20. Day-1

8 0 0
                                    

Tanggal penulisan :

8 April 2023 pukul 4.43 - 12 April 2023 pukul 12.00

Enjoy gays...

Melelahkan. Satu kata yang tepat untuk menggambarkan bagaimana tubuh mereka saat ini. Melakoni acara dari pagi hingga malam hari, tak ada waktu untuk keduanya istirahat sama sekali. Beruntung semuanya telah selesai dan keduanya bisa kembali ke kamar hotel yang sudah disiapkan untuk mereka.

Sementara Aurora melepas semua aksesoris yang melekat di tubuhnya serta riasan di wajahnya, Luca juga melepas jas dan rompi yang sejak tadi melekat di tubuhnya dan meletakkannya di atas sofa. Menggulung kemeja putih yang di kenakannya sebatas siku lalu membuka pintu yang menghubungkan antara kamar mereka dan balkon. Berdiri di dinding kaca pembatas, Luca menarik nafasnya panjang lalu menghembuskannya perlahan menikmati udara dan pemandangan malam yang begitu menyejukkan dan memenangkan.

"Luca?" Panggilan dari Aurora yang berdiri di ambang pintu membuat Luca menoleh ke belakang.

"Air angetnya udah gue siapin, baju ganti lo juga udah ada di atas kasur." Ucap Aurora secara tidak langsung memerintah Luca untuk mandi.

"Thank you Ara." Tersenyum lembut, Luca membawa kakinya melangkah masuk ke dalam dan tak menunda-nunda rutinitas mandinya karena hari sudah sangat malam.

"Sama-sama." Balas Aurora menutup pintu balkon lalu melangkah ke arah sofa dan memainkan ponselnya.

***

Hanya berdua dalam satu kamar bersama Luca membuat Aurora tiba-tiba merasa canggung dan bingung. Apa mungkin karena status diantara keduanya yang telag berubah atau bagaimana? Entahlah. Padahal, Luca sendiri terlihat sangat tenang dan begitu santai seolah tanpa beban. Begitu serius dengan iPad di tangannya entah apa yang tengah dia kerjakan.

"Luca?" Panggil Aurora sedikit ragu.

"Kenapa?" Tanya Luca seraya memalingkan wajahnya menatap Aurora yang duduk di pinggir kasur.

Tak tahu harus memulainya darimana, Aurora kembali diam dan berkali-kali memalingkan wajahnya ke sembarang arah seraya menghembuskan nafasnya.

"Ngomong aja Ra.... Kenapa jadi canggung gitu?" Ucap Luca yang dengan jelas menyadari perubahan sikap Aurora yang tak seperti biasanya.

"Hmm......gue mungkin bisa lakuin semua tanggungjawab gue sebagai istri lo, tapi untuk urusan yang satu itu.... Lo ngerti lah apa maksud gue?" Ucap Aurora walau dengan malu-malu pada akhirnya.

"Apa?" Tanya Luca karena masih belum mengerti apa maksud Aurora.

"Itu...." Rasa malu membuat Aurora tak berani mengungkapkannya dan hanya memberi kode tidak jelas yang membuat Luca semakin bingung menafsirkannya.

10 menit berselang, Luca akhirnya paham akan apa yang Aurora maksudkan. Dia pun tersenyum karena tak menyangka Aurora akan semenggemaskan itu ketika dirinya tengah malu-malu. Benar-benar sikap yang belum pernah Luca lihat sebelumnya.

"Tanggungjawab secara batin maksud lo?" Tanya Luca menebak.

"Iya." Jawab Aurora tertunduk malu.

Jujur, Luca sendiri tak banyak berharap jika malam ini mereka akan melakukan itu seperti pasangan suami-istri yang baru menikah pada umumnya. Karena Luca tahu Aurora belum mencintainya sepenuhnya dan pasti ada rasa canggung dan malu di hatinya.

See, hal itu benar adanya. Luca pun sama sekali tak terkejut sekaligus bangga saat Aurora berani mengatakannya. Itu artinya, Aurora mulai terbuka dengan dirinya dan tak akan ada salah paham yang terjadi diantara mereka kedepannya karena masalah itu.

Takdir Cinta AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang