BAB 23

1K 45 8
                                    

"Elo sama Darren memangnya mau sampai kapan pura-pura pacaran?" tanya A'Muda saat kami berdua tengah berada dalam perjalanan sepulang bekerja. Hari ini aku memang sengaja menumpang dengannya karena mobilku yang mendadak mogok kemarin setelah pulang dari lapangan proyek.

"Rencana gw sih sebentar lagi mau gw akhiri A'. Lagian tujuan gw juga sudah tercapai dan gw akan semakin merasa enggak enak sama Darren kalau membuat dia harus terlibat lebih lama dalam kebohongan ini."

"Elo yakin?"

"Yakin. Lagian ada apa sih A' tumben banget elo nanyain soal hubungan gw sama Darren kaya tadi."

"Soal gosip kemarin. Memangnya Maura belum cerita sama elo?"

"Soal Kevin dan istrinya yang berantem terus bawa-bawa nama gw?" tanyaku sambil menatap A'Muda yang masih fokus menyetir dan setelahnya A'Muda tiba-tiba saja menepikan mobilnya dan juga ikut menatapku dengan raut wajah yang terlihat sangat serius.

"Apa elo baik-baik saja?"

"Mbak Maura juga beberapa hari yang lalu nanya begitu A' ke gw dan insyaallah gw akan baik-baik saja. Elo kan tahu gw sama Kevin selama ini bagaimana. Kalau saja enggak ada proyek kemarin kita mungkin enggak akan saling bertemu dan ngobrol."

"Gw sama Maura juga bingung. Kenapa nama elo masih saja keseret sama tuh kehidupan lakik sih? Kayanya dia bener-bener cinta mati sama elo deh Vit."

"Ish, apaan sih A'. Enggak baik bilang begitu sama orang yang sudah beristri."

"Siapa tahu kan. Lagian aneh saja. Masa mereka berantem tetapi nama elo yang selalu disebut-sebut."

"Yah, mana gw tahu A'." A'Muda kemudian menjalankan mobilnya kembali dan pembicaraan mengenai Kevin serta rumah tangganya tidak lagi kami bahas saat ini.

"Bagaimana kalau libur panjang nanti kita semua pergi ke Bandung. Mau enggak? Ibu nyuruh gw pulang tetapi gw malas kalau sendirian. Elo tahu kan kenapa? Seengaknya kalau ada temennya Ibu enggak akan ngebahas soal pernikahan melulu sama gw."

"Mbak Maura ikut juga?"

"Kayanya. Lagi pula dia juga belum ada rencana buat pergi liburan cuman Maura bilang kalau dia berencana buat ajak jalan Darren soalnya setelah tuh anak balik ke sini dia belum sempat pergi ke mana-mana karena langsung masuk kerja."

"Memangnya Darren mau ikut apa?"

"Yah mana saya tahu Vitalia. Saya kan bukan bapaknya."

Hampir 35 menit berkendara akhirnya kami berdua telah sampai di rumahku. A'Muda menolak ketika aku memintanya untuk mampir karena dia telah memiliki rencana untuk pergi berkencan dengan kekasihnya malam ini sehingga dia ingin cepat pulang untuk menemuinya.

Setelah mandi dan berganti pakaian aku pun memilih memasak mi instan, masakan yang paling mudah dan paling mampu aku buat. Lagi pula aku sedang ingin memakan makanan tersebut saat ini terlebih cuaca yang sangat mendukung yakni hujan deras disertai petir besar.

Aku makan dalam keheningan dan keterdiaman. Biasanya ada suara televisi yang menemani agar suasana makan malamku tidak terlalu sepi namun karena hujan dan petir aku tidak berani menyalakannya. Bagaimana jika petir menyambar dan mengenaiku? Setelah menghabiskan makan malam sederhanaku itu aku pun memilih kembali bekerja, membaca beberapa berkas laporan yang memang sengaja aku bawa pulang ke rumah.

Setelah proyek kemarin selesai, aku dan Kevin hampir tidak pernah bertemu lagi atau lebih tepatnya aku yang semakin menghindarinya. Bohong jika aku tidak peduli dengan semua gosip yang kembali menyeret namaku karena nyatanya aku menjadi lebih takut dan khawatir jika berbagai omongan buruk kembali datang kepadaku bahkan dari masalah yang aku sendiri tidak ketahui secara jelas penyebabnya.

Tante, I Love You (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang