BAB 1

10.5K 192 2
                                    

"Vit, gw boleh minta tolong enggak?" tanya mbak Maura senior sekaligus sahabatku di kantor. Kulihat wajah mbak Maura sekilas yang sedang tersenyum merayu ke arah diriku sambil memainkan handphone keluaran terbarunya secara bar-bar.

"Memangnya mau minta tolong apa sih mbak?" jawabku sambil kembali fokus kepada laporan yang harus segera aku berikan kepada A'Muda, atasan yang juga merangkap sebagai sahabatku.

"Jemput anak gw di bandara."

"Memang si kembar habis dari mana sampai harus di jemput di bandara?"

"Bukan si kembar tetapi Darren anak tiri gw, dia balik ke Indonesia." aku pun langsung menghentikan pekerjaanku dan fokus kepada mbak Maura dan permintaannya.

Hai, perkenalkan namaku Vitalia Cecilia, 28 tahun dan seorang single. Aku mempunyai dua orang sahabat yang sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri di kantor yaitu Mbak Maura dan A' Muda. Keduanya merupakan senior sekaligus atasanku sejak 10 tahun yang lalu ketika diriku masih berstatus sebagai anak magang.

A'Muda adalah atasan kami berdua, seorang Direktur Operasional yang berusia 39 tahun. Secara fisik dan materi dia merupakan inceran empuk para kaum hawa tetapi sayang dia lebih suka golongan berbatang, Yup, A'Muda adalah seorang gay. Tidak banyak yang mengetahui tentang hal ini karena memang bukan sesuatu yang patut diumbar dan dijadikan konsumsi publik. Lagi pula A'Muda memang tidak ingin ada yang mengetahuinya selain beberapa orang terdekat dirinya seperti aku dan Mbak Maura.

Sementara mbak Maura saat ini berusia 36 tahun dan menjabat sebagai seorang supervisor dari divisi Marketing. 6 tahun yang lalu mbak Maura menikah dengan seorang duda beranak satu. Mbak Maura dan suaminya, Mas Bram bukan hanya berbeda secara status namun juga usia. Mbak Maura ketika itu yang berusia 29 tahun dan Mas Bram yang berusia 43 tahun. Usia Mbak Maura dengan Darren, anak dari Mas Bram juga tidak terlalu jauh karena seingatku saat itu usianya masih 18 tahun sehingga mungkin saat ini dia telah berusia 24 tahun.

Setelah pernikahan Mas Bram dan Mbak Maura, Darren memilih melanjutkan pendidikannya ke Inggris dan selama itu juga setahuku dia belum pernah kembali ke Indonesia dengan alasan sibuk dan ingin fokus dengan kuliah kedokterannya. Saat ini Mbak Maura juga telah memiliki anak kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa dan usia mereka sekitar 4 tahun 8 bulanan.

"Kemarin gw sudah ngajuin diri buat jemput Darren tetapi gw lupa kalau hari ini gw ada meeting sama klien dari Andara terus Mas Bram juga enggak bisa gw hubungin. Enggak tega gw kalau nyuruh Darren naik taksi nanti dia pikir kalau gw memang ibu tiri yang kejam lagi."

"Ya sudah tetapi nanti elo yang bilang ke A'Muda ya sekalian gw mau titip laporan buat dia."

"Iya, tenang saja. Lagian juga Muda katanya enggak bakal balik ke kantor lagi kok, mendadak ada masalah di lapangan yang mesti dia tangani secepatnya."

Setelah mendapatkan informasi mengenai jadwal penerbangan Darren dan menyelesaikan laporan untuk A'Muda, aku pun langsung bersiap pergi ke bandara untuk menjemput anak dari sahabatku itu di sana. Masih ada dua jam lagi sebenarnya untuk pesawatnya mendarat di Soeta namun ini Jakarta, kota dengan kemacetannya di setiap waktu sehingga lebih baik berangkat sekarang daripada telat bukan?

***

Pukul 15.05 WIB dan diriku masih saja menunggu tante Vita, teman Mami Maura yang katanya akan menjemputku di bandara namun hingga saat ini sosoknya tersebut belum juga sampai dan keberadaannya juga tidak aku ketahui sedang berada di mana. Kuperiksa lagi foto yang dikirim Mami Maura beberapa saat lalu, foto Tante Vita supaya aku bisa langsung mengenalinya jika dia muncul di hadapanku nanti.

Saat sedang menunggu tiba-tiba saja seorang wanita berlari dan menabrak diriku, menumpahkan segelas kopi dalam genggamannya ke bajuku hingga mengotorinya.

Tante, I Love You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang