua ini.

Membunuh orang yang kau sayang bukanlah hal yang mudah.

Sebanyak mungkin Jinan mencoba mencari tahu tentang Gita melalui database di komputer Shani. Tapi yang ia temukan adalah banyaknya foto lawas yang dijepret dengan kamera analog, potret Gita dengan Beby, Viny, Veranda, Kinal, bahkan Lidya. Beberapa ada wajah Freya disana, tapi ada satu gadis lain yang Jinan tidak kenal turut berfoto bersama Gita.

Jurnal tentang Gita juga tidak ada, bahkan data kependudukan gadis itu tidak ia temukan. Cukup aneh untuk seseorang yang pernah menjadi bagian dari rumah Beby, karena meski mereka semua yatim piatu, bisa dipastikan Beby akan mengurus data kependudukan mereka untuk memudahkan mengurus pendidikan.

Tapi saat Jinan mencari-cari, ia menemukan nama Gita diantara jurnal pribadi Viny. Ia melihat nama itu berada di halaman 367, dimana jurnal Viny mulai berakhir dan merujuk ke kesimpulan. Jinan lantas membuka jurnal fisik Viny dan mencari halaman tersebut.

Gita Sekar Andarini berhasil melewati penyempurnaan akhir. Serum itu berhasil membuatnya kebal, bahkan pikirannya mulai terlatih hingga bisa digunakan melebihi manusia biasa. Telekinesisnya sudah memasuki tahap memanipulasi otak manusia, itu berarti ia bisa menggunakannya untuk membunuh tanpa menyentuh.

Mata Jinan menyipit ketika membaca paragraf itu. Ia tidak mengerti maksud Viny disana tapi kini ia tahu bahwa Gita bukanlah manusia biasa, tapi mutan seperti dirinya dan gadis-gadis yang lain.

Veranda pasti marah besar saat tahu progress Gita melebihi apa yang kita inginkan. Tapi ini adalah sebuah keberhasilan besar. Kira-kira bagaimana jika ia tahu?

Kepala Jinan menggeleng membaca kalimat itu, "dia pasti sudah bekerjasama dengan malaikat untuk menyiksamu di neraka, Kak Vin," gumamnya. Dia harus mengakui bahwa proyek Viny sangat sempurna, tapi mereka melupakan tentang kemanusiaan.

Kak Ve marah, benar-benar marah. Dia mengancamku untuk mengembalikan Gita karena sekarang gadis itu jadi semakin mudah dimanipulasi. Kinal bahkan babak belur saat Lidya dengan iseng menyuruhnya mengahajar Kinal.

Kinal anjing banget! Kenapa dia nyuruh Gita ikut Freya pergi sebelum gue suntikin anti serumnya ke dia?! Gita kalau kenapa-napa gimana?!

"Wait, there's an antiserum for this?" Jinan kebingungan. Ia juga bertanya-tanya apa dulu Shani membaca bagian ini di jurnal Viny sebelum menyuntikkan serum pada mereka?

Argh! Aku bakal selalu inget buat mukul dia kapanpun gue keinget Gita! Dia adek kesayangan gue, Nal! Anjing lo!

* * *

"Jadi lo yang selama ini ganggu pikiran Adel?!"

Mataku menelisik pada Ashel dan Zee yang nampak serius menatap Gita. Mata mereka sengit seakan bermusuhan selama 1000 tahun pada gadis itu. Aku, Marsha, dan Ara lantas bingung dengan apa yang mereka katakan.

Gita ini tidak bisa menjawab selain mengedipkan matanya. Karena beberapa menit yang lalu aku dan Ara puas menghajar wajahnya hingga babak belur. Baru saat ia tidak berdaya, kami menginterogasi gadis itu.

"Maksud lo apa, Shel?" tanya Ara. Gadisku itu sama bingungnya dengan aku.

Mata Ashel lantas menatap kami dengan tatap yang entah bagaimana aku mengartikannya, tapi ada kesedihan disana yang teramat dalam. Sementara itu kulihat Adel duduk dengan mata kosong menatap Gita. Kedua tangannya tertaut dan bisa kurasakan dirinya tengah meresahkan sesuatu.

𝐕𝐚𝐥𝐤𝐲𝐫𝐢𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang