Ketika para wanita diberi tugas untuk merancang ide dari sebuah pesta, maka bersiaplah untuk geleng-geleng kepala. Hal ini terjadi dalam acara wedding shower yang mereka adakan untuk Svarga dan Queenzi malam ini di Villa milik keluarga Dante di puncak, di mana para pria diwajibkan memakai kostum yang telah mereka siapkan di dalam box. Tidak main-main kostum wajib tersebut berupa lingerie seksi berwarna merah muda.
"Nggak boleh nolak, inget kita semua udah sepakat harus ngikutin aturan." Zela sudah lebih dulu mengingatkan sebelum ada yang protes, diikuti oleh tawa geli Vanilla.
"Emang nggak seharusnya gue kasih kalian kepercayaan buat ngurus ini tanpa kita," decak Dante tidak mampu marah, selain pasrah.
Joanna tertawa geli dengan punggung tangan menutupi bibirnya, terlebih saat melihat sang suami kebingungan menentukan bagian mana belakang atau depan dari lingerie itu.
Queenzi menaikkan sebelah alis saat Svarga menoleh ke arahnya, seperti sedang berkata dia sudah tidak sabar ingin melihat pria itu memakainya. Bibirnya tercetak senyum miring dan penuh kepuasan.
"Terus kalian pake apa? Lingerie juga, kan?" tanya Zavi terlihat antusias.
"Nggak dong. Ini, kan, ceritanya kita switch roles, jadi ya kita cewek-cewek pake piyama kalian." Vanilla dan Zela langsung mengambil barang bawaan para laki-laki yang diminta membawa piyama tidur, namun tidak diberitahu kalau justru para wanita yang akan memakainya.
"Wah curang." Zavi menunjuk dengan ekspresi kecewa. Dia pikir akan adil kalau para wanita itu juga memakai lingerie, sehingga tidak masalah bila mereka menahan malu sedikit, tapi bisa cuci mata sebagai gantinya.
"Pengen banget lo ngeliat badan gue yang seksi ini?" goda Zela meliukkan tubuh di depan Zavi.
"Najis." Zavi memasang ekspresi geli. "Mending gue lihat paus terdampar di panti."
Zela mendengkus.
"Udah, buruan ganti pakaian," suruh Queenzi sambil menunjuk salah satu pintu kamar.
Svarga dan Jendra yang terlihat tidak banyak mengeluh, langsung pergi ke kamar itu untuk berganti pakaian. Berbeda dengan Dante dan Zavi yang terus mengomel.
"Kita juga ganti yuk!" ajak Vanilla.
Keempat wanita itu masuk ke kamar lainnya dengan penuh semangat. Hari ini adalah harinya para wanita yang sudah merencanakan banyak hal untuk menyiksa para laki-laki di sana.
***
Di kamar para pria sedang bergotong royong saling membantu memasang lingerie dengan benar. Kerjasama itu dilakukan dengan mimik wajah yang cukup serius hingga terdapat banyak kerutan di kening mereka. Setiap lingerie memiliki model yang berbeda, namun sama ribetnya.
"Ini kayaknya di belakang deh, masa depannya bolong gini? Di mana-mana sundel bolong itu di belakang," ucap Zavi merasa ada yang salah dengan lingerie yang dikenakannya. Pasalnya terdapat bagian terbuka yang terlalu besar sehingga dada hingga perutnya terlihat, lalu terdapat tali yang diikat di leher depannya.
Dante tertawa kencang. "Sumpah, lo udah cocok banget, Man, mangkal di Menteng," ledeknya.
Zavi lalu melentikkan jarinya sambil menyelipkan rambut ke belakang telinga. "Berani bayar berapa, bang?" ucapnya dengan suara seperti waria.
Tawa ketiga pria di sana pun meledak seperti petasan. Kalau dipikir-pikir mereka pun tidak ada bedanya, pakai lingerie tetapi bertubuh kekar, sangat menggelikan.
Zavi melepas lingerie-nya, memutar bagian depan ke belakang. "Nah, ini baru bener," decaknya.
"Gila ya ini cewek-cewek ngerjain kita banget," omel Dante sambil mengikat tali di punggung Zavi. "Jangan-jangan kalian berdua udah tau, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Pranikah #365 Hari
RomanceSvarga dan Queenzi pernah menjalin hubungan saat di bangku kuliah, namun kandas di tengah jalan. Beberapa tahun kemudian, keduanya kembali dipertemukan oleh takdir saat memergoki pacar mereka berselingkuh. Merasa sama-sama dikhianati, Keduanya pun m...