Part 34. Rayuan Sonya

6.5K 655 256
                                    

Di saat pikiran Svarga sedang kacau, tiba-tiba saja Sonya datang ke kantor. Wanita itu memaksa masuk padahal Maudy sudah melarangnya. Entah di mana pikirannya sehingga tidak malu berpakaian sangat minim di tempat seperti ini. Belahan dadanya terlihat, paha mulusnya pun terpampang dari rok mini itu.

"Mau ngapain ke sini?" tanya Svarga dengan ekspresi datar. Dia sedang tidak ingin bertemu siapapun, apalagi Sonya.

"Kamu kenapa sih sinis banget sama aku, padahal kita udah lama nggak ketemu." Sonya duduk di meja yang hampir berhadapan dengan Svarga, "emangnya nggak kangen sama aku?" Dia mencoba menggoda pria itu dengan mengangkat satu kakinya ke kaki lainnya sehingga rok pendeknya itu makin terangkat. Lalu tubuhnya sedikit membungkuk membuat dada besarnya itu seperti akan tumpah.

"Kita udah nggak ada ikatan apapun lagi, Sonya. Sebaiknya kamu pergi, aku sedang sibuk," usir Svarga. Dia sama sekali tidak tertarik melihat tontonan yang sedang Sonya suguhkan.

"Ga, kamu harusnya instrospeksi diri juga, kenapa aku bisa selingkuh? Itu karena kamu selalu sibuk dan nggak punya waktu buat aku," keluh Sonya. "Selama kita berhubungan, coba kamu hitung berapa kali kita ketemu? Sebulan sekali aja belum tentu."

"Sejak awal, kamu udah tau konsekuensinya berhubungan sama aku, kan?" Svarga mengingatkan.

"Tapi kenapa sikap kamu beda kalau ke wanita itu? Kamu nggak pernah posting apapun tentang kita di sosial media kamu, tapi hampir setiap hari kamu bagiin kemesraan kamu sama perek sialan itu."

"Namanya Queen," desis Svarga tidak terima istrinya dihina.

Sonya mendengkus. "Apa sih lebihnya dia dibanding aku? Sampai kamu bisa tergila-gila gini sama dia?" tanyanya kesal.

"Minimal, dia menghargai dirinya sendiri dan nggak sembarangan tidur dengan pria lain," sindir Svarga.

Sonya tertawa sinis. "Sesuci itu ya dia di mata kamu? Aku nggak yakin kamu masih akan bilang kayak gini setelah tau masa lalunya," ucapnya angkuh.

"Apa maksud kamu?"

Sonya lalu mengeluarkan ponselnya, memutar sebuah video lalu menaruh ponsel itu ke meja di hadapan Svarga. Dia tersenyum senang karena punya senjata untuk mencemari nama baik Queenzi di mata mantan kekasihnya itu.

Dalam video itu, terlihat Queenzi di sebuah kamar mandi sedang melepas busana. Rekaman terus berlanjut hingga wanita itu benar-benar naked dan mandi. Lekuk-lekuk tubuhnya dari atas hingga bawah terlihat jelas saat dia menghadap ke kamera sambil mengusap sabun di tubuhnya. Saat sadar sedang direkam, Queenzi dengan cepat menutupi tubuhnya dengan handuk sembari tertawa. Pria yang merekam video itu pun tertawa sembari berusaha menarik handuk Queenzi, lalu video menjadi gelap dan hanya ada suara-suara samar seperti dua orang yang sedang mendesah.

"Dari mana kamu dapetin video ini?" desis Svarga marah. Dia menyambar ponsel itu sebelum diambil oleh pemiliknya. Jarinya bergerak cepat sampai video itu menghilang.

"Menurut kamu?" Sonya menaikkan sebelah alisnya. Dia tersenyum sinis. "Percuma kamu hapus di hape aku, kalau sumbernya masih ada."

Ardan.

Svarga yakin, Ardan orangnya.

"Asal kamu tau, nggak cuma satu, tapi ada banyak video kayak gini di hape Ardan. Itu yang kamu bilang dia bisa menghargai dirinya sendiri?" cibir Sonya.

Svarga benar-benar emosi, namun sulit meledakkannya. Jadi ini video yang pernah Ardan singgung di hari pernikahan mereka waktu itu. Pantas saja Queenzi merahasiakannya.

"Ga, look at me." Sonya memanfaatkan kesempatan untuk menyentuh pipi Svarga. "Istri kamu itu masih mencintai Ardan. Aku sering lihat mereka diam-diam ketemuan di belakang kamu, itu juga yang bikin aku ninggalin Ardan. Kamu harus sadar kalau dia nggak sebaik itu."

Svarga membuang muka.

"Kenapa nggak kita sama-sama aja kayak dulu. Aku lebih bisa puasin kamu, seperti yang pernah kita lakuin." Sonya berjinjit hendak mencium bibir Svarga.

Bertepatan dengan itu, tiba-tiba saja pintu ruangan itu terbuka dan Queenzi berdiri terpaku menatap mereka. "Sorry kalau aku datengnya di waktu yang nggak tepat," ucapnya langsung berbalik pergi.

***

Queenzi tidak mengerti kenapa dia harus marah melihat Svarga bersama Sonya, padahal mereka sepakat untuk saling membebaskan selama kontrak pernikahan berlangsung. Hubungan mereka terlalu lemah untuk dijadikan alasan cemburu, karena sejak awal pernikahan ini dibangun di atas kertas perjanjian.

"Queen, tunggu!"

Melihat Svarga mengejarnya, Queenzi menekan tombol lift berkali-kali agar pintu cepat menutup. Tapi sialnya, tangan pria itu berhasil menghalangi celah yang nyaris tertutup hingga bisa terbuka lebar kembali.

"Queen, aku bisa jelasin. Kamu jangan salah paham, aku sama Sonya nggak ngapa-ngapain," mohon Svarga. "Tadi itu dia emang mencoba menggoda aku, tapi demi Tuhan aku sama sekali nggak tergoda."

"Mau ngapa-ngapain juga nggak papa kali, Ga." Queenzi tersenyum sinis. Dia memandang tidak sabar pada hall indicator, terasa lama sekali.

Svarga menatap lekat wajah Queenzi, lalu mengangkat dagunya. "Ini bibir kamu kenapa?" tanyanya khawatir.

Queenzi menepis tangan Svarga dan memalingkan wajah.

Svarga lantas teringat perbuatannya semalam, yang sontak membuatnya sangat menyesal. "Ini karena aku tadi malem?" tanyanya yakin.

Queenzi diam saja.

Saat lift akhirnya sampai di lobi dan pintu terbuka, Svarga menahan tangan Queenzi yang hendak ke luar. Pria itu menekan cepat hall button agar pintu tertutup kembali.

"Apaan sih, Ga. Aku mau pulang!" sentak Queenzi sembari berusaha menarik tangannya dan menghentikan Svarga sebelum lift naik ke atas.

Terlambat.

Lift sudah bergerak sepenuhnya ke atas. Queenzi kesal bukan main. Dia melipat tangan di depan, menggerutu tidak jelas.

Tidak ada penjelasan apapun dari Svarga, pria itu menggandeng tangan Queenzi ke luar dari lift saat telah sampai di lantai kantornya. Bertepatan dengan itu, Sonya sedang menunggu di depan pintu lift.

Sonya melotot kesal ketika Svarga mengabaikannya dan malah pamer pegangan tangan dengan Queenzi.

"Maudy, jangan izinkan siapapun itu masuk ke ruangan saya sebelum saya perintahkan, atau kamu akan saya pecat," ucap Svarga tidak main-main.

"Ba-baik, Pak." Maudy terlihat kaget, juga takut dengan ekspresi Svarga.

Tidak hanya Maudy, Queenzi pun kaget dengan perintah Svarga yang semena-mena itu. Namun apalah daya tangannya sudah lebih dulu ditarik masuk ke dalam, lalu pintu dibanting begitu kuat.

***

Hayooo Svarga mau ngapain? Wkwk

Spam komen biar cepet update, pasti gak sabar nungguin kan? Hihihi.

Perjanjian Pranikah #365 HariTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang