27. End

1.2K 104 22
                                    

Epik High ft. B.I - Acceptance Speech

"I can't save her. She's gone."

Dengan mata yang menahan tangis dan kepala yang menunduk dalam, Jinan menceritakan semua sedihnya pada Cindy yang baru bangun dari koma selama satu minggu. Jinan juga mengalami hal yang sama, ia bahkan baru bangun kemarin dan saat ia membuka mata, luka di hatinya semakin terasa karena mendengar bahwa Dey tidak bisa diselamatkan.

"Mereka bawa Dey ke rumah sakit dan bilang ga ada yang bisa dilakuin. Dia udah pergi, Cindy. I can't save her, my Michael Angelo..."

Cindy berusaha untuk duduk tapi badannya masih terasa perih dan lemas. Apalagi luka bakar di kakinya tergolong cukup parah. Beruntung ia bisa selamat, tapi Freya tidak.

Saat itu Freya masih bernapas tapi Cindy yang masih memiliki kesadaran langsung menusuk jantung gadis itu dengan pedang milik Adel. Dendamnya pada Freya sudah lunas, gadis itu sudah tewas di tangannya dan Jinan.

Dan ini pertama kalinya Jinan memanggil Cindy dengan nama asli, tanpa embel-embel Miss Fire atau bla-bla-bla.

Tangan Cindy perlahan mengusap kepala Jinan yang duduk di kursi roda. Yang mereka butuhkan saat ini adalah ketenangan, sebelum pemakaman Dey dilangsungkan esok.

* * *

Ashel membuka sebuah lemari besi yang berada di depan Jinan, gadis itu baru sampai dengan Marsha yang mendorong kursi rodanya. Mata elang Jinan membulat, tubuh Dey membeku di dalam sana dengan wajah yang masih pucat.

"Kalian... apa-apaan ini?"

"Kak, kita tahu ini melanggar seluruh sumpah dunia akhirat. Tapi kalau Kak Jinan berkenan kita bisa mencobanya pada Kak Dey, Kak," ucap Marsha.

"Aku berhasil buat equalnya," Fiony menatap Jinan dengan serius dari samping lemari Cryostat itu, di tangannya juga ada jurnal pribadi milik Viny, "just try it once for her. After that, kita bisa bakar semua jurnal terkutuk ini."

Jinan menatap Marsha dan Ashel bergantian, lantas menatap Fiony yang ia tahu juga gila tentang ilmu pengetahuan.

Mencurangi kematian, haruskah ia melakukannya?

* * *

1 bulan kemudian

"Aduh!"

Adel mengerang ketika baju Oniel tanpa sengaja tersangkut di rambutnya dan tertarik ketika gadis itu berjalan.

"Kena ga?"

Ashel yang sedang duduk di samping gadis berambut pendek itu lantas memutar mata jengah, karena lagi-lagi, Adel dan Oniel bertengkar karena hal sepele. Apalagi kata-katanya akan selalu sama.

"Gue bilangin bapak gue! Bapak gue polisi!" teriak Adel. Seluruh gadis yang kini berkumpul di taman tentu bisa mendengarnya. Dan yang paling parah adalah; Oniel tidak mau kalah.

"Bapak gue jenderal!"

"Bapak gue presiden!"

"Apaan gabisa!"

Ara yang melihat dua gadis itu dari kejauhan lantas menyenggol lengan Zee di sampingnya, "gue ga inget Adel punya bapak."

Kathrina yang duduk bersama mereka di bawah pohon juga ikut mengangguk, "aku juga gatau kalau Oniel punya bapak."

Chika dan Celine kini tengah mengagumi sebuah bunga mawar yang tumbuh dalam semalam di dekat air mancur. Chika tidak ingat mereka punya bunga mawar ini disini, Celine yang dasarnya menyukai keindahan juga ikut takjub karena bunga itu berwarna biru dengan beberapa titik-titik kuning di kelopaknya.

𝐕𝐚𝐥𝐤𝐲𝐫𝐢𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang