17

7 1 0
                                    

Di dalam markas Langkasa, Fauzan, Zhain dan Milo duduk saling berhadapan. Lebih tepatnya Milo dan Fauzan duduk bersebelahan sedangkan Zhain duduk di hadapan mereka. Zhain berada  di posisi  interogasi.

“ Jadi bisa lo jelasin apa yang udah terjadi tadi siang...” ucap Milo, dia melipat di depan dada, kakinya menyilang 

“ yang mana?” tanya Zhain.

“ lo sama Oliv”

“ oohh....gue Cuma teman...” jawab Zhian singkat.

“ anj*ng lo kira gue ngak liat apa....lo sama oliv di atas yang mananya temanan”

“ gua cuman temanan anj*ng...”

“ Lo tau kan kalau Oliv itu pacarnya pak bos...lo mau tikung dia haaahh....” Fauzan bersuara.

“ Gue cuma temannya bangs*t...”

“ Waaahh.....mintak di hajar nih anak...” Milo mengulung lengan kemejanya ke atas bersiap memberikan pukulan ke arah Zhain.

“ biar gue aja Mil...” Fauzan maju, ia memberikan pukulan telak ke wajah Zhain. Pria itu yang semulanya duduk di atas kursi kayu terhempas kebelakang.

“ Jangan pikir gue bodoh yaa tai...lo kira ini baru pertama kali gue liat lo sama Oliv kayak gini....perhatian lo terhadap Oliv itu di atas yang mananya teman bangs*t....”
Fauzan sudah sering melihat Zhain sering berduaan dengan Oliv, ia pikir itu hanya sebuah kebetulan. Tapi semakin ke sini sikap Zhain terhadap Oliv berlebihan. Zhain seolah berpacaran dengan Oliv yang notabagnya pacar bos mereka. Bahkan Zhain terbang dari bandung ke jarkarta karena mendengar Oliv mengalami kecelakaan ringan akibat jatuh dari sepeda. Bukan hanya itu, Zhain terkadang mengirimkan makanan kepada Oliv,  menemani gadis itu berbelanja, dan bahan menginap di rumah Oliv saat orang tua gadis itu sedang keluar kota. Hal itu tanpa sepengetahuan Darren.

“ gue Cuma temanan babi...” Zhain tetap pada pendiriannya.

“ gue aja yang hajar dia....aahhh....udah lama gue ngak ninju orang...” Milo meregangkan badannya. Ia mendekat ke arah Zhain yang masih dalam posisi terlentang.

Krek
Krek

Bunyi tulang Milo yang kaku. Milo melayangkan pukulan pertama pada wajah Zhain.

“ Shhhh.......keras juga tulang lo ya...” Milo mengibas – ngibas tangannya yang sedikit sakit akibat berbentur dengan tulang wajah Zhain.
Milo beralih memukul perut Zhain, ia harus membuat laki – laki itu menceritakan sebenarnya. Milo juga pernah melihat Zhain dan Oliv jalan bareng, dan terlebih dia juga pernah melihat mereka ciuman, bukan pada pipi atau kening tapi pada bibir. Ciuman yang memiliki arti yang berbeda. Tapi anehnya Oliv yang memulai hal itu, sedangkan Zhain hanya menerima.

“ Masih belum mau jujur ya....”
Milo menghajar Zhain habis – habisan, laki – laki itu seperti pasrah, dia tidak melawan sama sekali.

“ Oke....oke...ukkk....uuhukk...gue suka sama oliv...”
“ anj*ng lo...” Fauzan naik pitam, ternyata yang selama ini dia cemaskan terjadi. Zhain suka dengan Oliv. Dia mau berniat menggantikan Milo mengahajar Zhain.

“ tunggu dulu...kita dengerin apa penjelasannya...” sergah Milo.
Fauzan menghembuskan nafas kasar. Dia harus menahan amarahnya.

AlizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang