Aliza sudah rapi dengan seragamnya, ia mengambil ransel dan mengecek isinya apakah ada buku yang belum di masukkan. Setelah meyakini semuanya lengkap, ia menutup resleting tasnya dan siap untuk pergi ke sekolah.
Hari ini Aliza akan berjalan kaki menuju ke sekolah, sebenarnya jarak rumah Aliza dengan sekolah tidak terlalu jauh cuma memerlukan sekitar 35 menit berjalan kaki. Apalagi hati ini ia bagun sangat pagi, jadi sekalian berolahraga. Aliza mengeluarkan handfree dari dalam sakunya, ia mengonekkan dengan ponselnya dan mencari lagu apa yang bagus untuk menemaninya. setelah menenukan lagu yang cocok ia memangkan benda kecil itu di telinganya.
Hari ini tidak terlalu ramai dengan pejalan kaki, jadi suasana masih lumayan sepi. Bagunan – bangunan tinggi menyertai perjalanan Aliza, kota yang sekarang ia tempati sudah berubah banyak.
Aliza melihat dari kejauhan pria yang cukup ia kenal sedang menyebrang jalan.
" Vincent ..." sorak Aliza.
Tapi sepertinya suaranya terlalu kecil untuk di dengar pria itu.
Aliza mempercepat Langkah kakinya, tapi saat hampir sampai tangannya ada yang menarik dari belakang.
Aliza tersentak badannya berbalik menatap ke belakang.
" ooh .. milo" Ternyata yang menarik tangannya adalah Milo.
" lo mau mati?."
Nyaris sedikit lagi Aliza tabrak mobil, kalau tidak ditarik tangannya oleh Milo.
" OOIIII... MAU MATI LO..." maki pengemudi mobil, yang nyaris saja hampir menabrak Aliza.
" maaf pak.." Aliza membungkuk. Ia salah tidak memperhatikan rambu lalu lintas yang semula berwarna hijau berubah menjadi warna merah. Ia hanya tertuju mengejar Vincent.
" lain kali kalau mau nyebrang liat – liat dulu kanan kiri.." nasehat Milo.
" baik..." Aliza menunduk. Ia sedikit mau dengan keteledoran yang ia lakukan barusan.
" yaudah ayok... nanti telat .." Milo berjalan beriringan dengan Aliza.
Belum masuk ke gerbang sekolah, sudah banyak yang melihat mereka dari tadi. Bahkan ada yang terang – terangan mengomentari mereka.
" ngak usah di dengar..." ucap Milo.
Aliza hanya menunduk, ia merasa malu dilihat secara terang – terangan.
" oiii..." Milo sedikit berteriak menanggil teman – temannya. Darren, Zhain, dan Fauza berada di area parkiran. Mereka sepertinya baru sampai.
" ayokk..." Milo menarik tangan Aliza untuk mendekat ke arah teman – temannya.
" tumben lo ngak bawa motor?" ucap Fauzan.
" gue pengen jalan kaki sekali – sekali..." jawab Milo.
" tumben lo...kesambet apaan lo .."
" gue ingin mengurangi polusi .."
" eleh ...sok – sok an gurangi polusi....lo aja biasanya kemana- mana naik motor atau ngak mobil..."
" heiii.. kawan..karena itu mulai dari sekarang gue akan memperbanyak jalan kaki...untuk membuat Indonesia menjadi negara sehat"
Milo merangkul Fauzan dengan tangan kirinya, satu tangannya di gunakan untuk membuat gambar gambar sudut 180'
( maaf ya aku ngak tahu cara menyebutin tangan yang kayak dadah tapi bukan dadah, kayak membayangkan itu.. ya pokoknya itu lah.. aku juga ngak bisa menggambarkannya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aliza
Teen FictionNamanya Aliza Glisea, murid pindahan yang datang membawa mala petaka. Gadis yang datang dengan membawa bencana bagi setiap orang yang dia temui di sekolah barunya. Sifatnya yang manis dan juga lugu membuat mereka tidak menyadari hal tersebut. Tapi a...