11

9 1 0
                                    

Siang ini, dikelas Aliza ada mata pelajaran olahraga. Semua siswa dan siswi mengganti pakaian di toilet. Aliza, Meli, dan Ana sudah selesai berganti pakaian dengan baju olahraga.

Tapi sedari tadi mereka tidak kunjung  keluar dari toilet, sedangkan jam pelajaran olahraga tinggal 10 menit lagi akan di mulai. Ana sibuk menghias wajahnya dan Meli berpose - pose tidak jelas di depan  kaca.

" udah belum naa....ini tinggal 10 menit lagi jam penjas mulai" Aliza mulai gelisah, ia takut terlambat dan berakhir dengan hukuman.

" bentar.... dikit lagi" Ana memoles lipstik berwarna pink dan juga lip tint merah pada bibirnya, dia bermaksud mengombre lips itu. 

" gimana... aku cantik kan?" Ana menyisir  rambutnya kebelakang, hari ini ia tidak mengkunci rambutnya, dia membiarkan rambut - rambut itu tergerai.

" cantik....udah...ayo ayo ... kita kelapangan nanti telat." Aliza menarik tangan Ana dan Meli keluar toilet. Tinggal 5 menit lagi waktu ganti baju berakhir, langkah kaki Aliza semakin cepat. Untung aja sebelum Aliza menarik tangan Ana,  dia sudah  masukkan lipstik dan bedaknya kedalam kantong celana, kalau sampai barang itu tertinggal pastikan  akan  hilang di toilet.   Memang sekolah ini adalah sekolah anak - anak  kaya tapi tidak memungkiri masih ada saja yang mau mengambil barang orang lain alias mencuri.

" santai aja kali za...ngak akan telat kok..." Mila menyeimbangkan langkahnya dengan langkah cepat Aliza.

" iyaa tuh....pak Marko ngak akan marah kok.... dia kan baik...." ucap Ana.

" pokoknya kita harus cepat ke lapangan...."

Sesampainya di lapangan basket, Aliza melepaskan genggamannya pada tangan Ana dan Meli. Hampir semua murid kelasnya sudah berkumpul.

" hampir aja telat..." ucap Aliza.

Pak Marko datang dengan membawa buku absen ditangan sebelah kiri dan bola basket di sebelah kanan. Guru magang yang masih mudah dan juga tampan menjadikannya sebagi guru idola di Alexander High School. Badan yang atletis dan otot yang kekar membuat beberapa siswi berniat ingin memacari guru tersebut.

Siswa dan siswi berbaris rapi melihat kedatangan Pak Marko. Aldo dan Andi yang membantu membawa box yang berisikan  bola basket,  meletakkan box itu di depan barisan siswa dan siswi.  Kemudian mereka bergabung dengan barisan siswa.

" siang semua....masih semangat kan?" Sapa Pak Marko ramah. Senyum manis yang membuat beberapa siswi berteriak dramatis.

" siang bapak ganteng....masih dong" jawab Flora, gadis dengan sejuta informasi terupdate di Alexander High School.

" siang pak... masih pak" jawab Ana malu - malu. Ternyata gadis itu juga menyukai Pak Marko.

" oke bapak absen dulu ya... Aldo......"

Satu persatu tangan murid terangkat ke atas sesuai dengan absen nama mereka.

" Vincent Kavindra..."

" ngak hadir pak " jawab Doni selaku ketua kelas.

" apa ada surat atau keterangannya Doni?"

" enggak pak....bapak kayak ngak kenal aja Vincent aja,  dia kan jarang masuk kelas pak"

" hadir " suara dari barisan paling ujung membuat pandangan mereka tertuju.

Vincent hadir dengan dengan kaos hitam dan celana olahraga. Anugrah apa yang sedang menghampiri Vincent, pria yang sangat jarang masuk pelajaran penjas.

Mata Aliza dan mata Vincent bertemu, Aliza tersenyum  sedangkan Vincent tidak berekspresi apa pun.

" bagus kamu datang...dipertahankan ya Vincent..." Pak Marko menutup buku absen.

AlizaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang