07. Ojol

5 2 0
                                    

Tanggal penulisan :

29 Oktober 2022 pukul 22.54

Enjoy gaya...

Apa yang terjadi di kampus tadi tak bisa Aurora ceritakan begitu saja pada kedua orang tuanya. Bukan tanpa alasan, karena hubungannya dengan Kenzo sejak awal memang sengaja Aurora sembunyikan dari kedua orang tuanya.

Tak ayal, saat pulang tadi Aurora langsung masuk ke dalam kamarnya. Beruntung, kedua orang tuanya belum ada yang pulang. Jadi, tak ada satupun dari mereka yang memergoki tentang perubahan sikapnya.

Terbangun dari tidur lelapnya, Aurora cukup terkejut karena hari sudah berganti malam. Itu artinya, dia cukup lama tertidur karena rasa lelah juga trauma yang dia alami tadi. Membawa tubuhnya bangun dari tempat tidur, Aurora melangkah mendekati jendela kamarnya untuk menutup gorden. Rasa lapar yang tiba-tiba menghampiri membuat Aurora mau tak mau untuk keluar dan mencari makanan.

***

"Airin, aku tadi kirim makanan ke rumah kamu, mungkin bentar lagi ojolnya nyampek." Beritahu Ny. Agnes dalam telfonnya.

Awalnya, Airin tengah menikmati tontonan filmnya di layar kaca. Tapi, ponsel yang dia letakkan di atas meja tiba-tiba berdering dan memperlihatkan nomer Agnes yang menelfonnya.

"Kok krepotin sih, nes?"

"Gak krepotin sama sekali. Aku kebetulan tadi masak banyak, terus inget kamu. Ya udah, aku kirimin aja."

"Thanks ya."

"Sama-sama. Kalo misalkan ada yang kurang atau apa, komen ya?"

"Pasti."

"Eh, udah dulu ya rin. Pak Suami kayaknya udah pulang tuh."

"Oke. Salam buat dia. Sekali lagi makasih buat makanannya."

"Sama-sama. Nanti disampein kalau aku gak lupa."

Panggilan dimatikan. Ponsel pun diletakkan kembali di atas meja lalu mengambil remot di sebelahnya untuk melanjutkan tontonan.

"Ma?" Tegur Aurora seraya melangkah mendekati sang ibu yang duduk di sofa ruang keluarga mereka.

"Hay, sayang. Udah bangun?" Balas Ny. Airin menoleh dan tersenyum manis.

"Telfonan sama siapa?" Tanya Aurora duduk di sebelah sang ibu.

"Tante Agnes. Dia bilang dia ngirimin makanan buat kita."

Lihatlah sekarang, meskipun dia sudah besar, tapi sifat manja Aurora terhadap sang ibu masih terlihat jelas dan tak akan mungkin bisa dihilangkan begitu saja.

Memeluk sang ibu dari samping, Aurora kembali terlihat memejamkan matanya seraya menyandarkan kepalanya di bahu sang ibu. Ditambah lagi, usapan lembut yang Airin berikan di belakang membuat Aurora semakin merasa nyaman.

"Papa kemana, Ma? Belum balik?" Tanya Aurora seraya mengangkat kepalanya dan duduk dengan sempurna.

Karena biasanya kedua orang tuanya itu akan duduk bersama di ruang keluarga jika mereka sudah sama-sama selesai dengan pekerjaan masing-masing.

"Udah. Lagi maen bulutangkis sama Mang Diman."

"Ara laper ya?" Lanjut Ny. Airin bertanya seraya menyelipkan rambut Aurora ke belakang telinga.

"Iya Ma. Di dapur ada makanan kan?" Meskipun tak mengatakannya, tapi sang ibu selalu saja tahu apa yang Aurora pikirkan.

"Ada. Angetin sendiri aja atau minta tolong Bibi buat angetin."

Takdir Cinta AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang