15

12 1 0
                                    

Jam 06.15 Aliza sudah siap dengan pakaian sekolah yang melekat pada tubuhnya. Dua buah roti dengan selai coklat sudah hinggap di dalam lambungnya. Segelas susu hangat yang tinggal setengah masih menemani Aliza. Rentetan bunyi notifikasi masuk ke ponsel Aliza. Sesekali Aliza tertawa karena lelucon dari teman-temannya. Jam menunjukkan pukul 06.30, Aliza menyeruput susunya hingga tandas, meletakkan piring kotor ke wastafel, menyimpan ponsel, menyandang tas dan memasang sepatu. Tak lupa Aliza mengunci apartemennya. Dirasa sudah terkunci sempurna Aliza menyusuri lorong apartemen menuju lif. Sesekali Aliza bersiul menemani langkahnya, tidak ada satupun orang pada pagi ini, lorong apartemen kosong.

Aliza sampai di depan pintu lif, ia memencet tombol lif. Pintu terbuka, Aliza masuk kedalam hanya ada dirinya seorang. Saat Aliza memencet ubuk menutup pintu lif, teriakan seseorang menghentikannya.

" TUNGGUUU.....WOIII....TUNGGUUU"

Aliza segera menekan tombol lif.

" hosh ...hosh ...thanks yaa.." ucap pria yang tadi berteriak.

"Kak milo?"

" lo Ali....ali..."

" Aliza" potong Aliza.

" oh ya Aliza....lo tinggal di sini?"

" iya kak...kakak juga tinggal di sini?"

" enggak gua cuma temanin si Darren " jawab Milo

" kak Darren ke napa kak?"

" babak belur plus demam tinggi"

" trus kakak mau kemana sekarang ?"

" beli obat penurun demam, sama kompres dingin" jelas Milo.

" aku jenguk kak Darren ngak papa kak?"

" ngak papa dong...lo bisa rawat orang sakit kan?"

Jujur sebenarnya Milo tidak bisa merawat orang sakit, bahkan setelah tau Darren demam, Milo menelpon mamanya dulu menangakan apa - apa saja yang harus dia lakukan.

" bisa kak.....aku sering rawat orang sakit kok"

" ya udah kita ke apotek dulu....lo pasti tau apa - apa aja yang harus di beli"

Aliza menganggukkan kepalanya. Sepertinya hari ini ia harus bolos untuk merawat Darren.

Sesampainya mereka di lantai satu, Milo dan Aliza menuju apotek membeli obat demam, kompres dingin, dan obat - obat lainnya.

Setelah mendapatkan obat tersebut mereka kembali membawa plastik berisikan obat untuk Darren.
Milo memasukkan nomor sandi apartemen Darren, dia masuk kedalam dan diikuti Aliza.

" udah dapat tu obat?" Tanya Zhain yang sedang menonton kartun.

" udah....ni gue sekalian bawa pengasuh Darren"

Zhain melihat ke arah Milo, seorang gadis bersembunyi di belakang Milo.

" siapa tuu..?"tanya Zhain.

" Aliza"
Milo berbalik menghadap Alizs , dia mendorong punggung Aliza menuju kamar Darren.

" ayok...ayokkk.... buk perawat....pasien udah menunggu" knop pintu di tekan. Milo mendorong di pintu, ruangan dengan warna dominan abu - abu dipadukan dengan hitam dapat Aliza lihat. Kamar ini sangat bersih dan rapi, berbeda dengan kamar laki-laki lain yang biasanya berantakan.

" Darr gue bawain perawat nih..."

Gundukan di atas kasur yang di tutupi selimut bergerak, menampilkan wajah Darren. Mata sayu itu menatap Aliza.

" siapa?" Tanya Darren.

" Aliza" jawab Milo.

" keluar" usir Darren.

AlizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang