BAB 18

1.1K 50 3
                                    

Pria bernama Darren itu datang ke kantor hanya untuk memberikan obat Vita yang tertinggal di mobilnya.

Apa mereka benar-benar bersama?

Hai perkenalkan namaku Kevin. Pria yang sangat mencintai wanita bernama Vita namun menikah dengan wanita bernama Kinan.

Vitalia Cecilia. Cinta pertama dan cinta masa mudaku.

Tidak ada yang tahu mengenai hal ini selain diriku sendiri karena memang tidak pernah aku ceritakan kepada siapa pun dan sekarang aku akan menceritakan semuanya kepada kalian. Tentang diriku dan cintaku untuknya.

Aku pertama kali bertemu dengan Vita saat kami berdua masih sama-sama berstatus sebagai pelajar. Gadis berkuncir kuda yang tiba-tiba saja muncul entah darimana yang dengan nekat dan penuh keberanian menolongku di saat diriku sedang di keroyok oleh beberapa preman di dekat area sekolahku saat itu. Masih teringat jelas bagaimana wajahnya yang memperlihatkan raut ketakutan serta bagaimana brutalnya dia ketika berusaha melawan para preman tersebut.

Singkat cerita, sejak saat itu aku menyukainya. Gadis cantik yang nekat. Setelah berusaha mencari tahu tentang dirinya baik itu nama, asal sekolah, serta alamat rumahnya, hampir setiap hari aku memandanginya dari kejauhan. Melihat dirinya tanpa berniat berkenalan secara langsung apalagi mengajaknya berbicara. Semacam cinta dalam diam. Bodoh dan naifnya diriku jika kuingat hari-hariku ketika itu.

Hampir satu tahun aku melakukannya. Diam-diam memperhatikan dan mengangumi serta menjaganya dari para pria yang berusaha untuk mendekatinya. Hingga suatu hari tiba-tiba saja Vita menghilang dan tidak ada kabar apa pun lagi yang aku dapatkan tentangnya. Aku merasa sedih namun aku juga selalu berusaha untuk mencari tahu keberadaannya namun sayangnya semuanya gagal. Dia pergi dan aku tidak bisa menemukannya. Dan inilah akhirnya. Cinta remajaku yang berakhir begitu saja tanpa sempat aku utarakan namun cinta ini juga tidak pernah bisa aku lupakan bahkan setelah bertahun-tahun lamanya.

Setelah menyelesaikan pendidikanku di luar negeri, aku pun memutuskan untuk kembali ke tanah air dan berhasil lolos untuk bekerja di salah satu perusahaan ternama di Jakarta. Dan di kantor inilah aku akhirnya bisa kembali bertemu dengannya.

Dia tetap sama, cantik dan memesona. Tidak banyak yang berubah darinya begitupun perasaanku kepadanya. Bahkan ketika aku mencoba melupakan dan menjalin hubungan dengan wanita lain, dia masih berada di urutan teratas dalam hati dan pikiranku.

Aku tidak akan membuang waktu seperti masa remajaku dahulu. Anggap saja jika Tuhan telah memberikan kesempatan kedua untukku agar bisa bersamanya.

Awalnya semua berjalan baik. Aku dan Vita menjadi dekat meski hanya sebatas sebagai teman kerja namun semakin lama aku semakin menginginkan hal yang lebih dari kata tersebut.

Dekat dengannya membuatku tahu beberapa hal tentang dirinya, termasuk tentang ketidakinginannya untuk menjalin hubungan asmara dengan pria mana pun. Ragu kembali hadir dalam diriku dan sekali lagi membuatku harus kembali mencintai dirinya dalam diam.

Biarkan waktu yang akan memberikan jawabannya atas diriku dan perasaanku kepadanya, fikirku saat itu.

Kebodohanku kedua.

Sebagai wanita cantik, pintar, dan mandiri tentu saja membuat Vita selalu di dekati oleh banyak pria meski aku juga tahu jika mereka semua tidak akan pernah berhasil mendapatkannya. Namun sebagai pria biasa aku juga selalu merasa khawatir dan cemas. Aku mencintainya dan tidak ingin kehilangannya. Tidak sekarang dan juga nanti.

Tanpa sepengetahuan Vita aku pun membuat pria-pria tersebut menjauh dan untungnya semua itu berhasil sampai pria berengsek itu datang, Rangga.

Rangga adalah anak baru di divisi HRD. Penampilan dan image-nya menunjukkan jika dia adalah pria baik dan ramah namun semua itu hanyalah topeng. Dia pria berengsek yang suka bermain dengan perempuan. Dari mana aku tahu? Tentu saja saat ada pria yang terlihat tertarik dengan Vita maka aku akan langsung mencari informasi tentangnya dan mengancam dengan kelemahannya tersebut. Jahat tetapi efektif. Akan tetapi hal berbeda justru terjadi dengan Rangga karena setelah aku ancam, Rangga justru semakin berusaha mendekati Vita bahkan dengan cara licik.

Suatu malam di sebuah pesta rekan kerja, Rangga diam-diam memasukkan obat perangsang ke dalam minuman Vita tentu aku yang mengetahui hal tersebut menjadi marah dan menghajarnya habis-habisan. Vita yang mengetahui kejadian itu kemudian berusaha melerai kami dan disaat itulah perasaanku terungkap. Rangga mengatakan bahwa aku memukulnya karena diriku yang tidak suka jika ada pria lain yang mendekati Vita bahkan semua sikap dan perbuatan jahatku diungkapkan olehnya.

Vita yang hanya mendengarkan penjelasan sepihak dari Rangga tentu saja menjadi marah atas semua perbuatanku selama ini dan inilah awal mula kesalahpahaman terjadi di antara kami berdua. Nasi sudah menjadi bubur. Vita tahu dan aku akhirnya menyatakan cintaku meski harus berakhir dengan penolakan. Tidak sekali, dua kali, tetapi berulang kali.

Menyerah? Tidak, karena aku tidak menginginkannya.

Kebencian Vita terhadapku semakin besar dan bodohnya aku, aku justru semakin memperburuknya.

Rangga pergi akan tetapi pria lain datang. Sayangnya aku sudah tidak bisa melakukan trik yang sama seperti dahulu lagi sehingga muncullah ide untuk membuat para pria menjauh tanpa perlu berupaya apa pun seperti dahulu. Vita seorang lesbian. Nyatanya kalimat itu ampuh, sangat malahan. Yah, mungkin ditambah dia yang tidak pernah dekat atau berpacaran serta selalu saja menolak pria sehingga dengan mudahnya gosip itu dipercayai oleh orang-orang.

Jangan tanya bagaimana reaksi Vita saat itu terlebih saat dia mengetahui jika akulah dalang dari semua gosip-gosip buruk tentangnya selama ini di kantor. Sebenarnya aku pernah ingin mencoba menjelaskan semuanya namun selalu gagal dan entah bagaimana semuanya menjadi semakin kacau.

Oh iya soal pernikahanku. Aku dijodohkan. Bukannya tidak ingin menolak tetapi aku tidak bisa menolak dan pada satu titik aku pun akhirnya memilih untuk menyerah dengan cintaku dan mencoba belajar mencintai wanita lain yakni Kinan namun sepertinya gagal.

Kebodohanku yang lainnya.

Entah itu cinta ataupun obsesi, yang jelas Vita masih berada di hatiku. Bukannya aku tidak pernah mencoba untuk melupakannya dan belajar mencintai istriku. Kucoba namun aku tidak kuasa menahan amarah ketika melihat dan mengetahui dirinya bersama pria lain.

Kebodohanku lagi.

Ah, aku memang pria bodoh dari yang terbodoh.

Pertengkaran dengan Kinan? Jangan tanya apa alasannya karena kalian mungkin bisa menebaknya bukan? Setelah semuanya, nyatanya aku masih tidak bisa melupakan Vita.

Satu lagi soal pria bernama Darren. Kupikir ini hanyalah sebuah kebohongan Vita kepadaku namun melihat dirinya yang menjaga Vita di saat sakit kemarin aku menjadi sedikit ragu akan hal itu.

Tanpa sepengetahuan siapa pun aku datang ke rumah sakit dan memperhatikan Vita dari jauh seperti kebiasaanku dahulu dan di saat itulah aku melihat Darren yang selalu menjaga wanitaku. Terlebih saat ini dengan mata kepalaku sendiri aku menyaksikan kehadiran Darren yang datang ke kantor hanya demi sekantung obat yang Vita tinggalkan di mobilnya. Perhatian yang ditunjukkan Darren sekarang jujur telah membuatku semakin meragukan asumsi-asumsiku soal kebohongan Vita yang memiliki pacar hanya sekadar untuk menipuku dan lainnya.

Takut? Tentu. Siapa yang tidak takut jika cintanya akan direbut. Yah, meski cintaku saat ini kepadanya tidak dapat dibenarkan namun cinta tetap cinta bukan?

Kebodohanku yang lainnya.

Sudah berapa kali aku mengatakan diriku bodoh?

Apakah aku harus ikhlas dan menyerah kemudian memperbaiki hubunganku dengan Kinan? Ataukah tetap berjuang hingga lelah lalu menyerah?

Kalian boleh menilai diriku, apa pun. Tetapi jangan dengan cintaku, Vita.

Tante, I Love You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang