BAB 7

1.5K 67 3
                                    


Pernikahan Kevin dan istrinya yang bernama Kinan diselenggarakan cukup mewah, terlihat dari lokasi dan dekorasi yang ada. Sepertinya tema pernikahan ini adalah garden party karena hampir seluruh ruangan pesta dihiasi oleh berbagai macam jenis bunga termasuk tempat dimana kedua pengantin sedang berdiri dan menyambut para tamu undangan yang datang.

Setelah menyapa beberapa rekan kerja, aku pun mulai melangkahkan kaki ke atas pelaminan dengan Darren yang masih memeluk pinggangku erat. Meski semenjak turun dari mobil pria ini terus saja memilih diam akan tetapi dia tetap dapat diandalkan terlebih untuk menjadi gandengan yang bisa aku pamerkan.

"Terima kasih." ucapku setengah berbisik saat kami berdua tengah mengantri untuk bersalaman

"Untuk?"

"Mempunyai wajah tampan sehingga bisa gw pamerin ke orang-orang tadi hehehe."

Tidak berselang lama kami pun telah berada di hadapan kedua mempelai dan dapat aku lihat jika raut wajah kedua pengantin ini nampak bertolakbelakang. Kevin dengan wajah terkejut dan sedikit sinis sedangkan istrinya yang terus saja menatap kami dengan senyum menggembang.

"Selamat ya Kevin akhirnya ada juga yang mau sama elo buat dibawa ke pelaminan." ejekku namun Kevin terlihat tidak terlalu peduli dengan ucapanku tadi karena sepertinya dia lebih tertarik dengan Darren, pasanganku malam ini.

"Thanks buat ucapan dan kedatangannya. Gw enggak menyangka jika seorang Vitalia Cecilia beneran akan datang ke acara pernikahan gw."

"Tentu saja gw harus datang apalagi ini undangan dari elo jadi enggak mungkin kalau gw enggak datang kan?"

"Benarkah? Bahkan yang lebih mengejutkannya lagi elo datang dengan menggandeng seorang pria. Bertemu dimana? Atau elo bayar berapa buat menemani elo malam ini?"

"Maksud elo apa bicara begitu?" belum sempat Kevin membalas ucapanku, tiba-tiba saja Darren telah menarik pelan tanganku untuk turun dan pergi dari hadapan pria ini. Selain memang karena antrian di belakang kami sudah cukup panjang, sepertinya Darren juga tidak ingin melihat jika nantinya terjadi keributan di antara kami berdua.

"Astaga benar-benar deh tuh si Kevin selalu saja bikin tekanan darah gw naik. Alhamdulillah bukan gw yang nikah sama dia karena kalau itu terjadi maka hanya akan ada dua hal kemungkinan, gw mati muda atau gw akan menjadi gila dan terkena penyakit kronis karena selalu mengalami tekanan batin. Terima kasih ya Allah karena dia bukan jodoh hamba." ucapku sambil pergi menjauh dari Kevin dan istri barunya tersebut sementara Darren tetap memilih diam tanpa berniat berkata apa pun setelah mendengar segala perkataanku sejak tadi.

***

Aku tidak tahu hubungan seperti apa yang dimiliki antara Tante Vita dengan mempelai pria di depanku ini. Apa mereka mantan yang berakhir buruk atau bagaimana? Karena dapat kulihat jika keduanya seperti saling membenci satu sama lain bahkan ucapan keduanya pun sangat jelas menggambarkan hubungan buruk mereka selama ini dan jika aku tidak menarik Tante Vita untuk segera pergi maka aku yakin jika sebentar lagi akan ada adegan konyol yang terjadi, adegan perkelahian.

Setelah bersalaman dengan si pemilik acara kami pun memutuskan untuk makan. Awalnya aku ingin menolak karena diriku benar-benar ingin cepat pulang dan tidur namun mengingat sejak siang aku belum makan apa pun akhirnya aku pun mengiyakan permintaannya itu.

Beberapa kenalan Tante Vita dan Mami Maura di kantor menyapa kami berdua kembali dan sekali lagi mereka menanyakan mengenai siapa diriku. Tentu saja dengan segala kebohongan seperti sebelumnya Tante Vita kembali mengatakan jika aku adalah kekasihnya. Aku tidak terlalu peduli dia akan mengatakan apa kepada mereka karena selama aku tidak harus berbicara itu tidaklah menjadi masalah untukku.

Tante, I Love You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang