22

473 69 5
                                    

Celine berdiri di depan sebuah papan yang sudah penuh oleh potongan gambar dan selotip merah yang menyilang disana-sini untuk menunjukkan rute bagaimana Freya beraksi. Tentu tim Cindy yang lebih tahu soal itu, terutama Gita. Mereka tengah menyusun rencana untuk melumpuhkan Freya secepatnya.

"Terakhir kali Gita bertemu Freya di Beijing sebelum membunuh Shani dan Gracia." Celine menunjuk sebuah gambar dimana Freya terlihat berjalan di sebuah pasar yang ada di Beijing. Fiony berhasil meretas satelit dan mendapat jejak-jejak gadis itu sampai dua minggu sebelum Gita membunuh dua kakak Jinan malam itu.

"Dia ada disana sampai satu minggu setelah kita bertemu, ku rasa," tambah Gita. Celine kemudian mengangguk dan menunjuk plan mapping itu ke gambar rumah Jinan.

"Sekarang kita tidak tahu keberadaan Freya. Satu-satunya cara adalah memancing dia untuk menemui kita." Rencana Celine terdengar masuk akal di pikiran mereka, terutama Jinan. Tidak mungkin juga mereka mencari gadis itu ke seluruh China dan Jepang.

"It will take more time sampai dia muncul, tapi aku rasa ini cara terbaik sampai kita menemukan jejaknya lagi." Celine sepertinya seorang ahli strategi yang baik, terbukti dengan pemikirannya dalam membuat rencana seperti ini.

Zee mengangkat tangan untuk menginterupsi, "gimana caranya?"

Cindy kemudian berdiri dan berjalan ke depan untuk berdiri di samping Celine. Tangan kirinya kemudian bersandar pada dinding dan dengan tangan satunya ia menunjuk sebuah gambar menggunakan tongkat kruknya.

"She tracked us," Cindy menunjuk pada gambar tim Valkyrie dan timnya sendiri di titik tengah papan. Membuat Jinan ikut berdiri dan mendekat padanya. Celine kemudian duduk di kursi yang ditinggalkan Jinan.

"Maksudmu? Dia melacak kita?" tanya Jinan.

Cindy kemudian mengangguk, "sebenarnya Beby yang memasang tracker pada tubuh kita. Sebuah chip ia pasang di tengkuk dengan tujuan saat kita hilang atau diculik, dia bisa menemukan kita segera." Jinan reflek menyentuh tengkuknya sendiri dan ada sebuah benjolan berbentuk kotak disana. How the hell she didn't realize it?

Sementara Ara, Chika, Adel, dan Ashel hanya diam. Mereka tahu ada sesuatu di tengkuk mereka, karena setiap bercinta benda itu selalu terasa di sentuhan pada tengkuk masing-masing, tapi mereka tidak tahu apa itu. Dan baru tahu sekarang jika benda itu adalah chip tracker.

"Databasenya aku ambil dari komputer Beby dan kuberikan pada Freya setelah membu-- malam itu." Gita kembali menunduk, ia lagi-lagi merasa bersalah karena kesalahan besarnya itu.

"Oh, looks what have you done, Gits," gumam Adel. Ia memutar bola matanya karena masih kesal dengan gadis itu yang selalu membuatnya susah tidur. Apalagi tiap mendengar pengakuan dosanya yang selalu bertambah setiap waktu, membuat Adel muak.

"Kenapa nyalahin Gita doang? Kalian juga salah ya disini karena ngebiarin Freya gitu aja," ucap Oniel. Entah kenapa emosinya dengan Adel tidak reda-reda, hawanya ingin sekali menghabisi gadis arogan itu.

"Lo kenapa ga mati aja sih? Diem deh!" sentak Adel.

Jinan langsung berbalik dan menatap Adel dengan tajam, "Kamu juga diam!"

Adel langsung menciut karena Jinan baru saja membentaknya. Cindy yang melihat Oniel akan berbicara lagi langsung menunjuknya tajam dengan telunjuk tangan kanan, "diam kamu!"

* * *

"Is that okay?" Jinan menyetir Supra dengan kecepatan standar, disampingnya kini bukan Marsha seperti biasa, tapi Cindy. Gadis itu menatap Jinan dengan mata bertanya, "your leg, I mean."

Senyum Cindy terangkat sedikit, ia tahu Jinan mengkhawatirkan dirinya tapi gadis itu hanya gengsi untuk mengakui.

"I'm alright, tho." Cindy menepuk kaki palsunya yang sudah bisa ia pakai hari ini. Rencananya mereka akan memancing Freya untuk keluar. Perkiraan Celine butuh beberapa hari hingga ia menampakkan diri tapi mungkin jika mengetahui Valkyrie dan tim Cindy berjalan bersama akan membuat Freya mempercepat kemunculannya.

"Aku tidak tahu Freya ternyata seperti ini," gumam Jinan.

"Kamu tumbuh sama dia, wajar kamu terkejut. Apalagi dia yang nyuruh Gita buat-- kau tahu." Tidak ingin membuka luka Jinan, Cindy berusaha berhati-hati saat membicarakan hal sensitif seperti ini.

"Yah, aku cuma takut aku kehilangan keluarga lagi."

Tidak ada yang bilang misi pengepungan Freya ini tidak berbahaya. Justru Jinan tahu kuasa Freya pasti sangat besar hingga ia bisa membunuh semua keluarga yang sudah menyanyanginya selama ini.

"You will not lose any of them. I swear, aku akan menjaga mereka juga." Jinan lantas menatap Cindy, membuat gadis itu tertawa remeh karenanya, "don't underestimate me, okay? Walau cuma punya satu kaki tapi aku hampir mengalahkanmu kemarin saat bertarung."

Jinan terkekeh, bukan itu maksudnya tadi tapi ucapan Cindy menurutnya juga lucu.

"But you can't beat me on a 1 o 1."

"Ah, shut up, Ice Cold Princess." Cindy ikut tertawa kecil, ia lantas menaikkan kakinya ke atas kursi dan duduk dengan posisi santai. Sepertinya malam ini aman bagi mereka karena sudah 3 jam gadis-gadis itu berjalan menunjukkan diri di seluruh area kota tapi tanda-tanda Freya tidak juga muncul.

Jinan biasanya marah jika Marsha menaikkan kakinya ke atas kursi, tapi sepertinya pengecualian untuk Cindy.

"You know you look so hot as fuck when you're in that position, Miss Fire?" tanya Jinan. Cindy menatapnya untuk kemudian tersenyum miring. Sepertinya ikatan antara dirinya dan Jinan mulai menghangat lagi.

"Bro, i'm just sitting pretty here. But yes, i'm a hottie."

"Yeah, just like a puppy who take a ride with--"

Mata Cindy memicing menatap Jinan, "excuse me, did you just comparing me with a dog?!"

"Oh God, aku ga bakal bisa kebiasa denger drama mereka," suara Marsha terdengar dari sistem audio mobil dan bisa dipastikan percakapan Cindy dan Jinan sejak tadi tersiar ke mobil gadis-gadis yang lain. Bahkan ke earpiece di helm mereka yang naik Ninja RR.

"Why tho? Love-hate relationship mereka terdengar lucu gitu, Cha." Ashel ikut menimpali. Sementara Ara dan Zee tertawa mendengarnya.

"Cindy, kamu sekalinya jatuh cinta malah jadi freak, serius," komentar Celine, suara angin nampak berhembus di mouthpiecenya karena ia naik motor dengan kecepatan sedang bersama Kathrina dan Gita di belakangnya.

"Asli, Kak Jinan apalagi," tambah Adel.

"Siapa bilang aku jatuh cinta sama Jinan?" tanya Cindy dengan nada sinis.

"Iya, Adel, kamu jangan ngada-ngada. I can't feel love anymore except from my girlies. For this bitch? Nah, don't you dare to wish." Jinan menatap sepele pada Cindy yang juga tak kalah sengit melihatnya.

"Kapten kalian kenapa ngeselin banget, sih?!"

To be continue...

𝐕𝐚𝐥𝐤𝐲𝐫𝐢𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang