Acara syukuran malam ini dimulai tanpa si bintang utama, Darren. Mas Bram dan Mbak Maura sudah mencoba menghubungi putra sulung mereka tersebut beberapa kali namun semua panggilan selalu saja dialihkan oleh operator.
"Ke mana sih tuh anak? Sudah diingetin juga dari kemarin-kemarin." kesal Mas Bram untuk kesekian kalinya di saat dirinya kembali gagal menghubungi Darren.
"Kenapa tadi mas enggak pulang bereng sama Darren? Pagi tadi saja barengan kenapa sorenya enggak juga?" omel Mbak Maura sambil menatap suaminya tajam dan penuh kekesalan.
"Tadi mas kan harus pergi ke tempat lain dahulu sayang. Lagi pula sebelum pergi juga sudah mas ingetin lagi kok. Berulang kali malah."
"Coba telepon Rega deh mas-mbak." saranku sambil menikmati kue cokelat favoritku.
"Astaga, kenapa enggak kepikiran dari tadi ya?" ucap Mas Bram sambil menepuk jidatnya pelan. Mas Bram pun langsung kembali mengotak-atik handphone miliknya dan setelahnya dia pun kembali menelepon seseorang.
"Halo assalamualaikum Ga. Kamu lagi sama Darren enggak?"
"......"
"Alhamdulillah. Sudah sampai mana?"
"......"
"Ya sudah nanti kalau sudah sampai kalian langsung saja ke taman belakang soalnya acaranya juga sudah dimulai dari tadi."
"....."
"Waalaikumsalam." dapat kulihat jika ada perasaan lega dari Mas Bram setelah dirinya menghubungi Rega tadi. Setidaknya kami semua sudah mengetahui keberadaan sang bintang utama malam ini yakni bersama sabahat satu-satunya, Rega.
"Bagaimana mas? Darren sama Rega kan?"
"Iya sayang dan sebentar lagi juga mereka akan sampai kok di rumah jadi kita tunggu saja."
"Syukurlah kalau begitu. Hampir saja aku pikir kalau Darren mau kabur karena enggak suka sama acara ini."
"Enggaklah sayang." ucap Mas Bram menenangkan istrinya yang memang sejak tadi merasa panik karena ketidakmunculan Darren sejak awal acara. 15 menit kemudian Darren datang bersama tiga orang lainnya. Rega dan dua orang perempuan.
Tunggu, bukannya itu SARAH ADIK KEVIN!?
"Malam." sapa Darren tanpa rasa bersalah karena telah datang terlambat dan membuat kedua orangtuanya menjadi panik. Setelahnya dia pun langsung memilih duduk di salah satu kursi di dekat Mbak Maura dan Mas Bram.
"Kamu ke mana saja sih sayang? Mami sama daddy cemas karena kamu belum datang padahal acara sudah di mulai dari tadi apalagi handphone kamu juga enggak bisa dihubungin."
"Lowbet." seperti biasa Darren akan menjawab pertanyaan yang diajukan kepada dirinya dengan singkat, padat, dan tidak jelas. Oh jangan lupa ekspresi datarnya yang akan menambah rasa kesal bagi lawan bicaranya.
"Hai Vit, kamu sudah lama datangnya?" sapa Rega yang ternyata memilih untuk duduk di sebelah kursiku.
"Hai Ga. Sudah kok dari siang malahan. Biasa diperdayakan dahulu sama Mbak Maura." jawabku sambil tersenyum ramah kepadanya.
"Enggak salah gw dengarnya? Bukannya elo cuman bantu doa dan makan doang ya dari tadi siang?"
"Itu sudah termasuk kontribusi terbaik yang bisa gw lakuin kali mbak."
"Kamu lucu deh Vit." ucap Rega spontan yang membuat kami berdua langsung terdiam. Aku pun hanya bisa tersenyum kikuk setelah mendengarkan gombalannya tadi karena sejujurnya aku juga bingung harus meresponnya bagaimana. Lagi pula saat ini perhatianku lebih tertuju kepada Sarah. Bisa gawat kalau dia bicara macam-macam kepada Kevin mengenai hubunganku dengan Darren karena bagaimanapun Kevin masih saja suka kepo soal hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tante, I Love You (TAMAT)
RomanceBerawal dari sebuah kebohongan akan status keduanya yang mengaku sebagai sepasang kekasih, Vita dan Darren menjadi semakin dekat hingga akhirnya salah satu diantara mereka memiliki perasaan berbeda. Namun cinta adalah sebuah fatamorgana bagi Vita ya...