menjauh

283 33 0
                                    

Felix melangkah kan kakinya menyusuri jalanan menuju sekolah, felix berjalan di trotoar, anak itu berjalan dengan pelan sambil menunduk.

Felix sedang memikirkan semua ucapan yoona tadi, apa yang dikatakan yoona terus berputar -putar di kepalanya, tentang ia yang tak menyukai felix, tentang ia yang sangat membenci mommy nya, mommy nya sang perusak rumah tangga dan banyak lagi yang yoona ucapkan, semuanya terekam dengan jelas di pikiran felix.

Jika boleh memilih felix juga tak ingin semuanya begini, felix tak ingin jika kehadirannya dan sang mommy merupakan bencana untuk orang lain, tapi semuanya sudah kehendak takdir, tuhan sudah membuat skenario tentang hidup mereka, mereka hanya menjalani saja apa yang sudah tuhan gariskan.

Larut dalam lamunannya membuat felix tanpa sadar menangis,air matanya turun dengan deras, hatinya sangat sakit, felix tak rela bila sang mommy dihina seperti itu, mommy nya tidak seburuk itu.

Felix segera menyeka air matanya dengan kasar, tak seharus nya seorang lelaki menangis, felix tak boleh cengeng, mommy nya bilang felix tak boleh menangis lagi, felix harus selalu bahagia, jika sang mommy melihat felix menangis pasti mommy nya akan merasa sedih.

"maafin felix mom.. Felix gak bakalan nangis lagi, felix bakal bahagia...mommy jangan kawatir disana"

"semangat felixxx... "ucap felix menyemangati diri sendiri.

Hal itu tak luput dari sepasang mata yang dari tadi mengikuti felix dengan mobilnya, sepasang mata itu terus mengikuti felix sampai felix menghentikan sebuah taksi lalu naik ketaksi tersebut,  sepasang mata itu segera melajukan mobilnya meninggal kan tempat itu.

Sang pemilik sepasang mata itu adalah hyunjin, hyunjin tak tau mengapa ia mengikuti felix, hyunjin hanya merasa sedikit kasian pada felix, hyunjin tau kalau felix baru saja di marahi mommy nya, hyunjin melihat semuanya dari tangga,ia sudah ada disana saat sang mommy mulai mencicipi sup buatan felix.

Jadi hyunjin hanya merasa sedikit kawatir , sebenarnya hyunjin bahkan sempat ingin memberikan tumpangan pada felix, tapi hyunjin urungkan, karena tak seharusnya ia peduli pada felix, hyunjin masih belum memaafkan felix, jadi dia hanya mengikuti felix dari belakang,mencari tau apa yang kira-kira anak itu akan lakukan.

***

Sampai di sekolah felix segera mencari jisung, pemuda itu ternyata sudah duduk di bangku nya sambil memainkan hp , felix pun menghampiri jisung.

"pagi jisungg... "

"pagi juga lix, berangkat sama siapa? "balas jisung.

"sama taksi sung... "jawab felix sambil meletakkan tas nya lalu menghadap ke jisung.

"hyunjin belum mau berangkat bareng lo? "tanya jisung tanpa mengalihkan pandangan nya dari ponsel.

"belum sung... Kayak nya hyunjin emang gak akan pernah mau ngajak aku berangkat sama dia,"

"sabar ya lix, hyunjin pasti mau kok, hyunjin cuma belum bisa nerima , lo yang sabar aja" jisung meletakkan ponselnya, karena sepertinya dia harus menghibur felix.

Felix hanya mengangguk kan kepalanya, felix juga berharap semoga hyunjin segera memaafkannya, dan mau menerima nya kembali jadi teman pemuda hwang itu.

Felix dan jisung kembali melanjutkan obrolan, tak lama changbin memasuki kelas,jisung dan felix menyapa pemuda itu.

"pagi kak changbin.. "ucap felix dan jisung bersamaan.

Namun changbin hanya diam tak membalas sapaan mereka, membuat jisung dan felix bingung,tak biasa nya changbin mengabaikan mereka, apa changbin tak mendengar sapaan mereka? Mana mungkinn... Orang mereka menyapa dengan suara yang keras jadi mustahil changbin tak mendengarnya.

the hwangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang