5. Perasaan Aneh

57 12 53
                                        

Dunia terlalu keras untuk seseorang yang selalu ingin diperlakukan lembut.

-CeriGala-

Tak peduli beberapa pasang mata yang menatap kedatangan mereka, Gala terus menarik lengan Ceri sampai memasuki ruangan rapat. Pria itu memberikan kursi agar Ceri duduk di sana. Ceri yang merasa bingung hanya menuruti kode dari Gala. Perhatian Ceri teralih karena terdapat Chika dan Nathan di ruangan yang sama.

Bisikan yang terdengar dari orang-orang kantor tak membuat niat Gala terkendala. Ia berdeham pelan, kemudian duduk di kursi kantor khusus untuk dirinya. Gala duduk di hadapan para rekan kerjanya.

"Sudah lengkap semuanya?" tanya Gala ketika suasana mendadak hening. Semua rekan kerjanya tampak mengangguk.

Satu hal yang perlu kita ketahui, tak ada siapapun yang berani mengusik Gala. Faktanya, Gala adalah seorang CEO perusahaan yang ada di salah satu kota Bandung. Orang yang sangat disegani seluruh tim dan partner kerjanya di segala kota. Usahawan muda itu sudah mengemban perusahaan selama kurang lebih dua tahun. Tak heran banyak orang yang merasa kagum dengan sosok Gala Akihiko.

Gala menatap semua orang yang ada di tempat itu. "Baiklah. Sebelumnya, saya minta maaf karena rapat kita sedikit terjeda. Kita langsung mulai saja." Pria berkacamata itu melirik Ceri yang sedari tadi terdiam. Gala sedikit mendekatkan kepalanya ke telinga Ceri. Lalu berbisik, "jangan bertindak aneh untuk sekarang. Yang perlu kamu lakukan hanyalah diam. Ngerti?" ucapnya dengan penekanan.

Ceri bergidik ngeri. Kemudian, ia manggut-manggut, mengiyakan. Selama meeting dimulai, yang Ceri lakukan adalah memperhatikan. Dari apa yang ia dengarkan, banyak di antaranya yang memiliki sebuah kesalahan, lalu Gala tampak meluruskan agar mendapatkan jalan keluar dari permasalahan yang ada.

Aura Gala sangat terpancar bagi siapa pun yang melihatnya. Termasuk Ceri yang memperhatikannya sedari tadi. Gadis bermata sipit itu mengerjap. Matanya tak lepas menatap Gala yang tegas, tatapan yang fokus menatap rekan kerja, disertai tangan yang berekspresi ketika sedang berbicara membuat ketampanan Gala bertambah dua kali lipat.

Ceri terhenyak. Seperti bukan Gala ia kenal dari awal. Di sini, pria yang tinggal seatap dengannya sangat tampak berbeda.

Setelah hampir satu jam rapat berjalan, rasa kantuk mulai menyerang. Ceri menangkupkan wajah di lipatan tangannya di atas meja. Gadis mungil itu mulai terlelap, sampai baru menyadari seseorang telah menepuk pundaknya beberapa kali.

Ia mendongak perlahan, menyipitkan mata sambil membukanya perlahan. Ceri membelalak seketika kala mendapati Gala yang berada di hadapannya.

"Udah puas tidurnya?" tanya Gala.

Ceri mengucek mata. "Maafin Ceri. Ceri ketiduran, ya?"

Gala mengalihkan pandangan, lalu mundur selangkah. "Nggak masalah. Malah lebih bagus kalau kamu tidur. Jadi nggak gangguin rapat tadi," sahut Gala tak merasa bersalah.

Ceri kontan mengerucutkan bibir. "Gala nyebelin!" gerutunya.

"Nggak mau keluar dari sini?" Gala membereskan segala alat kerjanya ke dalam tas.

"Eh." Ceri mengedarkan pandangan. Tak ada siapapun di sana. "Rapatnya udah selesai?" tanyanya yang dijawab anggukan kepala oleh Sang lawan bicara.

CeriGala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang