20

4 1 0
                                    

Di tempat lain .....

Olivia yang melihat kepergian Darren juga ingin menyusul pria tersebut, dia memasukkan ponsel ke dalam tasnya dengan tergesa – gesa. Tapi suara tarikan kursi di depannya membuat Olivia menghetikan kegiatannya dan melihat ke arah depan siapa yang duduk di depannya.

" lama tidak bertemu"

" lo siapa?" Olivia tidak pernah bertemu dengan orang yang berada di depannya ini.

Orang tersebut menggunakan masker dan juga menggunakan hoodie dan menutup kepalanya dengan kupluk. Olivia cuma bisa matanya saja, tapi berdasarkan suara dan postur tubuhnya Olivia bisa menebak dia adalah seorang pria.

" kamu melupakan saya Olivia Dasha ?" pria tersebut bukannya menjawab pertanyaan yang di lontarkan Olivia, dia malah bertanya balik.

Olivia tersentak, bagaimana pria itu mengetahui namanya. Seingatnya ia tidak pernah melihat pria tersebut apalagi berkenalan dengannya.

" gue ngak kenal dengan lo" jawab Olivia.

Pria tersebut terkekeh. Dia merubah posisi duduknya yang semula tegak sekarang menjadi menyandar pada kursi.

" kamu melupakan saya secepat itu Olivia...tapi saya tidak bisa melupakan kamu sampai detik ini ".

" apa mau lo?"

" hehe... saya tidak menginginkan apa pun.. saya Cuma mau melihat wajah cantikmu saja.."

" jangan main – main dengan gue... gue tanya sakali lagi apa yang lo mau ?"

Pria tersebut mengeluarkan satu buah amplop berwarna putih. Dia meletakkan amplop tersebut di atas meja dan mendorongnya ke hadapan Olivia.

Olivia sedikit ragu menerima amplop tersebut, tapi ia juga penasan.

" jangan di buka sekarang..bukanya nanti saat kamu sampai di rumah cantik.."

Pria tersebut bangkit dari kursi, ia seolah tersenyum ke arah Olivia. Olivia menebak karena mata pria itu menyipit.

" sampai jumpa lagi cantik..."

Pria itu melangkah pergi ke luar restoran.

..............................

" lo kok sampi ke sasar sih dar?" tanya Milo.

Mereka sekarang berkumpul di aparteman Darren. Sebelumnya Millo mendapat telpon dari nomor yang tidak dia kenali sebelumnya. Dia pikir itu hanya telpon dari orang iseng, tapi lama kelamaan dering ponsel tersebut istirahatnya. ia hampir memaki orang yang menelpon, tapi mendengar suara Darren membuatnya membatalkan niatnya itu.

Karena itu dia menjemput Darren ke perkampungan yang kebetulan pernah dia kunjungi.

" gue ngikutin orang.." Darren mengambil air mineral yang berada di atas meja sofa dan meminumnya.

" trus orangnya ketemu?" Fauzan juga ikut hadir di sana. Milo memberi tahunya, kalau Darren tersasar.

Darren menggelangkan kepalanya, ia hampir menangkap pria berkumpluk tersebut.

" apa tujuannya?" tanya Zhain. Dia juga ikut berkumpul setelah Fauzan menghubunginya.

" gue ngak tau... tapi sepertinya ada yang dia incar" Darren meletakkan botol mineral yang sudah habi di atas meja.

" apa yang dia incar?" Milo juga heran, mereka tidak ada mempunyai masalah dengan genk apa pun akhir – akhir ini.

Mereka larut dengan pikiran mereka masing – masing.

..............................................

Pagi ini langit sepertinya tidak mendukung murid SMA Garuda untuk tidak melakukan upacara. Matahari sangat terik dan juga panas.

AlizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang