36. Tentang Hari Kita Bahagia

680 82 45
                                    

Evan berdiri di sebuah tempat asing. Sendiri. Hingga kemudian sosok bergaun biru itu datang mendekati Evan. Sosok yang ia rindukan. Sangat.

"Jasmine?"

Gadis itu mengangguk.

Evan mengusap lembut wajah cantik itu dengan kedua tangannya.

"Apa kabar, Van?" tanya Jasmine.

Tak menjawab, Evan menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Erat.

Tubuh ini, masih Jasmine yang sama yang ia peluk dulu. Aroma tubuhnya masih sama. Hangat tubuhnya pun masih sama.

Rasa ini juga sepenuhnya masih sama.

"Kamu ke mana aja, Jess?"

"Aku nggak ke mana-mana, Van. Masih tetap di sini," jawab Jasmine sambil menarik tubuhnya dari pelukan Evan.

Evan menatap lamat wajah gadis itu.

Jasmine tertawa pelan.

"Kenapa ketawa?" tanya Evan.

"Kamu nggak berubah, ya," jawab Jasmine.

"Memangnya apa yang harus berubah?"

Jasmine mengangkat kedua bahunya.

"Kamu juga belum berubah. Masih sama cantiknya."

Jasmine kembali tertawa.

Mereka kembali tertawa. Hanyut pada rasa bahagia yang kembali utuh ini.

"Besok kamu kelulusan SMA, kan?"

Evan mengangguk. "Aku juga diterima di Fakultas Kedokteran yang selama ini diincar sama orang-orang."

Jasmine tersenyum bangga.

"Aku berhasil, kan, Jess?"

Jasmine mengangguk.

"Aku berhasil menepati janji aku."

"Makasih, Van. Makasih karena sudah berjuang sejauh ini."

"Nggak perlu bilang makasih, Jess," ucap Evan mengulangi kalimatnya dulu. "Terakhir kamu bilang makasih, kamu malah pergi."

Hening.

Raut Jasmine berubah seketika. Bibirnya bergerak sekilas, seolah ingin mengatakan 'maaf'.

"Nggak. Nggak perlu minta maaf, Jess," cegah Evan. "Aku sama sekali nggak menyalahkan kamu."

Hening kembali. Mereka biarkan suasana hening ini mengalir beberapa waktu.

Evan kembali mengusap wajah gadis itu. "Aku mau kamu lihat aku sampai sukses jadi dokter nanti, Jess."

"Aku pasti akan melihat kamu sukses, Van. Aku nggak akan ke mana-mana."

Evan menggeleng. Tidak, bukan kehadiran seperti ini yang sebenarnya ia inginkan.

"Hanya dengan ini aku bisa bertemu kamu, Van. Ada banyak hal yang nggak bisa kita lawan di dunia ini. Termasuk pertemuan kita sekarang."

"Boleh aku minta kamu tetap di sini, Jess?"

Jasmine hanya menjawab dengan senyuman.

"Jangan pergi lagi, ya? Kembali, Jess."

"Aku nggak bisa, Van. Aku bahagia di sini."

Kalimat itu terasa menikam Evan.

"Kamu juga harus bahagia, ya?"

Evan kembali menggeleng. "Hidup ini nggak mudah tanpa kamu, Jess. Berapa kali aku hampir menyerah berjuang. Tanpa kamu, Jess. Gimana caranya aku bisa bahagia?"

Melodi untuk Jasmine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang