9 ETERNITY • 5

17 1 0
                                    

BISMILLAH.

Dewa menarik gas mobilnya untuk melajukan mobil yang ia kendarai, sebelum itu ia sempat melihat hazel. wajahnya sangat pucat dan gestur butuhnya masih gemetar, mungkin efek kejadian tadi pikir dewa.

"mereka kok bisa gangguin lo?"

"pasti deluan yang mulai?"

"lagian ngapain lo kesana malam-malam begini, emang mau nyari mati. bego," sarkas dewa.

"hujan," singkat hazel tak bisa berbicara banak, rasanya trnaga cewek itu terkuras habis.

dewa bertanya yang pastinya membat orang mendengar akan kesal, ya bayangkan saja lagi panik seperti ini malah dituduh seperti itu. emang asem nih dewa. tapi cewek itu jga tidak menggubris dewa. hazel hanya merasa badannya tidak enak sekarang.

"aku pengen pulang." ucapnya.

"lo pucat banget, markas gue deket sini mending lo minum teh hangat bentar."

hazel melirik ke arah dewa dengan tatapan curiga, ia langsung menggelengkan kepalanya, bertanda tidak setuju. "nggak. aku pulang sendiri aja kalo gitu." paniknya bersiap hendak menarik seatbell mobil dewa.

"dengerin gue. lagian baju lo dah basah gitu, disana rame kali, ada stella sama lauren juga." ucapnya tanpa melirik hazel sedikitpun.

"nggak bisa kak, mama nanti nyariin. dia bakal khawatir."

"sini nomor mama lo."

***

Hazel melempar seluruh pandangannya ke setiap rungan ini. ruangan ini nyaman dan bisa dibilang rapi, maksudnya tidak berantakan seperti markas orang yang ia baa di novel-nevel.

dan sama, pandangan teman-teman dewa juga terpaku pada hazel, mereka tampak terkejut dengan kedatanganya. semua teman-teman dewa sudah pernah ia lihat tepat saat di kolam renang hari itu.

"loh, wa. itu bukannya cewek sialan yang buat jidta lo bolong itu?" tanya salah stu mereka, masih ingat nikolas? ya itulah dia.

"hmm. diperkosa dia kalo gue nggak dateng tadi, bisa jadi gue bakal jadi kanibal." balas dewa tanpa memikirkan perkataannya dan menyaringnya terlebh dahulu. ya begitulah dewa.

hazel yang dari tadi mendengar, hanya bisa melirik cowok itu dengan tajam. lalu dilihatnya cowok itu pergi hilang dari tembok, sepertinya ingin ke dapur. dan hazel berdiri, mengikuti langkah dewa, kerena ia merasa tidak akan saat di kelilingi teman-teman dewa. tatapan mereka sangat mengintimidasinya.

jujur, ia sudah lelah sekali dan ingin pulang. "kak."

"mau anterin pulang?" tanyanya agak canggung.

"lo nggak liat ini gue lagi buat minum buat lo. ngak diajarin sopan-santun kah lo dirumah?"

"nih ganti dulu baju lo di kamar itu>" cowok itu menunjukkan ruangan di pojok yang di luarnya berhiasan tegkorak.

cewek itu sempat berpkir dulu, dan melihat keadaanya sekarang. akirnya ia meniruti perkataan dewa, kerean memang sudah basah bajunya, dewa memberinya hoddie berwarna hitam.

"mama lo tadi juga udah gue telpon, jadi tenang aja,"

***

"lama banget anjir, ngapain dia di kamar lo wa. liatn gih." ucap niken yang gereget dan bertanta-tanya kenapaaa hazel lama sekali disana.

"iya, udah ini gue di sel penjara yang ada, di pikir gue ngelecehin ank di bawah umur." balas dewa tak igngin ambil banyak.

"alah, bilang aja lo takut kebablasan kan?"

"nggak apa-apalah wa, kesempatan dalam kesempitan itu, kapan lagi ya kan?" niken menaik-naikan sebelah alisnya.menggoda cowok itu.

"najis, lagan selera gue nggak kayak dia, lepos bro." bisik dewa diakhir kalimatnya.

niken tertawa setelahnya, namun setelah beberapa menit masih tidakada tanda-tandacewek itu akan keluar dari kamar itu, dewa melihat teh hangat yang buatnya untuk hazel sepertinya itu sudah dingin. karena sedikit penasaran cowok itu menggedor pintu itu.

"WOI, LAMA BANGET GANTI BAJU DOANG."

Cowok itu lagi-lagi menggedor pintu dengan keras, berharap cewek itu ,e,balas perkataanya ini. namun benar-benar tidak akan balasan sma-sekali, lelaki itu mengerutkan alisnya. merasa ada yang janggal. dan sialnya pintu itu dikunci dari dalam olehnya. "LO DI DALEM?' dewa berpikir ada dua hal, pertama ia kabur kerena ingi pulang atau ia ketiduran di dalam sana.

"kenapa si wa. rusuh banget." teman-teman dewa pun terganggu mendengar teriakannya.

"LAH... WA. DEWA." itu teriakan niken dari luar'

cowok itu langsungmenuju suara niken itu dan betapa terkejutnya dia melihat hazel sudah tergeletak dilantai. dan untung gadis itu sudah menyelesaikan ganti bajunya dengan hoddie dewa.

"gila tu ank."

***

dewa mengendarai mobilnya dengan cepat namun dengan hati-hati. gadis itu ada dibelakang dngan kondisi tidak sadarkan diri. panik? ya jujur ia panik karena setelah menelpon mama hazel tadi kondisi mamanya sudah menagis, dan memohon dengan cepatmembawa hazel kerumah sakit tempat biasanya dwa bersembaya, lebih tepatnya tempat ayahnya bekerja.

dilihatnya wajah hazel dibelakang sana. pucat, sangat pucat. dewa berpikir dari kemarin gadis sealu jatuh pingsan, lemah sekali pikirnya. oh iya ini yang kalian belum ketahui, bahwanya ereka berdua itu sudah berteman sejak kecil,dikarenakan pertemanan ayah mereka yang sangat akrab. dan dewa pun tau bahwa om adam tepatnya ayah hazel sudah tiada. dan yang dewa tau juga gadis ini sudah sakit-sakitan sedaei kecil, tapi sepertinya tidak separah ini. gumam dewa.

setelah sampai disana dewa segera menelpo ayahnya untuk menolongi hazelini an tak lupa ia memeberi tshu perfeksionis terlebih dahulu.

***

yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. dokter spesialis yang biasanya menangi hazel datang juga.

"HAZEL,"

Dewa langsung terdiam ketika mendengar teriakan ayahnya yang lumyan keras, ayahnya juga tampak khawatir melihat hazel sat ini.

pak anggara vuru-buru mwngwluarkan stetoskopnya dan memeriksa kondisi hazel sembari menunggu para dokter lain membawanya menggunakan tempat tidur berjalanuntuk dibawa keruangannya.

dewa ikut dengan mengikuti doktor itu di belakang. dan setelah sampai disana dewa terpaksa tidak bisa masuk kedalam kerena larangan dokter. dan cowoj itu membaca nama ruangan itu. icu. separah itukah pingsan yang dialami hazel?

perasaan gadis itu hanya pingsan di dalam ruanganya dan tidak pula terdapat luka saat ia menolongnya tadi.

***

cowok itu masih menggu di depan sana sa,pai lembu di depan ;intu berubahberwarna merah berubah menjadi hiau tapi setelah dua jam ia mengunggu pintu itu masih tetap sepeti awal.

sampai iamendengar suara telpon yang tidak dikena;nya, ternyata itu heandphone hazel. ia tidak sadar bahwa sedari tadi ia menyimpan hp cewek itu.

ternyata itu adalah jam alarm yang berada di awal walpaper hpnya. itu adalah peringatan kedua. yang dewa baca disana 'waktunya minum obat'. cowok makin penasaran.

dan satu lagi di belakang tepatnya di balik casing bening yang digunakan hazel terdapat kertas pink lembut yang bertuliskan 'keinginan sebelum takdir meyapa' kening dewa mengkerut.

apa yang dimaksud dengan tulisan ini, dan cowok itupun membaca dari awal tulisan itu. ada 9 keinginan yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

keinginan pertamanya itu. "pengen ikut geng motor."

lagi-lagi dewa dibuat kebingungan. wait, cowok itu ingat yang dilakukan gadis beberapa minggu lalu, apakah ini alasannya mengikuti geng mereka?

lalu cowok itu membaca lagi yang kedua. 'jalan-jalan sore, sunmori?" cowok itu dibuat berpiir degan ini.

dan setelah itu mama hazel dengan wajah khawatirnya. daan disana dewa sudah mengetahui alasan mengapa gadis kekuh sekaali ingin menajdi pacaranya dan setelah mengetahui penyakit yang dideritanya selama ini dewa dapat memahaminya.

***



9 Eternity Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang