Tanggal penulisan :
3 April 2023 pukul 9.34 - pukul 21.29
Enjoy gays...
Meski terlihat tenang dan seperti tak memikirkannya, tapi sebenarnya Luca cukup di buat gelisah dan takut karena Aurora yang tak kunjung memberikan jawabannya. Ingin menanyakannya tapi Luca tak mau membuat Aurora tertekan atau tidak nyaman. Tapi di satu sisi dia juga tak ingin di gantung tanpa kejelasan. Serba salah memang menjadi orang yang menunggu seperti sekarang.
"Woi! Ngelamun aja bro." Tegur Rion yang tiba-tiba datang menepuk bahu Luca mengejutkan.
"Bisa gak sih kalo dateng itu gak pake ngagetin Clarion Luke?" Ucap Luca kesal. Untung saja jantungnya masih baik-baik saja gara-gara kebiasaan Rion yang sejak dulu sama sekali belum berubah.
"Bisa. Kalo lo gak ngelamun." Bukannya meminta maaf, Rion justru tertawa renyah dengan wajah polos tanpa dosanya dan duduk di sebelah Luca.
"Lagian, lo ngelamunin apaan sih? Kesambet lho ntar siang bolong ngelamun." Lanjutnya bertanya penasaran.
"Kepo lo, kayak cewek." Sahut Luca ketus dan justru memasang headset di telinganya.
"Sialan."
"Lo galau karena Aurora belum jawab lamaran lo?" Tanya Rion menebak seraya melepas salah satu headset yang di pakainya dan memasangnya di telinga.
"Gak." Tak sesuai ucapan, Luca justru terlihat salting saat Rion membahas tentang lamarannya pada Aurora.
"Gak usah bo'ong... Lo gelisah kan nungguin jawaban dari Aurora?" Menyenggol sang sahabat dengan lengannya, Rion menaik turunkan alisnya untuk menggoda Luca agar mau jujur terhadapnya.
"Gak sama sekali Clarion... Udah deh, gak usah gangguin gue mulu." Marah terus di goda, Luca merampas headset yang ada di telinga Rion dan memakainya kembali.
"Idih, sensi amat masnya. Kayak cewek lagi PMS lo." Bukannya jera, Rion justru semakin melancarkan serangannya dan tertawa.
"Tenang aja... Percaya sama gue, Aurora pasti nerima lo." Ucap Rion seraya merangkul bahu Luca dan sedikit menggoda.
"Sotoy lo."
"Di kasih tau gak percaya. Liat aja nanti."
Luca bukanlah seseorang yang mudah jatuh cinta. Selama keduanya berteman, ini adalah kali pertama Luca menyukai seseorang dan gadis beruntung itu adalah Aurora.
Awalnya Rion dan ketiga temannya yang lain cukup terkejut karena seorang Luca yang mereka kenal bisa jatuh cinta. Lebih-lebih, gadis itu adalah Aurora yang hampir memiliki sifat dan kepribadian yang sama dengan Luca. Cuek, pendiam, dan acuh dengan keadaan.
Tapi, justru hal itulah yang membuat Rion bahagia saat bisa menggoda Luca seperti sekarang. Karena sang teman sama sekali tak pandai untuk menyembunyikan perasaannya. Untuk masalah percintaan, Luca nol besar ketimbang keempat sahabatnya. Dia sama sekali tak pandai untuk urusan yang satu itu.
"Hey sayang." Sapa Alice dengan senyum sumringah yang tiba-tiba datang mengagetkan keduanya.
"Lho, kok sendiri? Yang lain kemana?" Kaget Rion karena Alice yang hanya datang seorang diri.
"Aline masih ada kelas, Audrey lagi ada kumpulan sama tim basket, Alexa gak tau kemana. Kalo Aurora... Dia tadi pergi di jemput Mamanya. Katanya sih mau belanja bareng buat acara nanti malem." Tutur Alice panjang lebar memberi penjelasan.
"Emang di rumahnya Aurora ada acara apa?"
"Gak tau. Gak sempet nanya juga gak pengen tau. Nanti Aurora juga bakalan cerita dengan sendirinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Cinta Aurora
RomanceJodoh memang milik Tuhan. Tapi ketika menunggu tak membuatnya datang, maka berjuanglah untuk menjadikannya masa depan.