24

465 61 0
                                    

"Freya, kalau ini soal Indira, kamu tahu dia sudah meninggal 7 tahun lalu. Dengan membunuh semua orang pun kamu tidak bisa mengembalikan Indira."

Freya tertawa saat itu, ia beralih dari Gita ke Jinan. Gadis itu berdiri 2 meter dari Freya, mengacuhkan pandangan benci Cindy padanya.

"Kenapa semua orang selalu mengelu-elukan Kak Jinan jadi pemimpin? Sebagai pengganti Kak Kinal? Padahal aslinya Kak Jinan terlalu naif pada dunia sekitar Kak Jinan sendiri." Freya menatap remeh pada gadis yang lebih tua darinya itu.

"She's just too much talking--" Cindy yang hendak maju dan menerkam Freya langsung dihentikan Jinan, tangan kanannya menahan gadis itu agar tetap berada di sampingnya.

"Indira bisa hidup lagi, Kak. Kak Ve, Kak Viny, Beby, bahkan semua yang kalian kenal itu ga lebih dari gadis-gadis gila! Dia buat Gita jadi mutan! Untuk apa? Agar mereka bisa menyempurnakan serum untuk kemudian mereka jual ke pemerintah, membuat pasukan mutan sebagai pertahanan negara!"

Mata Jinan membulat, jika benar apa yang Freya katakan, itu berarti selama ini ia dan adik-adiknya, juga Gita, tidak lebih dari kelinci percobaan semata?

Gadis-gadis yang lain juga sama terkejutnya dengan Jinan. Mereka menatap satu sama lain karena kebingungan.

"Ga tau, kan?!" Freya tersenyum miring melihat ekspresi gadis di depannya itu. "Dan satu lagi, rahasia besar di laboratorium yang tidak pernah terbuka. Ada peti disana, dan sebuah equal di jurnal pribadi mereka. Dengan dua benda itu, bukan cuma Indira, tapi aku bisa menghidupkan semua manusia yang sudah mati! I bet you don't know about it. You--" telunjuk Freya menunjuk gadis-gadis disana satu persatu, "--every of you, just busy to mind your own business. Bahkan saat Indira mati, kalian tidak ada disana untuk menemani. Itu yang disebut keluarga?!"

Jinan harus berpikir, luka gadis itu ternyata cukup dalam dan dendamnya benar-benar karena kematian. Tapi sepertinya ia sudah terlalu jauh melenceng, gadis itu, dia bahkan tega membunuh hampir seluruh keluarganya.

"Freya, itu takdir, kita tidak bisa menahannya jika kematian sudah datang. Serahkan dirimu, Freya, atau aku tidak bisa menahan yang lain untuk menangkapmu. Entah hidup atau mati," ucap Jinan.

Freya menggeleng, menolak tawaran Jinan, "ga! Kak Jinan ga paham sama apa yang aku omongin, kan?! Kak Viny dan Kak Ve bikin alat buat ngehidupin orang mati, Kak! Mereka bisa ngehidupin Indira! Kak Jinan yang harus serahin Cryostat dan equal itu ke aku! Kalau ga--"

"Kalau ga apa, Freya?!" Cindy memotong ucapan gadis itu dengan amarah yang sudah memuncak. Ia tidak bisa lagi menahan emosi melihat orang yang membunuh Momnya kini hanya beradu mulut dengan Jinan.

Rahang Freya mengeras, ia mengeluarkan sebuah pistol dan mengarahkannya ke Jinan.

"Ini akan jadi pertempuran yang berdarah-darah, Kak."

Dor!!

Sebuah peluru dari kaliber Freya meletus dan mengarah ke Jinan, dengan reflek, Marsha yang ada di dekat gadis itu langsung menutupi badan Jinan dengan tubuh bagian belakangnya. Peluru itu tentu terjatuh mengenai tubuh Marsha, ia lantas membawa Jinan dan Cindy pergi dari sana menuju ke sebuah bangunan gedung yang ada di sisi jalan.

Sementara itu Zee langsung menendang tangan Freya dengan kaki kanan dan menjatuhkan pistol itu.

"Anjing lo!" Adel langsung menghunus pedangnya dan berusaha melawan Ichwan sisters yang mengepungnya dan Oniel. Sementara Chika dan Ara menangani Raisha dan Callie. Gita yang merasa kepungan itu mulai merenggang lantas berdiri dan menyusul Kathrina, Fiony, dan Celine yang kini menghadang datangnya dua mobil drag ke arah mereka.

𝐕𝐚𝐥𝐤𝐲𝐫𝐢𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang