BAB 9

1.3K 54 2
                                    


Seminggu telah berlalu dari acara pernikahan Kevin namun berita mengenai diriku dan Darren masih terus saja dibahas dan menjadi topik hangat di kantor.

"Gila pacarnya Vita cakep banget."

"Pantesan saja Kevin di tolak, pacarnya kaya begitu."

"Si Vita dapet di mana ya pacar kaya begitu? Pengen satu buat gw ajak ke KUA." dan masih banyak pujian-pujian lainnya.

Yah, meski rata-rata pujian yang ditujukan lebih kepada Darren dan ketampanannya sementara ucapan yang mereka tujukan untukku lebih terdengar seperti penghinaan atau sebuah sikap iri karena memiliki kekasih yang tampan.

"Khilaf itu cowoknya jadi sebentar lagi juga bakalan putus. Yakin gw."

"Ah, palingan juga cowok sewaan biar si Vita enggak malu saja dateng ke nikahan Kevin. Sekarang kan banyak tuh cowok ganteng yang menjajakan diri buat nemenin tante girang macam si Vita."

Dasar netizen rese, syirik, dan dengki.

Setibanya di meja kerja, aku pun langsung merapikan beberapa file kantor yang kemarin belum sempat aku benahi karena sudah terlalu lelah dan ingin cepat pulang namun saat sedang menyusun beberapa file perhatianku menjadi sedikit teralihkan ketika melihat beberapa rekan sedivisiku yang tengah berkerumun sambil membicarakan sesuatu yang sepertinya nampak penting. Karena penasaran, aku pun langsung berjalan menuju ke kubikel Mbak Maura untuk bertanya. Ingat, Mbak Maura adalah salah satu admin gosip kantor sehingga dia pasti mengetahui semua informasi dan gosip terkini di seluruh divisi kantor tercinta.

"Ada apa sih mbak? Kok pada ngumpul begitu? Biasanya kalau kaya begitu kan artinya ada hal atau gosip penting." tanyaku sambil menunjuk ke arah kumpulan rekan kerjaku yang masih saja sibuk mengobrol sejak tadi.

"Jangan bilang masih ngomongin gw ya? Aduh susah sih kalau cewek cantik modelan gw jadi bahan omongan seantero kantor." puji diriku sendiri yang membuat Mbak Maura merasa sedikit kesal dengan ucapanku barusan.

"Pede banget lo. Bukan soal elo tetapi soal Pak Edi yang kemarin sore digebukin istrinya karena ketahuan selingkuh sama anak magang."

"Serius? Kok bisa?"

"Yabisalah, namanya juga insting seorang istri. Jangankan istri, cewek ke cowoknya di masa pacaran saja bakalan tahu kalau cowoknya selingkuh atau enggak apalagi istri ke suami? Insting seorang istri tuh sangat kuat buat hal yang seperti ini Vit. Elo sih kemarin langsung pulang padahal heboh banget di lobby. Asal elo tahu ya, istrinya Pak Edi ngamuk sejadi-jadinya kemarin sampai-sampai harus di pisahin banyak orang dan itu saja masih pada kuwalahan karena dia bawa pasukan."

"Terus mbak kelanjutannya bagaimana?"

"Yah, habis deh tuh pelakor sampai bajunya robek-robek. Emak-emak dilawan mana sanggup. Terus Pak Edi juga habis itu digebukin sama istrinya pakai sapu ijuk bahkan nih ya, pasukannya istri Pak Edi tuh sampai ada yang bawa sapu lidi, pel, kemoceng, dan lain-lain jadi berasa mau kerja bakti bukannya mau gerebek perselingkuhan suami."

"Sekarang anak magangnya di mana mbak? Rumah sakit atau kantor? Terus Pak Edi gimana tuh nasibnya?"

"Si pelakor sama Pak Edi lagi dipanggil dewan direksi. Disidang kayanya." setelahnya Mbak Maura masih terus saja bercerita soal drama Pak Edi dan selingkuhannya kepadaku hingga akhirnya kami pun memutuskan untuk melanjutkannya lagi di saat jam makan siang karena memang harus segera bekerja kembali.

Bagiku perselingkuhan adalah bentuk ketidakbertanggung jawaban seseorang dalam sebuah ikatan. Sebuah sikap yang menyakitkan dan hanya akan menyebabkan sebuah luka bagi pasangan yang dikhianati. Kesepian? Sudah tidak cocok? Tidak ada alasan yang dapat dibenarkan untuk sebuah hubungan terlarang seperti berselingkuh. Bukankah ketika kita menikah itu sama artinya dengan kita yang telah barjanji? Bukan hanya kepada pasangan tetapi juga kepada Tuhan.

Tante, I Love You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang