WARNING: CHAPTER INI MEMUAT ADEGAN DEWASA.
***
Berkat kekayaan Svarga, Queenzi dan teman-temannya kini bisa berlayar menjelajahi pulau-pulau di Maladewa dengan private yacht yang mewah. Ini bagaikan mimpi yang menjadi nyata untuk mereka semua, karena dulu pernah berkhayal liburan seperti ini, namun terkendala biaya yang terlalu besar. Pada akhirnya semua menjadi kenyataan tanpa harus menggunakan uang orang tua.
Alih-alih mengikuti para pria diving, para wanita lebih memilih berjemur di bawah terik matahari. Bikini dan kacamata hitam menjadi senjata agar terlihat keren saat selfie dan pamer ke sosial media.
"Nggak nyangka ya, khayalan kita pas SMA pengen berlayar pake private yacht akhirnya kesampaian juga. Tapi sayang Joanna nggak bisa ikut," ucap Zela antara senang dan sedih.
"Kita video call aja yuk!" usul Vanilla.
"Oh, iya. Sekalian ngabarin kita udah sampe." Zela langsung mengeluarkan ponsel.
"Haiiiiii!" Suara Joanna terdengar tak lama setelah wajah cantiknya muncul di layar.
"Hai, Joanna!" teriak Queenzi dan dua lainnya.
"Kalian udah sampe? Queen, gimana rasanya honeymoon?" tanya Joanna yang terlihat sibuk di dapur.
"Yang pasti nggak bisa tidur nyenyak. Mau itu tengah malem, siang bolong, pokoknya digangguin terus sama dia," ucap Queenzi sengaja.
Vanilla dan Zela sontak bersorak.
"I feel you," ucap Joanna tertawa.
"Joan, coba lo tebak kita sekarang lagi di mana." Zela memutar ponselnya sekilas agar Joanna penasaran.
"Di mana?" tanya Joanna.
"Kita lagi di private yacht!" pekik Zela dan Vanilla.
"Wow, seru banget!" Joanna memekik di sana, "kok bisa? Pasti mahal banget kan?"
"Kapan sih uang jadi masalah selama ada sultan di sini," kekeh Vanilla. "Nih istrinya Sultan, beruntung banget kita temenan sama dia."
Queenzi memasang ekspresi angkuh yang dibuat-buat. "Makanya lo nyusul ke sini, nggak lengkap nih formasi kita tanpa lo," ucapnya.
"Ihh, pengen banget tau. Tapi gimana dong kerjaan suami gue lagi banyak, nggak bisa ditinggal." Bibir bawah Joanna mencebik seolah-olah sedih.
Queenzi dan dua lainnya turut sedih, memang berbeda rasanya kalau ada satu di antara mereka yang tidak ikut berkumpul. Apalagi ini mereka lagi liburan, terasa sekali kurangnya.
"Next time ya. Nanti kita nggak cuma liburan, tapi honeymoon bareng kalau yang jomblo udah pada nikah semua."
"Aamiin!" sahut Queenzi.
Vanilla dan Zela meringis.
"Lama dong kalau gitu. Kita aja nggak punya calon sampai sekarang," keluh Vanilla.
"Ngapain sih jauh-jauh, yang deket aja masih nganggur," sindir Joanna.
"Siapa?" Vanilla dan Zela bertanya.
"Dante sama Zavi!" jawab Queenzi diikuti tawanya dan Joanna.
"Iyuhh, males banget." Zela dengan keras menolak.
"Heh, nggak boleh gitu. Jangan sampe lo bucin banget ntar sama dia," ucap Queenzi mengejek sahabatnya itu.
"Tau nih Zela kenapa sih anti banget sama Zavi. Padahal nggak jelek-jelek banget, masih okelah dibawa ke Mal," timpal Vanilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjanjian Pranikah #365 Hari
RomantizmSvarga dan Queenzi pernah menjalin hubungan saat di bangku kuliah, namun kandas di tengah jalan. Beberapa tahun kemudian, keduanya kembali dipertemukan oleh takdir saat memergoki pacar mereka berselingkuh. Merasa sama-sama dikhianati, Keduanya pun m...